Berita Nasional
Pandemi Masih Selimuti Negeri, Jokowi Ajak Warga Minta Pertolongan kepada Allah SWT
Presiden Jokowi meminta agar semuanya melakukan ikhtiar batin dengan berdoa kepada Tuhan agar pandemi ini segera usai.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengungkapkan keprihatinan dan dukacita mendalam kepada seluruh warga yang meninggal akibat terpapar Covid-19.
Seperti diketahui, kasus Covid-19 mengalami peningkatan pesat sejak beberapa pekan lalu.
Selain meningkat dari jumlah kasus, jumlah kematian pun makin bertambah.
"Saya menyampaikan dukacita yang mendalam kepada seluruh korban pandemi yang telah wafat. Juga memohon doa kepada Allah SWT, agar semua warga negara yang saat ini sedang terpapar Covid-19, segera diberiNya kesembuhan," tulis Jokowi di Twitter pribadinya, dikutip pada Senin (12/7/2021)
Jokowi menyebut, dalam situasi saat ini, segala ikhtiar telah dilakukan.
Meski demikian, ia meminta agar semuanya melakukan ikhtiar batin dengan berdoa kepada Tuhan agar pandemi ini segera usai.
"Menghadapi situasi sulit ini, selain ikhtiar dengan berbagai usaha lahiriah, kita juga wajib melakukan ikhtiar batiniah dengan memanjatkan doa memohon pertolongan Allah SWT agar beban kita diringankan, dan agar negara kita dan dunia segera terbebas dari pandemi," imbuh presiden.
Seperti diketahui, jumlah pasien Virus Corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 36.197 orang, per Minggu (11/7/2021).
Update kasus Covid- Indonesia menjadi 2.527.203, dari sebelumnya 2.491.006 kasus.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 32.615 orang.
Jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 2.084.724 jiwa, dari pasien sebelumnya sebanyak 2.052.109 jiwa.
Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia bertambah sebanyak 1.007 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 66.464 orang, dari sebelumnya 65.457 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Provinsi DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak, disusul dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Per Minggu (11/7/2021), DKI Jakarta mencatat kasus baru sebanyak 13.133 kasus.
Kemudian, disusul Jawa Barat dengan total 7.399 dan Jawa Tengah dengan total 4.530 kasus.
Moeldoko ingatkan 'lalat politik' jangan ganggu pemerintah
Kepala Staf Presiden Moeldoko sebut, ada lalat politik mengganggu pemerintah.
Dia menilai, lalat politik tersebut tengah menganggu pemerintah dalam penanganan wabah Covid-19 di Indonesia.
Maka Moeldoko mengingatkan agar sejumlah pihak tidak menjadi lalat politik yang kerap menganggu konsentrasi pemerintah menangani darurat Covid-19.
Pernyataan Moeldoko itu ditujukan ke orang-orang yang gaungkan pesimisme Indonesia, bisa keluar dari pandemi Covid-19 yang sangat kental muatan politis.
Baca juga: Moeldoko Pastikan Pemerintah Kompak Satu Komando Tangani Pandemi Covid-19
Baca juga: Obat Cacing Ivermectin Jadi Terapi Covid-19, Moeldoko: Kondisi Kritis, Kita Harus Berbuat Sesuatu
Baca juga: Moeldoko: PPKM Darurat Pilihan Sulit yang Harus Diambil Pemerintah
Dikatakan Moeldoko, saat ini para tenaga medis dan petugas lainnya sedang berjibaku tekan penyebaran Covid-19.
Menurut Moeldoko, jangan sampai konsentrasi tenaga medis tersebut menjadi terganggu karena nada pesimisme itu.
"Mereka yang saat ini bekerja keras bahkan mempertaruhkan hidup, dia bekerja antara hidup dan mati."
"Para tenaga medis, para ASN saat ini telah bekerja keras untuk itu semua. Sekali lagi jangan lah menjadi lalat-lalat politik yang mengganggu," katanya.
Masalah yang dihadapi sekarang ini, kata Moeldoko, yakni masalah kemanusian.
Oleh karena ia menghimbau semuanya untuk bersatupadu dan mengenyampingkan terlebih dahulu perbedaan termasuk perbedaan pandangan politik.
"Kita memikirkan satu kepentingan besar yaitu persoalan kemanusiaan dan itu jauh lebih penting daripada kepentingan pribadi dan golongan."
"Sekali lagi, hanya dengan kebersamaan persoalan bangsa menjadi ringan dan kita bisa atasi bersama. Itu sebuah pesan yang ingin saya sampaikan," pungkasnya.
Sebelumnya Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menyatakan Covid-19 makin ‘mengganas’.
Keluarga, sahabat dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia.
Dia juga mempertanyakan akan sampai kapan bangsa kita akan terus begini.
Ibas khawatir jika sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.
‘"Begini ya, Covid-19 makin ‘mengganas’. Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia."
"Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,’’ kata Ibas melalui keterangannya yang diterima wartawan, Kamis (8/7/2021).
Ibas juga menyampaikan, pemerintah terlihat tidak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua.
Ia mencontohkan, kurangnya tabung oksigen, hal itu menunjukkan antisipasi yang lemah dari pemerintah.
‘’Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” ujar Ibas.
Kasus tabung oksigen ini, menurutnya, merupakan preseden buruk.
Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.
"Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya."
"Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis."
"Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi,’’ ucap Moeldoko.