Virus Corona Jakarta
Kasus Virus Corona Jakarta Melonjak, Stok Obat Covid-19 Kian Langka di Pasaran
Kasus Virus Corona Ibu Kota Melonjak, Stok Obat Covid-19 Kian Langka di Pasaran. Berikut Selengkapnya
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, CILANDAK - seiring dengan melonjaknya kasus virus corona Jakarta, permintaan obat covid-19 pun meningkat tajam.
Obat-obatan yang umumnya dipakai untuk mengurangi gejala covid-19 pun kini kian langka di pasaran.
Seperti halnya di wilayah Jakarta Selatan pada Selasa (6/7/2021), sejumlah apotek mengaku telah kehabisan stok berbagai merek obat.
“Habis seminggu yang lalu, stoknya kosong. Tiap hari banyak yang tanya ke sini, tapi stok nggak ada,” ujar Aslan, asisten apoteker di Apotek K-24.
Tak hanya di Apotek K-24, Apotek Melawai juga mengaku kehabisan stok obat Covid-19. Jika stok obat ada, langsung habis dibeli.
“Kosong obatnya. Kalau ada juga, langsung habis dibeli,” ucap petugas apotek yang tak menyebutkan nama karena melayani pembeli.
Baca juga: Hari Keempat PPKM Darurat, Polda Metro Jaya Klaim Jumlah Kendaraan Menurun Drastis Hari Ini
Hal sama juga terjadi di Apotek Cipete Raya, Cilandak, Jakarta Selatan.
Petugas meminta nomor telepon untuk nanti dihubungi jika stok obat tersedia.
“Stok kosong, belum datang. Sudah 3 hari stok kosong. Nanti dikabari kalau sudah ada obatnya,” ujar Rani, petugas apotek.
Baca juga: Kasus Covid-19 Ibu Kota Kian Tinggi, Anies Minta Perusahaan Non Esensial Patuhi PPKM Darurat
Namun, ada juga apotek yang hanya memiliki satu stok obat saja, yakni Azithromycin 500 mg tablet.
Asisten apoteker Apotek Sanafarma, Kiki mengatakan harga satu tablet Azithromycin 500 mg dipatok Rp 12.000.
“Itu harus pake resep dokter. Stok obatnya masih cukup (untuk Azithromycin 500 mg tablet), ujar Kiki.
Baca juga: Anies Baswedan Tegur Keras Manager HRD yang tetap Pekerjakan Karyawan Hamil Selama Masa PPKM Darurat
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) obat-obatan yang digunakan dalam masa pandemi Covid-19.
Penetapan harga itu diterbitkan dalam bentuk Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4826/2021.
Berikut harga eceran tertinggi (HET) sejumlah obat yang ditetapkan Kementerian Kesehatan:
- Favipiravir 200 mg tablet: Rp 22.500
- Remdesivir 100 mg injeksi vial: Rp 510.000
- Oseltamivir 75 mg kapsul: Rp 26.500 / 26.000
- Intravenous immunoglobulin 5 persen 50 ml infus: Rp 3.262.300
- Intravenous immunoglobulin 10 persen 25 ml infus: Rp 3.965.000
- Intravenous immunoglobulin 10 persen 50 ml infus: Rp 6.174.900
- Ivermectin 12 mg tablet Rp 7.500
- Tocilizumab 400 mg/20 ml infus: Rp 5.710.600
- Tocilizumab 80 mg/4 ml infus: Rp 1.162.200
- Azithromycin 500 mg tablet: Rp 1.700
- Azithromycin 500 mg infus: Rp 95.400