PPKM Darurat

Dilema Sopir Taksi di Masa PPKM Darurat: Narik Gak Pernah Untung, Gak Narik Pasti Buntung

Sejak berlakunya aturan PPKM darurat pada 3 Juli lalu, rata-rata penghasilan harian yang diperoleh sopir taksi menurun drastis.

Wartakotalive.com/Muhamad Fajar Riyandanu
Umar Thamsun lebih pilih ngetem daripada keliling cari penumpang. Menunggu order daring sembari berharap ada calon penumpang yang keluar dari Hotel Shangri-La, Rabu (7/7/2021) malam. 

Hal serupa juga diterapkan di perusahaan taksi tempat Umar bekerja.

“Sama aja sih, ini tetap sunyi juga. Gak ada penawaran sama sekali,” ungkap Umar.

Selama masa pandemi, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memberikan Bantuan Sosial (Bansos) kepada masyarakat.

Akan tetapi, setahun lebih pasca kasus awal Covid-19, Umar mengaku belum pernah mendapat jatah Bansos dari Pemerintah. “Gak dapat sama sekali,” beber Umar.

Umar pun berharap, Pemerintah Pusat bisa lebih memperhatikan rakyat kecil. Ia menilai kebijakan PPKM darurat tidak memihak kepada masyarakat bawah.

“Kalau mau pembatasan ya lockdown sekalian. Jangan PPKM separuh-separuh. Pemerintah ngasih makan rakyatnya,” tegas Umar.

Ia menilai, pekerjaan sebagai supir taksi tidak bisa disamakan dengan pekerjaan pegawai negeri atau karyawan swasta.

“Mereka enak setiap tanggal 1 gajian. Coba kita yang diupah harian, kalau kita gak jalan, gak ada penghasilan. Sementara konsumennya gak. ada Kita sebagai orang tua bisa puasa, Anak kan gak bisa? Masak anak kita suruh puasa setiap hari?” ujar Umar. (m29)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved