Virus Corona
Tanggapi Ajakan Demo Tolak PPKM, Mahfud MD: Hati-hati Kelompok Tidak Murni Manfaatkan Situasi
Seruan aksi demonstrasi bertajuk 'Jokowi End Game' menolak PPKM, muncul di tengah gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Seruan aksi demonstrasi bertajuk 'Jokowi End Game' menolak PPKM, muncul di tengah gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia.
Terkait seruan itu, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, terdapat sekelompok orang yang ingin memanfaatkan situasi untuk menyerang pemerintah.
Mahfud menyebut kelompok itu tak murni.
Baca juga: Angka Penularan Covid-19 di Indonesia 30 Persen, 15 Kali Lebih Tinggi dari India, Jarang di Dunia
"Pemerintah mengetahui bahwa sekelompok orang memiliki keinginan untuk memanfaatkan situasi."
"Tadi ada kelompok yang murni, lalu ada kelompok yang tidak murni."
"Masalahnya itu hanya ingin menentang aja, memanfaatkan situasi," ujar Mahfud.
Baca juga: Warga Rawamangun: Saya Tidak Takut Divaksin, Saya Lebih Takut Keluarga Terpapar Covid-19
Mahfud menjelaskan, kelompok murni adalah mereka yang menyampaikan aspirasinya karena terdampak kebijakan pandemi Covid-19.
Sedangkan kelompok tak murni lebih kepada menyerukan provokasi untuk menyerang pemerintah.
"Apa pun yang diputuskan pemerintah itu diserang, itu ada yang seperti itu."
Baca juga: Ramai Ajakan Demonstrasi Tolak PPKM, Staf Presiden: Yang Dibutuhkan Saat Ini Empati
"Kita harus hati-hati, karena kelompok yang seperti ini kelompok yang tidak murni, selalu provokasi dan menyatakan kebijakan pemerintah selalu salah," tuturnya.
Padahal menurut Mahfud, pada prinsipnya pemerintah Selalu terbuka dan merespons segala aspirasi yang muncul dari masyarakat.
Akan tetapi, dia mengatakan akan lebih baik jika penyaluran aspirasi di tengah pandemi Covid-19 dilakukan atau disampaikan lewat jalur yang tetap, sesuai protokol kesehatan.
Baca juga: Target 181,5 Juta Warga Divaksin Covid-19 Hingga Akhir Tahun, Sentra Vaksinasi Jadi Andalan
"Sebaiknya aspirasi dalam masa pandemi ini disampaikan melalui jalur komunikasi yang sesuai dengan protokol kesehatan."
"Seperti misalnya melalui virtual meeting, webinar, dialog-dialog di televisi, happening art yang menjaga protokol kesehatan, itu silakan."
"Kemudian melalui media sosial dan sebagainya," bebernya.
Baca juga: Mengaku Wartawan, Segerombolan Orang Ambil Sembako untuk Peserta Vaksinasi di Kampus Ibnu Chaldun