Berita Nasional
Wasekjend PBNU: Penyebaran Informasi Kondisi Muslim di Uighur China Lebih Banyak Propagandanya
Selama berkunjung ke China, khususnya Uighur, Imam melihat banyak makam-makam tokoh Islam di sana sangat terawat
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Isu mengenai muslim Uighur menjadi topik perbincangan hangat di kalangan dunia, termasuk bagi masyarakat Indonesia.
Sejumlah pemberitaan media asing maupun laporan dari lembaga kemanusiaan menyebutkan, telah terjadi dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan secara kejam terhadap umat muslim di wilayah China tersebut.
Isu ini pun yang diangkat dalam sebuah seminar yang berlangsung di Depok, Jawa Barat.
Direktur Eksekutif Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC) Robi Sugara menungkapkan, acara seminar nasional ini digelar untuk memberikan prespektif baru tentang situasi dan kondisi sebenarnya muslim Uighur
Baca juga: Demo Kedubes China, Mahasiswa: Stop Genosida Etnis Uighur
Baca juga: PENJELASAN China Terkait Muslimah Uighur Dipaksa Aborsi dan Pakai Kontrasepsi Khusus yang Bahaya
Acara offline digelar di Hotel Margo Depok yang dibatasi hanya 25 peserta dengan menggunakan protokoler kesehatan yang ketat.
Kemudian untuk acara online disiarkan melalui aplikasi zoom dan youtube secara live.
Acara seminar diisi oleh 4 narasumber yaitu KH Imam Pituduh, Novi Basuki, Irfan Ilmie, dan Ahmad Syaefuddin Zuhri.
Imam Pituduh adalah wakil sekertaris jenderal PBNU bidang luar negeri yang pernah beberapa kali mengunjungi wilayah Uighur.
Kemudian Novi Basuki mendapatkan pendidikan S1 sampai S3 di China untuk jurusan politik internasional. Irfan Ilmie adalah wartawan senior yang sedang bertugas di China.
Kemudian Ahmad Syaefudin Zuhri saat ini sedang menyelesaikan doktoralnya di Wuhan, China untuk jurusan hubungan internasional.
Baca juga: MANUSIA Tertua di Dunia Ada di Uighur China, Berasal dari Etnis Minoritas di Daerah Otonom Muslim
Imam Pituduh dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa berita tentang muslim Uighur yang tersebar di Indonesia lebih banyak propagandanya ketimbang faktanya.
Selama berkunjung ke China, khususnya Uighur, Imam melihat banyak makam-makam tokoh Islam di sana sangat terawat, juga masjid yang sudah berusia ratusan tahun masih terjaga dengan baik.
"Apa yang ada di muslim Uighur tidak serta merta dianggap penindasan, saya berkunjung ke pedesaan dan kehidupan mereka sangat Makmur, dan saya juga berinteraksi secara bebas disana, termasuk melaksanakan salat Jumat,” jelas Imam melalui keterangan tertulisnya, Senin (5/7/2021)
Kemudian Novi Basuki menjelaskan bahwa China saat ini sangat berbeda dengan China era Mao dimana dalam banyak dokumen bermusuhan dengan agama.
Tetapi China sekarang memiliki konstitusi bahwa warga China berhak memeluk agama manapun, termasuk menjamin kebebasan untuk tidak beragama.