Idul Adha
Hendak Dipotong, Sapi Kurban di Cipinang Bali II Mengamuk Seruduk Sepeda Motor, Warga Kewalahan
"Kebetulan sapi itu kan sapi perternakan yang enggak pernah diikat, jadi memang sapinya agak galak," kata Rafli.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Dedy
WARTAKOTALIVE.COM, JATINEGARA - Seekor sapi mengamuk saat hendak dipotong panitia kurban Idul Adha di Jalan Cipinang Bali II RT 07/13, Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur pada Selasa (20/7/2021) pagi.
Saking emosinya, sapi itu berusaha menyeruduk warga yang ada di depannya.
Sontak warga sekitar berlarian menyelamatkan diri agar tidak menjadi korban seruduk sapi.
Rafli, panitia kurban Cipinang Bali II, ditemui Wartakotalive.com, menceritakan, awalnya panitia mau memindahkan hewan kurban tersebut.
Namun, tali yang mengikat antara leher dengan tiang lepas tanpa disadari oleh para panitia.
"Kebetulan sapi itu kan sapi perternakan yang enggak pernah diikat, jadi memang sapinya agak galak," kata Rafli.
Warga sekitar berusaha memegang tali sapi agar tidak sampai menyeruduk warga.
Namun, warga kewalahan mengahadapi seekor sapi tersebut.
Akhirnya sapi itu berlari ke wilayah RT 12 dan puluhan warga mengepung agar tidak ada korban luka.
"Banyak tadi yang berusaha nangkap tali sapinya," jelas dia.
"Ayah saya sempat hampir diseruduk sama sapi itu, tapi enggak kena," tutur Rafli.
Sepeda motor warga sempat menjadi korban serudukan sapi lepas tersebut.
Beruntung, warga RT 12 berhasil memegang tali leher sapi dan warga lain langsung ikut menangkapnya.
Setelah ditangkap warga, sapi itu langsung disembelih dan dagingnya kini sudah dibagikan kepada warga sekitar.
"Sekarang sudah di potong dan sudah didistribusikan juga ke warga," ucapnya.
Masih tunggu pembeli
Hingga hari pelaksanaan Idul Adha, seorang pedagang hewan kurban bernama Shyla masih setia menunggu pembeli sampai Selasa (20/7/2021) siang.
Ia menyewa lapak penjualan hewan di kawasan Condet, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, sejak 12 hari lalu.
Harga sewa lapak selama 12 hari menjual hewan kurban sebesar Rp 2 juta.
Namun masih ada sekitar 10 ekor kambing yang belum laku dijual oleh Shyla.
Ia menceritakan, sejak lima tahun lalu sudah menjadi penjual kambing musiman di sana.
Harganya bervariasi tergantung dari ukuran dan kesehatan kambing yang dijualnya.
"Setiap tahun bisa menjuak kambing sebesar Rp 2 juta hingga Rp 6 juta," ucapnya kepada Wartakotalive.com.
Menurut Shyla, 10 ekor kambing yang tidak laku dijual ini akan dititipkan ke rekannya selama tiga hari masa Tasyrik.
Jika tidak laku dijual juga, maka dirinya akan memelihara kambing tersebut.
Harapannya bisa beranak pinak dan tahun depan bisa dijual kembali anak-anak kambing tersebut.
"Resiko kita juga ini (enggak laku). Dipelihara dulu kali," jelasnya.
Shyla tidak menjual Sapi karena lapak sewanya tak memadai untuk menaruh hewan tersebut.
Kemudian, selama lapaknya berdiri, Shyla tidur di sana agar kambingnya tidak dicuri orang.
"Kita tidur di sini supaya enggak di curi kambingnya," tuturnya
.