Idul Adha
Jelang Idul Adha 1442 Hijriah, Mari Hidupkan Sunnah dengan Perbanyak Lafaz Takbir
Mari perbanyak amalan sunnah yang disukai Allah SWT. Apa saja amalan tersebut? Berikut penjelasan Ustadz Syafiq Basalamah
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menjelang Idul Adha 1442 Hijriah yang tahun ini akan jatuh pada Selasa 20 Juli 2021.
Mari perbanyak amalan sunnah yang disukai Allah SWT. Apa saja amalan tersebut?
Dikutip dari akun instagram Ustadz Syafiq Basalamah, selain melaksanakan puasa sunnah Dzulhijjah, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah, adalah memperbanyak ucapan Takbir.
Syekh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullahu mengatakan,
يسن التكبير المطلق في كل عشر ذي الحجة وتبتدىء من دخول شهر ذي الحجة إلى آخر اليوم التاسع وسميت عشرا وهي تسع من باب التغليب.
"Disunahkan takbir muthlaq di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Dimulai dari masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai berakhirnya hari ke-9 dan disebut dengan 10, sebagai penggenapan dari 9." (Asy Syarh al Mumti' 5/162)
Baca juga: Penyembelihan Hewan Kurban Dilaksakanan H+1 Idul Adha 1442 H, Begini Caranya
Baca juga: Jadwal dan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah 1442 H Disertai Bahasa Arab dan Latin
Takbir muthlaq adalah takbir yang tidak dibatasi waktu pelaksanaannya. Boleh siang atau malam, setelah atau sebelum salat, dst.
Ada beberapa bentuk takbir,
Pertama,
الله أكبر.. الله أكبر.. لا إله إلا الله ، الله أكبر.. الله أكبر.. ولله الحمد
Kedua,
الله أكبر.. الله أكبر.. الله أكبر.. لا إله إلا الله ، الله أكبر.. الله أكبر.. الله أكبر.. ولله الحمد
Ketiga,
الله أكبر.. الله أكبر.. الله أكبر.. لا إله إلا الله ، الله أكبر.. الله أكبر.. ولله الحمد
Dalam hal ini, syariat meluaskan, kita diperkenankan menggunakan versi yang mana. Barakallahu fiikum
Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan terkait takbir Idul Adha 1442 H.
Diketahui, takbiran jelang Idul Adha atau takbiran 10 hari pertama Dzulhijjah tersebut adalah takbir mutlak dan takbir muqoyyad.
Dikatakan Ustaz Syafiq Basalamah, bacaan takbir mutlak dan bacaan takbir muqoyyad tersebut bisa dibaca oleh ummat muslim pada 10 hari pertama Dzulhijjah atau menjelang Hari Raya Idul Adha.
"TAKBIRANNYA ADA 2 MACAM. APA SAJA ITU?
1. Takbiran yang tidak terikat waktu (takbiran mutlak)
ㅤ
Takbiran yang tidak terikat waktu adalah takbiran yang dilakukan kapan saja, dimana saja, selama masih dalam rentang waktu yang dibolehkan.
ㅤ
Takbir mutlak menjelang idul Adha dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai waktu asar pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Selama tanggal 1 – 13 Dzulhijjah, kaum muslimin disyariatkan memperbanyak ucapan takbir di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja.
Boleh sambil berjalan, di kendaraan, bekerja, berdiri, duduk, ataupun berbaring. demikian pula, takbiran ini bisa dilakukan di rumah, jalan, kantor, sawah, pasar, lapangan, masjid, dst.
Baca juga: Ustadz Khalid Basalamah Ajarkan untuk Perbanyak Dzikir ini di 10 Hari Pertama Dzulhijjah
2. Takbiran yang terikat waktu (takbiran muqoyyad)
ㅤ
Takbiran yang terikat waktu adalah takbiran yang dilaksanakan setiap selesai melaksanakan shalat wajib.
Takbiran ini dimulai sejak setelah shalat subuh tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah shalat Asar tanggal 13 Dzulhijjah.
- Lafadz Takbir (mutlaq/muqoyyad)
ㅤ
Tidak terdapat riwayat lafadz takbir tertentu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hanya saja ada beberapa riwayat dari beberapa sahabat yang mencontohkan lafadz takbir. Diantara riwayat tersebut adalah:
ㅤ
Takbir Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Riwayat dari beliau ada 2 lafadz takbir:
ㅤ
أ- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
Keterangan:
Lafadz: “Allahu Akbar” pada takbir Ibn Mas’ud boleh dibaca dua kali atau tiga kali.
Berikut penjelasan Ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad yang dirangkum Wartakotalive.com dari akun resmi instagram dan video:
Tanggal 1-9 Dzulhijjah
- Puasa sunnah di awal Dzulhijjah
- Perbanyak takbir mutlak, tidak dibatasi dengan waktu dan tempat. Boleh saat di pasar, di jalan, di kendaraan, di rumah diperintahkan untuk terus bertakbir seperti layaknya takbiran hari raya
Bacaan takbir :
اللهُ اكبَرْ، اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد
Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar. Laa illaa haillallahuwaallaahuakbar. Allaahu akbar walillaahil hamd
- Perbanyak amalan sholeh seperti sedekah
- larangan potongan rambut dan kuku dari awal Dzulhijjah sampai hewan kurban disembelih
Larangan mencukur rambut dan memotong kuku bagi orang yang berkurban ini disebutkan dalam sebuah hadist sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut.
“Siapa saja yang ingin berqurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijah (1 Dzulhijah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berqurban,” bunyi hadist HR. Muslim no. 1977 bab 39 halaman 152 tersebut.
Ustadz Adi Hidayat alias UAH dalam sebuah tayangan video kajiannya yang diunggah kanal youtube Ceramah Pendek pada 7 Agustus 2017 silam mengatakan, bahwa hukum larangan tersebut adalah sunnah.
"Apabila dilakukan mendapat pahala, tidak dikerjakan pun tidak menjadi dosa. Tapi hanya kehilangan pahala kebaikan," kata Ustadz Adi Hidayat.
Ustad Abdul Somad juga mengatakan hal yang sama tentang hukum larangan potong kuku dan cukur rambut bagi orang yang berkurban.
"Hukumnya itu sunnah. Bukan rukun, bukan syarat bukan wajib," kata UAS yang dikutip dari tayangan video kajiannya, diunggah oleh kanal YouTube Islam Indonesia pada 27 November 2017 silam.
UAS mengatakan, bagi orang yang punya niat berkurban namun tak melaksanakan larangan tersebut, maka kurbannya tetap sah.
Akan tetapi, UAS menyarankan untuk mengikuti larangan tersebut karena memberikan faedah yang baik.
"Ini terapi dari Nabi Saw. Laksanakan, baik,"
"Tapi bagi orang kurban ada yang potong kuku, kurbannya tetap sah. Karena hukumnya sunnah bukan wajib," tambahnya.
Berikut videonya:
9 Dzulhijjah
- Puasa Arafah
- Perbanyak doa di hari Arafah sebaik-bak doa adalah hari Arafah.
- Perbanyak takbir muqayyad yaitu melafalkan takbir setelah shalat 5 waktu maupun shalat sunnah.
Baiknya tetap mendahulukan dzikir setelah shalat kemudian perbanyak takbir.
Ketentuannya untuk wanita melirihkan suara, sedangkan laki-laki mengeraskan suara takbir
Pada 9 Duzlhijjah bada subuh sampai waktu ashar pada hari Tasyrik yang terakhir (13 Dzulhijjah)
10 Dzulhijjah
- Shalat Idul Adha
- Penyembelihan qurban
- Tidak boleh berpuasa
11, 12, 13 Dzulhijjah
- Penyembelihan qurban
- Tidak boleh berpuasa
- Perbanyak doa sapu jagat : Rabbana aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa adzaaban naar.
Kapan hari raya Idul Adha 1442 H?
Hari raya Idul Adha biasanya selalu dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah.
Untuk tahun 2021, pemerintah belum menetapkan kapan atau pada tanggal berapa Idul Adha dirayakan.
Saat ini, baru Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang telah menetapkan tanggal jatuhnya 10 Dulhijjah 1442 H.
Menurut PP Muhammadiyah, Idul Adha 2021 yang jatuh pada 10 Dzulhijjah 1442 H bertepatan dengan hari Selasa, 20 Juli 2021.
Dalam keputusan PP Muhammadiyah tertuang dalam Maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2021 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1442 Hijriah.
Sebelumnya, PP Muhammadiyah telah menetapkan 1 Zulhijah 1442 H jatuh pada Minggu Pon, 11 Juli 2021.
Ijtimak jelang Zulhijah 1442 H terjadi pada Sabtu Pahing, 10 Juli 2021 pukul 08.19.35 WIB.
Dengan demikian, Hari Arafah jatuh pada Senin, 19 Juli 2021 atau bertepatan dengan 9 Zulhijah 1442 H.
Sementara itu, pemerintah seperti biasa baru akan menetapkan awal Zulhijjah 1442 H melalui sidang isbat yang akan digelar pada Sabtu (10/7/2021) mendatang.
Sidang isbat yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini akan dilakukan secara daring dan terbatas.
"Isbat awal Zulhijjah digelar 10 Juli 2021. Sesuai protokol kesehatan, undangan untuk menghadiri sidang dibatasi hanya Menag dan Wamenag, Majelis Ulama Indonesia, serta Komisi VIII DPR," kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin seperti dalam keterangan tertulis seperti dikutip Serambinews.com, dari laman resmi Kementerian Agama, Senin (5/7/2021).