Covid19 Banten
Wahidin Halim Minta Masyarakat yang Isolasi Mandiri Dibimbing dan Didampingi Nakes
Gubernur Banten Wahidin Halim meminta tenaga kesehatan (nakes) mengawasi pasien Covid-19 yang menjalani isoman, agar proses penyembuhan efektif.

WARTAKOTALIVE.COM< TANGERANG - Gubernur Banten Wahidin Halim mengungkapkan persoalan pandemi Covid-19 adalah ujian bersama sebagai amanah jabatan.
Hal itu diungkap Gubernur dalam Rapat Kelangkaan Obat dan Oksigen di Provinsi Banten yang digelar di Pendopo Kabupaten Tangerang Jalan Ki Samaun No. 1 Kota Tangerang.
Baca juga: Kasus Covid-19 Ibu Kota Melonjak, Masjid KH Hasyim Ashari Disulap Jadi Fasilitas Isoman Pasien OTG
"Tugas kita bagaimana mencegah masyarakat berbondong-bondong ke rumah sakit," ungkap Wahidin, Selasa (13/7/2021).
Menurutnya, dari Pemerintah Pusat ada tiga paket obat untuk yang terkonfirmasi Covid-19 bagi masyarakat kurang mampu, terutama di pedesaan.
"Pemberian obat harus didampingi oleh Babinsa, perawat atau bidan desa. Panglima TNI juga perintahkan Babinsa untuk memberikan bantuan beras bagi masyarakat kurang mampu yang sedang melakukan isolasi mandiri," ucapnya.
Diungkapkan, saat ini anggota masyarakat yang melakukan isolasi mandiri perlu ada yang membimbing atau mendampingi, sehingga tidak terjadi panic buying pada obat-obatan dan oksigen medis.
Baca juga: Pemkot Tangerang Bangun Aplikasi untuk Mendata Pasien Covid-19 yang Menjalani Isolasi Mandiri
Masih menurut Wahidin, saat ini Pemprov Banten mendapat bantuan isi ulang gratis oksigen sebanyak 300 tabung dari PT Krakatau Steel Persero, 300 tabung dari PT Samator Gas, serta bantuan isi ulang mobile sebesar 500 metrik kilogram dari PT Linde Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Wahidin juga kembali menekankan petugas di lapangan untuk lebih menggiatkan penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat lebih sadar dan disiplin terhadap penerapan Protokol Kesehatan.
Wahidin juga mengungkapkan perlunya penambahan rumah isolasi mandiri yang memenuhi syarat serta ruang untuk anak yang terkonfirmasi Covid-19, termasuk pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 untuk masyarakat.
Hal senada juga diungkap Kepala Kejaksaan Tinggi Banten Asep Nana Mulyana, bahwa Covid-19 adalah masalah kemanusiaan.
Baca juga: Kasus Covid-19 Ibu Kota Melonjak, Masjid KH Hasyim Ashari Disulap Jadi Fasilitas Isoman Pasien OTG
Menurut Asep, obat, oksigen dan tingkat keterisian (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit harus diperhatikan.
"Di daerah lain BOR sudah turun," ujarnya.
Diungkapkan, ada pemikiran untuk menambah tempat isolasi mandiri untuk menurunkan BOR. Memanfaatkan sekolah pariwisata dan sekolah lainnya yang memiliki tempat tidur. Namun, konsekuensinya harus menambah paramedis.
"Sesuai perintah Jaksa Agung, kami memantau ketersedian obat yang langka dan mahal. Obat-obatan anti virus, harganya juga melambung tinggi," ujarnya.
"Ini kami dalami apakah karena permintaan meningkat atau penimbunan? Atau karena distribusinya akibat penyekatan. Obat-obatan yang dianggap untuk pengobatan Covid-19 cenderung melonjak," sambungnya.
Baca juga: Luhut: Yang Bilang Penanganan Pandemi Tak Terkendali Silakan Datang, Nanti Saya Tunjukkan ke Mukanya