PPKM Darurat Jakarta

Demi Periuk Nasi, Sejumlah Penyedia Jasa Servis Ponsel Pintar di ITC Roxy Mas Turun ke Jalan

Para pemilik lapak sementara itu adalah para penyedia jasa servis gawai di ITC Roxy. Mereka pindah ke jalan karena ITC Roxy tutup akibat PPKM Darurat

Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Muhamad Fajar Riyandanu
Sejumlah penyedia jasa servis ponsel pintar di ITC Roxy turun ke Jalan KH. Hasyim Ashari, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat pada Sabtu (17/7/2021). Fauzi yang menggunakan kaos warna cokelat tampak menawarkan jasanya kepada setiap orang yang melintas. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Puluhan lapak servis ponsel pintar terlihat di Jalan KH. Hasyim Ashari, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat pada Sabtu (17/7/2021), siang.

Para warga yang melintasi jalan tersebut akan dengan mudah menemukan lapak-lapak servis, terutama di bawah jalan layang ITC Roxy. 

Para pemilik lapak sementara itu adalah para penyedia jasa servis gawai di ITC Roxy.

Mereka pindah ke jalan karena ITC Roxy tutup akibat PPKM Darurat sejak 3 Juli lalu.

Dua diantara para teknisi ponsel pintar tersebut adalah Zainuddin dan Ahmad Fauzi.

Baca juga: Cerita Sopir Taksi saat PPKM Darurat, Narik Seharian Dapat Rp 9 ribu, Jual Anting Anak Buat Makan

Masing-masing dari mereka punya lapak pribadi di dalam ITC Roxy.

Zainuddin memiliki lapak di lantai 3 dengan nomer 78. Lapak Zainuddin berdiri di atas luas 1,5 meter persegi, dilengkapi dengan dua buah etalase. Lapak Zainuddin bernama whyphone cell.

“Saya mah bukan toko. Saya cuma punya dua meja etalase kecil,” ujar pria yang akrab di sapa Zai tersebut. 

Sama seperti Zainuddin, Ahmad Fauzi juga teknisi ponsel pintar di ITC Roxy. Lapak milik Fauzi terletak di lantai 2 blok B nomor 102 dengan nama Teman Service.

Mereka berdua, bersama puluhan penyedia jasa servis ponsel pintar lain, pindah tempat ke sekitar jalan layang.

Baca juga: Kisah Para Sopir Bajaj: Triple Kill PPKM Darurat, Penghasilan Menghilang, Bansos pun Tak Dapat

Para pengunjung bisa menemui Zai dan Fauzi di bawah jalan layang, tepat di depan ITC Roxy.

Mereka memegang sebuah kardus yang dilukis dengan kalimat “Service Hape, Bisa Ditunggu”.

Lokasi tempat mereka bekerja saat ini berdampak terhadap penghasilan harian yang mereka peroleh. Menurut pengakuan Zai, di dalam ITC Roxy ia bisa meraup Rp. 500 ribu per hari.

Sementara saat membuka jasa servis di pinggi jalan, ia hanya memperoleh Rp. 50 ribu – Rp.150 ribu.

“Saya pernah sehari gak dapat sama sekali. Rata-rata Rp. 50 ribu, paling besar Rp. 150 ribu, lah,” ujar pria asal Brebes, Jawa Tengah tersebut.

Di tengah pendapatan yang menurun drastis, Zai tetap harus menafkahi keluarga di rumah.

Pria yang menetap di Petojo Encek, Gambir, ini memiliki seorang putri yang baru menginjak umur dua tahun.

Cerita yang sama juga dirasakan oleh Fauzi.

Baca juga: PPKM Darurat Belum Selesai, Pengusaha Bioskop Tutup Sementara Semua Operasional Bioskop di Indonesia

Di kondisi normal, Ayah dari 3 orang anak ini meraup untung Rp. 450 – Rp. 500 ribu per hari.

Angka itu menurun dratis saat mereka beralih ke jalanan. Rata-rata, mereka hanya memperoleh Rp. 100 ribu per hari.

Fauzi pun mengaku, penghasilan yang ia bawa pulang pada hari Jumat (16/7), hanya sebesar Rp. 100 ribu. 

ITC Roxy Tutup, Biaya Sewa Tetap Jalan

Selain pendapatan yang menurun, para penyedia jasa servis ponsel pintar juga dibebankan oleh biaya sewa yang harus tetap dibayar.

Kerugian ini harus mereka tanggung karena sistem sewa lapak yang mesti dibayar di muka.

Ringkasnya, mereka menyewa lapak dengan membayar penuh di awal tahun. 

“Biarpun kita gak buka di dalam ITC, kita harus tetap bayar sewa. Saya per tahun itu Rp. 90 juta. Jadi kalau dalam sebulan-dua bulan kita gak ada pemasukan di dalam (ITC Roxy) ya rugi banget.

Seharusnya kan kita target. Sehari dapat sekian, sebulan dapat sekian, setahun dapat sekian,” keluh Zai. 

Fauzi juga merasakan beban yang sama. Ia sudah terlanjur membayar sewa penuh sebesar Rp. 90 juta untuk satu tahun.

Pria asal Cilacap, Jawa Tengah ini mengaku tidak menerima potongan dari pihak pengelola tempat.

“Gak. Gak ada potongan, tetap bayar full. Gak ada uang yang dibalikkin,” ucap Fauzi. 

Selain harus mengikhlaskan biaya sewa lapak yang sudah mereka bayar penuh di awal. Mereka masih harus merogoh kocek lebih dalam.

Usut-punya usut, Zai dan Fauzi harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 50 ribu per hari untuk biaya sewa tempat servis.

“Kita kan servisnya di belakang. Kita di bawah fly over ini kan cari user dulu. Kalau sudah dapat, kita pindah ke belakang. Barangnya kita servis di sana,” ucap Fauzi sembari menunjuk sebuah gang yang terletak di sekitar rel kereta api. 

Jika para pengunjung menyisir seluruh jalan di bawah fly over ITC Roxy, mereka juga akan bertemu dengan banyak pramuniaga yang menawarkan beragam tipe ponsel pintar.

Beberapa dari mereka ada yang menggunakan seragam toko.

Mereka menggelar lapak dan menjajakan beragam jenis gawai dengan membawa mobil pikap terbuka. Ada juga yang membuka lapak dengan memanfaatkan bagasi mobil Avanza.

Namun, para pengunjung akan lebih banyak menemui pedagang maupun penyedia jasa servis lesehan yang menggunakan spanduk bekas sebagai alas lapaknya.

Pukul 12.00 WIB, hawa di bawah jalan layang ITC Roxy cukup gerah. Maklum, saat itu matahari sedang terik-teriknya. Dentuman musik yang disetel keras membikin suasana menjadi lebih cair.

Guna menutupi pendapatan yang mengempis, sejumlah penyedia jasa servis menaikkan biaya dari harga normal. Zai dan Fauzi menjelaskan, kenaikan biaya jasa disebabkan oleh meroketnya harga suku cadang yang dijual di agen. 

“Untuk biaya service naik sejak tanggal 3 Juli. Contoh, harga normal ganti LCD Rp. 300 ribu. Sekarang sudah 350,” jelas Zai. Sejumlah penyedia jasa servis sebenarnya merasa iba kepada para konsumen yang harus membayar biaya servis lebih mahal.

“Kasian juga sih kasih harga ke user sampai Rp. 350-Rp. 450 ribu. Nego-nego boleh sih, tapi jangan banyak-banyak, 10 persen paling ya,” ucap Fauzi, dengan tawa.

Perihal perlengkapan dan alat-alat servis, masing-masing dari Zai dan Fauzi menggunakan milik pribadi.

“Punya sendiri, ngumpul-ngumpulin. Nabung semenjak kerja di Roxy,” ucap Zai dan Fauzi. 

Perubahan aturan PPKM yang lebih diperketat juga menyebabkan perubahan pada pola dan jam kerja.

Zai maupun Fauzi yang sebelumnya bekerja di tempat yang dilengkapi pendingin ruangan, kini, untuk sementara, harus mulai beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru.

“Nikmatin saja. Kalau memang panas kita kepinggir dulu. Kalau sudah sore baru kita agak ketengah-tengah. Adaptasi baru,” ucap Zai. 

Waktu kerja yang dilakoni Zai dan Fauzi juga mengalami perubahan. Saat kondisi normal, Zai dan Fauzi mulai bekerja pukul 10.00 WIB dan baru akan keluar pada pukul 21.00 WIB. Mereka mengikuti waktu buka dan tutup mal ITC Roxy. Sedangkan, ketika di luar, waktu kerja Zai dan Fauzi ralatif lebih pendek.

“Pukul 10.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Kenapa cepat? Karena toko sparepart sudah pada tutup pukul 17.00 WIB,” jelas Fauzi.

Sejumlah penyedia jasa servis ponsel pintar di ITC Roxy turun ke Jalan KH. Hasyim Ashari, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat pada Sabtu (17/7/2021),
Sejumlah penyedia jasa servis ponsel pintar di ITC Roxy turun ke Jalan KH. Hasyim Ashari, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat pada Sabtu (17/7/2021), (Warta Kota/Muhamad Fajar Riyandanu)

Berharap Aturan Perpanjangan PPKM Darurat Dicabut

Menanggapi aturan yang diperpanjang hingga akhir Juli. Zai dan Fauzi sangat menyayangkan kebijakan tersebut.

Menurut mereka, perpanjangan PPKM Darurat akan memperpanjang masa sulit rakyat kecil.

“Tolong lah, sudah cukup. Kalau PPKM Darurat diperpanjang terus, kita mau makan apa. Sedangkan kalau kita diam saja di rumah, siapa yang mau kasih makan?” keluh Fauzi. 

Meski begitu, baik Fauzi dan Zai mengaku sudah pasrah perihal keadaan yang terjadi saat ini. “Keadaannya memang kayak gini sih ya. Mudah-mudahan bisa cepat selesai pendeminya. Bisa berjalan normal lagi,” harap Fauzi. 

Selama masa pandemi, Zai dan Fauzi mengaku tidak pernah mendapat bantuan sosial dari pemerintah.

"Gak pernah dapat. kalau benar ada sih, kita senang sekali ya,” pungkas Zai. (m29)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved