PPKM Darurat
Warga Petukangan Utara Keluhkan Pungli Bansos Tunai, Begini Bantahan Ketua RT dan Pengurusnya
Ketua RT di Petukangan Utara merespons tudingan seorang warga di lingkungannya terkait pungutan liar penyaluran bansos tunai.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dian Anditya Mutiara
“Dulu memang pernah pas awal-awal BST tahun ini, tapi tujuan kami buat jamuan petugas pos yang mengantar surat undangan,” kata Saman, Jumat (23/7/2021).
“Tapi kalau warga memang nggak mau kasih, ya nggak apa-apa. Kami menerima uang sukarela. Makanya ada yang kasih 2 ribu, 5 ribu, 10 ribu, tetap kami terima,” lanjutnya.
Lurah Petukangan Utara, Fahrul Hertanto akhirnya menemui Saman untuk meminta penjelasan terkait adanya penarikan uang Rp 10.000 per orang.
“Saya bilang ke pak lurah, saya nggak minta, pak. Warga yang kasih, tapi kan orang pada ikut-ikutan kasih, jadi dia kasih. Nggak ada artinya harus jumlah sekian,” ucap Saman.
Bantahan petugas PKK

Para petuga PKK RT ketika dikonfirmasi Wartakotalive.com mengaku bahwa uang yang diberikan warga tersebut merupakan inisiatif.
Yayan mengatakan uang sebesar Rp 20.000 yang diterima PKK merupakan inisiatif warga yang ingin memberi dengan nominal tersebut, bukan paksaan.
“Kadang-kadang ada yang tanya “yang lain pada ngasih berapa, ya kami bilang 20 sih kebanyakan pada ngasih,” ujarnya kepada Wartakotalive.com, Jumat (23/7/2021).
“Kami ikut yang lain, pertama orang kasih Rp 20 ribu, terus ada lagi kasih Rp 20 ribu, jadi yang lain pada ikutan. Kami terima seikhlasnya, tidak mematok kasih berapa,” lanjutnya.
Baca juga: Di Kantor Pos Jatinegara Tidak Ada Antrean Penerima Bantuan Sosial Tunai, Semua ke Bank DKI
Saat mendatangi warga satu per satu penerima BST, PKK RT setempat menyediakan kantong plastik untuk menerima uang sukarela dari warga penerima BST.
Yayan juga mengakui uang sukarela dari warga diberikan kepada petugas pos untuk makan siang dan ongkos sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengantar surat undangan.
“Sebenarnya warga mau kasih 5 ribu, 10 ribu, ya boleh. Ada juga warga yang nggak kasih, ya nggak apa-apa. Itu kan sukarela saja dari warga,” kata Yayan.
“Saya jalan tuh rame-rame, nggak per blok, jadi kami tahu apa yang warga omongin, kita omongin, ya begitu, sama-sama kami jalan,” Atiah menambahkan.
Di sisi lain, Ninik menambahkan selain memberi kepada petugas, uang yang tersisa akan disalurkan kepada warga yang tidak mendapat bantuan BST.
“Bukan untuk kami pribadi, jadi untuk warga yang nggak menerima surat undangan BST, uangnya kami berikan kepada mereka seperti orang yang tidak mampu,” ucapnya.
Baca juga: Bansos Tunai Belum Juga Cair, Ibu ini Menangis Tidak Bisa Beli Beras