Kabar Duka
Hakim yang Vonis Rizieq Shihab 4 Tahun Meninggal Dunia, Penyebabnya Belum Diketahui
Suryaman merupakan hakim yang memvonis Habib Rizieq Shihab selama empat tahun atas kasus kebohongan hasil swab test di Rumah Sakit UMMI, Bogor.
Penulis: Miftahul Munir |
Felix juga menyinggung persidangan yang dikatakannya bisa dirancang dengan hasil yang sudah ditentukan sebelumnya.
Meski demikian, ia yakin kebenaran akan menemui jalannya sendiri meskipun dibungkam.
Baca juga: Geger Wacana Tarif Parkir Rp 18.000 Per Jam Bagi Motor, Simak Penjelasan Lengkap Pemprov DKI
Baca juga: Ruhut Sitompul Yakin 180 Juta Rakyat Indonesia Dukung Jokowi Jabat Presiden 3 Periode
Berikut tulisan lengkap Felix Siauw di Instagram pribadinya:
Kebenaran Itu Setia
Para Nabi tidak pernah mundur dari amanahnya, sebab mereka paham persis, bahwasanya urusan agama ini bukan tentang mereka, tapi tentang Yang Mengutus mereka, urusan Allah Ta'ala
Maka saat mereka disulitkan dan disusahkan, difitnah dan didzalimi, dituduh dan dimaki, itu semua ringan bagi mereka, sebab mereka sadar sepenenuhnya, mereka hanya utusan
Tugas mereka hanya menyampaikan dan memperingatkan, mereka hanya middleman, bila ada yang menolak, ada yang melawan, sesungguhnya urusannya dengan Allah, bukan dengan mereka
Rasulullah pun tidak pernah mengeluh saat halangan fisik menghambatnya, tak pernah menyesal ketika keputusan dakwahnya mengakibatkan para sahabat kesulitan, meski ia sangat bersedih
Allah juga sudah menyampaikan, jalan Islam ini tak mudah, para Nabi, shiddiqin, syuhada dan salihin, adalah mereka yang paling akan merasakan, cela, dera dan sengsara di jalan dakwah
Baca juga: Dinobatkan sebagai Ustaz Nomor 2 Paling Radikal, Felix Siauw: Bagi Firaun, Musa itu Radikal Habis!
Sidang bisa dirancang, keputusan mungkin juga sudah direka sebelumnya. Sebab kasus yang diperkarakan pun sudah terang mengada-ada, membagongkan bahkan bagi tukang halu
Kebenaran takkan hilang meski dibungkam, kebenaran itu akan bersuara lantang meski semua diam. Dan tiap kedzaliman takkan lewat tanpa perhitungan, di dunia atau nanti
Keberanian Rasulullah itu mengalir di nadi-nadi keturunannya, dan pada siapapun yang mencintai Rasulullah dan keturunannya. Hari ini semua hanya menjadi penjelas
Duhai Rasulullah, jangan haramkan mata ini memandangmu, hanya karena lemahnya kami di hari-hari ini.
(m26)