Aplikasi Jaki
Niken Purnama Berharap Pemprov DKI Perbaiki Sistem Aplikasi JAKI, karena Data Dirinya Bocor
Niken Purnama yang melaporkan warga melanggar protokol kesehatan, minta Pemprov DKI memperbaiki aplikasi JAKI, karena jati dirinya bocor.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry

Kemudian, pada malam hari sekitar pukul 23.00 WIB anak remaja dan beberapa orang dewasa kembali mengintimidasi dengan kata yang sama seperti ibu-ibu.
Keesokan harinya, ia mendengar pecakapan emak-emak kalau Satpol PP yang datang adalah temannya.
Selain berteman dengan emak-emak, Satpol PP itu juga sering makan bareng.
"Saya juga melihat dan mendengar ada yang sebut nama saya. Sampai sekarang ini saya merasa diintimidasi karena masih disindir-sindir," ucapnya.
Menurut dia, dirinya dan kedua orang tuanya sedang menjalani isolasi mandiri paska terpapar Covid-19.
Ia tidak menjelaskan secara rinci, satu keluarga terpapar Covid-19 di mana.
Baca juga: Bawaslu Jajaki Kerja Sama dengan Kemensos Libatkan Pendamping Sosial Untuk Pengawasan Pemilu
Selama isolasi mandiri, ia tidak memdapatkan bantuan apapun dari Pemerintah atau pun RT dan RW.
Bahkan, pihak RT saja tidak ada yang menghubungi untuk menanyakan sekedar kondisi kesehatan.
"Masih takut saya diintimidasi, saya khawatir orang tua saya, lagi ikut isoman punya kormobid takut kenapa-kenapa," jelas dia.
Sebagai informasi, Niken Purnama melaporkan warga Jalan Sukun Delapan, Kecamatan Matraman karena abai terhadap protokol kesehatan.
Warga tidak menggunakan masker saat keluar rumah dan berkerumun di salah satu rumah warga.
Setelah melaporkan, justru warga langsung bisa menebak kalau ia yang melaporkan ke Aplikasi JAKI.
Baca juga: KSPI: Orang Kaya Diberi Keringanan Pajak, Sembako untuk Masyarakat Kecil Malah Dipajaki
Ia pun merasa ada kebocoran data informasi karena warga bisa tahu dirinya yang melaporkan.
Ia pun mencerikan hal ini ke akun sosial media Twitternya bernama @Niken_Purnama.