Virus Corona

KISAH Muroh, Petugas PJU Banting Setir Jadi Sopir Ambulans Jenazah Covid-19 Saking Banyaknya Korban

Banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal mendorong seorang petugas PJU beralih profesi menjadi sopir ambulans khusus jenazah Covid-19.

Warta Kota/Rizki Amana
Muroh (59) selaku sopir ambulans jenazah khusus infeksi covid-19 saat ditemui di TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangsel.  

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG SELATAN - Angka kematian akibat infeksi Covid-19 di Indonesia terus meningkat seiring peningkatan kasus infeksinya. 

Peningkatan angka kematian juga dialami wialayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di tengah ledakan kasus infeksi Covid-19.

Meningkatnya angka kematian berimbas akan kebutuhan perangkat pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan.

Baca juga: Kasus Virus Corona Jakarta Melonjak, Stok Obat Covid-19 Kian Langka di Pasaran

Tak terkecuali profesi sopir ambulans khusus penanganan infeksi covid-19 maupun pengantaran jenazah hingga ke liang lahat. 

Peralihan profesi tersebut dialami Muroh (59), yang semula berprofesi sebagai petugas Penerangan Jalan Umum (PJU)

Ia mengaku baru tiga hari menjalani profesi sopir mobil jenazah khusus infeksi Covid-19.

Baca juga: Ketua IDI Bekasi Meninggal Terpapar Covid-19, Dikenal Sebagai Dokter Panutan Rajin Bekerja dan Sigap

 "Baru 3 hari ini (sebagai sopir mobil jenazah infeksi covid-19). Dulu di pemasangan PJU, karena keadaan mendadak, ya banyak meninggal jadi kita dibutuhkan dan dipakai," katanya kepada Wartakotalive.com saat ditemui di TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangsel, Selasa (6/7/2021).

Menjadi sopir mobil pengatar jenazah infeksi covid-19, merupakan pengalaman tersendiri baginya. 

Saat pertama menjalani profesi tersebut, Muroh mengaku pihak keluraga sempat melontarkan rasa keberatannya. 

Baca juga: Putus Penyebaran Covid-19, Pemkot Jaksel Gelar Vaksinasi Khusus Anak Usia 12-17 Tahun

Mengingat ia bakal kerap bersinggungan langsung dengan banyak orang maupun jenazah infeksi Covid-19 di tengah penularan dan penyebaran yang masif terjadi. 

Namun, Muroh mengaku kerap memberi pengertian kepada keluarganya tentang profesi barunya itu. 

"Ya seperti awalnya kurang diizinkan, tapi kita bicarakan dengan tenang dan benar akhirnya dibolehkan, yang penting syarat-syaratnya lengkap APD (alat pelindung diri)," jelasnya. 

Ayah empat anak itu pun mengakui sempat mendapati kisah pilu dari keluarga jenazah saat akan melakukan perjalanan. 

Baca juga: Kasus Covid-19 Ibu Kota Meledak, TPU Tegal Alur Makamkan Sebanyak 66 Jenazah Dalam Sehari

Tak jarang, keluarga jenazah menangis terisak-isak di dalam mobil jenazah yang dibawanya. 

Bahkan, terkadang ada keluarga jenazah yang menahan mobil yang dikendarainya itu untuk dapat berjalan menuju lokasi pemakaman. 

"Pernah ada keluarga menangis di dalam mobil, terus ada keluarganya datang nanti beri pengertiannya, saudaranya tenangkan, jangan ditangisin," tuturnya.

Kisah lain yang membuatnya saat ini jadi terbiasa melakukan adalah mengangkat jenazah terinfeksi Covid-19 bersama petugas lainnya.

Baca juga: 53 Jenazah Covid-19 Dimakamkan di TPU Padurenan Bekasi Dalam Sehari

Jenazah itu dimasukkan ke dalam peti yang telah disediakan pelayanan kesehatan setempat. 

Tak jarang Muroh menjemput langsung dan memasukkan jenazah ke peti di rumah pasien terinfeksi Covid-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandirinya.

Muroh bersama petugas pemakaman TPU Jombang sedang mengangkat peti jenazah terinfeksi Covid-19 menunu liang lahat.
Muroh bersama petugas pemakaman TPU Jombang sedang mengangkat peti jenazah terinfeksi Covid-19 menunu liang lahat. (Warta Kota/Rizki Amana)

Dalam sehari Muroh kerap bolak-balik mengendarai mobil jenazah tersebut guna melakukan penjemputan jenazah hingga lokasi pemakamannya di TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangsel. 

"Dari jam 9.00 pagi sampai sekarang ini, baru empat jenazah. Ini mau balik lagi, ada lagi khusus daerah Tangsel. Dari rumah sakit, dari rumah ya campur-campur lah. Kita kan dapat kabar dari kantor. Kadang petinya bawa kosong, ya dipetiin di rumah korban, seperti tadi barusan. Kadang-kadang sudah dalam petinya," katanya. 

Baca juga: 38 Petugas Pemulasaran Jenazah Pasien Covid-19 Disebar ke Pulau-pulau Permukiman di Kepulauan Seribu

Kendati kerap melakukan pemakaman jenazah infeksi Covid-19 dan bersinggungan dengan banyak orang, Muroh mengaku terus menjaga penerapan protokol kesehatan dengan ketat. 

Pasalnya, ia mengaku telah berjanji kepada sang keluarga tercinta untuk dapat menjaga protokol kesehatan Covid-19 pasca menjalani profesi barunya tersebut. 

"Itu sih Lillahi Ta'ala saja, itu nasib seseorang sudah ditentukan oleh Maha Kuasa itu saja. Yang penting kita semangat saja, yang penting protokol kesehatannya dijalankan. Buka baju, dalaman, langsung basahin terus mandi jaga protokol kesehatan," tuturnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved