Vaksinasi Anak
Komisioner KPAI Sebut Animo Vaksinasi Anak Tinggi, tak Ada Penolakan Berarti dari Orang Tua
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan program vaksinasi anak mendapat sambutan positif, baik dari orang tua murid maupun anak-anak.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Valentino Verry
Para orangtua yang diwawancarai KPAI saat mendampingi anaknya di vaksin kata Retno menyatakan sejumlah alasan mengapa menginginkan anaknya divaksin.
Diantaranya kata dia agar anak memiliki kekebalan dari virus corona; aman mengikuti Pembelajar Tatap Muka (PTM); agar anak bergejala ringan ketika tertular covid-19; dan ingin sekolah segera dibuka karena Pembelejaran jarak jauh (PJJ) dinilai kurang efektif.
Insiden di Bali
Baca juga: Sering Donor Plasma Konvalesen Cenderung Miliki Antibodi yang Bertahan Lebih Lama
Insiden kecil kata Retno, mewarnai program vaksin anak di SMPN 1 Sukawati, Bali pada 5 Juli 2021.
Seorang siswi kelas IX tampak pingsan usai memperoleh suntik vaksin.
"Siswi itu langsung mendapat penanganan dari petugas terkait," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, I Wayan Sadra membenarkan bahwa ada satu orang siswi SMPN 1 Sukawati yang pingsan usai divaksin dikarenakan trauma dan takut menjalani vaksinasi.
Sebab, apabila ada keluhan medis tentunya sudah diketahui oleh petugas kesehatan yang melakukan screening sebelum anak itu divaksin. Kondisi Siswi yang pingsan itu, saat ini sudah membaik.
"Insinden pingsannya siswa saat pelaksanaan vaksinasi perdana bagi anak usai 12-17 juga terjadi di Kabupaten Klungkung. Salah satu siswa SMPN 1 Banjarankan mendadak lemas hingga terjatuh usai saat menjalani observasi pasca mendapat suntikan vaksi Covid-19," katanya.
Akibat jatuh, sang anak terluka pada dagu dan patah gigi depan.
Baca juga: Pekan Ini Nakes Bakal Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga Pakai Moderna
Siswa SMP ini terpaksa dilarikan ke RSUD Klungkung untuk mendapat penanganan di RSUD Klungkung dengan dua jahitan pada dagu yang terluka.
Siswa jatuh akibat lemas setelah selesai observasi pasca vaksinasi.
"Lemas dan pusing diduga akibat tensinya rendah. Mungkin karena belum sarapan atau karena takut. Kemungkinan besar bukan karena efek vaksin," kata Retno.
Setelah mendapatkan penanganan, kondisi siswa tersebut berangsur membaik.
"Lantaran sudah sadar dan kondisinya pun stabil, pihak RSUD Klungkung mengizinkan siswa itu untuk pulang," ujarnya.