Kabar Duka

Pak Harmoko Trending Topic, Ucapan Bela Sungkawa Mengalir, Netizen Mengenang Gaya dan Ciri Khasnya

Mantan Menteri Penerangan era Orde Baru, Harmoko meninggal dunia dalam usia 82 tahun. Pak Harmoko pun trending topic, netizen mengenang gayanya

twitter @fadlizon
Selain mengucapkan bela sungkawa, anggota DPR Fadli ZOn membangijab Foto kenangan tahun 2013 ketika Pak Harmoko memberikan mesin jetik dan kopiah kepadanya. Koyah yg dipakai sebagai Ketua MPR RI th 1998. Harmoko meninggal dunia Minggu (4/7/2021) dalam usia 82 tahun karena sakit. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Mantan Menteri Penerangan era Orde Baru, Harmoko meninggal dunia dalam usia 82 tahun.

Harmoko meninggal dunia hari Minggu (4/7/2021) pukul 20.22 WIB di RSPAD Gatot SUbroto.

Ia memang telah berjuang dengan sakit sejak usia 77 tahun.

Baca juga: Menteri Penerangan Era Orde Baru dan Ketua MPR Harmoko Meninggal Dunia

Baca juga: Harmoko Meninggal Dunia: Loyalis Soeharto yang Akhirnya Berbalik Arah

Dan pagi ini nama Pak Harmoko pun trending twitter.

Banyak tokoh menyampaikan bela sungkawa.

Sementara Netizen memperbincangkan gaya dan ciri khasnya semasa menjabat menteri.

Berikut sebagian cuitan ucapan duka cita tokoh dan komentar netizen 

@fadlizon: Innalillahi wa innailaihi rojiun. Selamat jalan P Harmoko bin Asmoprawiro smg husnul khotimah n diberi tempat mulia di sisi Allah SWT. Foto thn 2013 kenangan ketika P Harmoko memberikan mesin tik beliau pd sy juga kopiah yg dipakai sbg Ketua MPR RI th 1998. al Fatihah.

Baca juga: Prediksi Line Up dan Live Streaming Italia vs Spanyol Rabu 7 Juli 2021 Pukul 02.00 WIB, Adu Trisula

@na_dirs: Pak Harmoko wafat. Mantan Menteri Penerangan, Ketum Golkar, Ketua DPR/MPR di masa orde baru yg terkenal dg ujarannya: “atas petunjuk bapak Presiden.” Membredel majalah Tempo adalah salah satu “prestasinya”. Pendukung Soeharto yg berbalik arah meminta Presiden mundur. Al fatihah

@ryuhasan: Pas Pak Harmoko safari romadon, dari 53 dokter di kabupaten saya satu2nya yang nggak datang di balai pertemuan kabupaten. Langsung aku disatru bupati

@sudjiwotedjo: Pak Harmoko .. Sugeng tindak .. mugi pinanggihan malih ing mangke .. #utangRasa. Mungkin banyak bangsa ini mengenang sisi “buruk” darimu, tapi aku ber #utangRasa krn berkesempatan melihat sisi “baik” darimu

Baca juga: SIAPAKAH Doni Salmanan, Viral Sawer Reza Arap Rp1 Miliar saat Live Streaming Games? Ini Sosoknya

@PutraErlangga_: Innalillahi wainnailaihi rojiun semoga Husnul khotimah Aamiin. Selamat Jalan Pak Harmoko

@zenrs: Pak Harmoko meninggal dunia. RIP. Tepat ketika juru urusan kesehatan menampik kata "kolaps" dengan kata "over kapasitas".

@1keadilan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Pak Harmoko, mantan Menteri Penerangan zaman Orba, meninggal dunia.

@katzedikke: Dulu pak Harmoko kepanjangannya Hari Hari Omong Kosong. Maafkan kami ya pak, ternyata jaman bapak kehidupan rakyat msh lebih baik. Semoga husnul khotimah

@iam_mursyid29: Orang Madura : "Indonesia itu presidennya banyak. Ada harmoko, moerdiono,soedomo" Orang jawa : "Lhoo kalo pak harto ?" Orang Madura : "Itu kan rajaa pak..!!!" *Joke jadul buat mengenang Pak Harmoko yg barusan wafat. Bihusnil khotimah pak.

@TogaHQ: Segalanya milik Allah dan semuanya akan kembali pula kepada-Nya. Lahu Al-Fatihah. Pernah berkunjung ke kediaman Pak Harmoko beberapa tahun lalu. Beliau ramah sekali. Memberi hadiah buku-buku dng pesan-pesan yg ditulis tangan.

Baca juga: Penambahan Kasus Harian Covid-19 di Ibu Kota Capai 10.485 Orang

@TeguhImamSuryaD: Wartawan H Harmoko diterima oleh Presiden Soekarno tahun 1963. Malam ini, pak Harmoko wafat di usia 82 tahun. Semoga almarhum husnul khotimah. Amin.

@Megatop99: HAL YANG SAYA KAGUMI dari diri almarhum Pak Harmoko: 1.Tidak berpendidikan tinggi tapi sukses dlm jurnalistik&Politik. 2.Berani menyatakan spy Soeharto mundur. 3.Era Reformasi beliau "pensiun" berpolitik.

@stevesakurasi: Rip pak Harmoko.. pas SD inget bngt kl ada soal ttg bpk Menteri Penerangan ini.

@WitjEdi: "Menurut petunjuk Bapak presiden .." ..kata kata yg tdk terlupakan ..sewaktu SMA sy dijulukin harmoko. ....Selamat jalan pak harmoko ... semoga semua amal ibadah dan kebaikan Bapak di terima Allah SWT dan diampuni segala salah

@kokoromyy: Pernah di dongengin guru di sekolah, "jadilah orang pinter, orang pinter itu yang jarang kena masalah, contohnya pak harmoko. Dia dekat dengan pa harto, tapi waktu ribut ribut pa harto dia ngga kebawa bawa"

Baca juga: Puluhan Pengendara Diputarbalik di Pos Batu Ceper, Kedapatan Tak Pakai Masker Didenda Rp 50 Ribu

Profil Harmoko

Harmoko adalah mantan Ketua DPR/MPR RI di pengujung rezim Soeharto selama 32 tahun.

Harmoko dikenal sebagai sosok Orang Dekat sekaligus tokoh yang meminta Soeharto agar mundur dari jabatan presiden pada masa krisis moneter 1998.

PIMPINAN DPR yang terdiri dari Ketua Harmoko, Wakil Ketua Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad (tidak nampak) di Gedung DPR, Senin (18/5/1998), membuat pernyataan mengimbau Presiden Soeharto mengundurkan diri.
PIMPINAN DPR yang terdiri dari Ketua Harmoko, Wakil Ketua Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad (tidak nampak) di Gedung DPR, Senin (18/5/1998), membuat pernyataan mengimbau Presiden Soeharto mengundurkan diri. (Kompas/Johnny TG)

Berkarir sebagai jurnalis hingga menjadi politikus terkenal bangsa Indonesia.

Jejak pergulatannya di dunia wartawan selama 23 tahun mengantarkannya menjadi menteri penerangan zaman Presiden Soeharto.

Bukan hanya itu, ia juga menjadi politikus dan Ketua MPR RI yang sekaligus meminta Soeharto mundur dari jabatan presiden karena desakan rakyat Indonesia kala krisis ekonomi moneter.

Harmoko menjadi Menteri Penerangan Republik Indonesia pada era Orde Baru selama 3 periode berturut-turut dari tahun 1983 hingga tahun 1997.

Baca juga: BPK RI Rekomendasikan BPJS Ketenagakerjaan Cut Loss 6 Saham, Pakar Sebut Bikin Gaduh Pasar Bursa

Selain itu, pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 7 Februari 1939 itu juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar dari tahun 1993 selama 5 tahun.

Karirnya sebelum terjun di dunia politik, pada awalnya Harmoko merupakan seorang wartawan dan kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka setelah lulus dari sekolah menengah.

Kemudian pada tahun 1964 mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat ini juga pernah menjadi wartawan di Harian Angkatan Bersenjata.

Satu tahun berselang, kariernya semakin menanjak. Selain menjadi wartawan di Harian API, Harmoko juga dipercayakan sebagai Pemimpin Redaksi surat kabar berbahasa Jawa, Merdiko.

Lalu, pada tahun 1966 hingga 1968, Beliau pun menjadi penanggung jawab Harian Mimbar Kita.

Dan tepat pada16 April 1970 bersama rekan-rekannya, Harmoko mendirikan Harian Pos Kota.

Dalam rezim kepemimpinannya, oplah Post Kota meningkat hingga mencapai 200.000 eksemplar pada tahun 1983.

Kredibelitas Harmoko membuatnya dilirik Presiden Soeharto hingga akhirnya ia berhasil menjabat sebagai Menteri Penerangan RI selama 14 tahun sejak 1983.

Baca juga: PPKM Darurat Tak Berpengaruh Banyak pada Persiapan PON Tim Softball Banten

Selama menjabat sebagai Menteri, dapat dikatakan Harmoko menjadi salah satu orang kepercayaan ke-2 Presiden Soeharto.

Harmoko dianggap mampu menerjemahkan gagasan-gagasan Soeharto kala itu.

Bahkan, Ia juga pencetus ide Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa) yang berfungsi untuk menyampaikan informasi dari pemerintah ke publik.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini juga sosok dibalik pembredelan Tempo, DeTik, dan Editor dengan tujuan demi kestabilan pemerintahan.

Sebagai sosok yang bergelut dengan pers, sebetulnya ia paham pembredelan sangat menyakitkan. Namun, apa boleh buat itu adalah perintah.

Menjelan Pemilihan tahun 1998, Presiden Soeharto sebetulnya sudah berniat mundur.

Tapi, Harmoko tetap mendukungnya untuk melanjutkan pemerintahan.

Baca juga: BPK RI Rekomendasikan BPJS Ketenagakerjaan Cut Loss 6 Saham, Pakar Sebut Bikin Gaduh Pasar Bursa

Setelah kembali terpilih, ternyata gejolak akibat krisis moneter semakin menjadi hingga terjadi kerusuhan Mei 1998.

Hal tak terduga terjadi tanggal 18 Mei 1998. Harmoko mengeluarkan keterangan pers dan meminta supaya Presiden Soeharto mundur.

“Demi persatuan dan kesatuan Bangsa pimpinan DPR baik Ketua maupun Wakil Ketua, mengharapkan presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana,” ucap Harmoko.

Hal tersebut yang membuat ketegangan antara keluarga Cendana Soeharto dan Harmoko.

Mereka pun tidak pernah bertatap muka lagi hingga tahun 2008, Harmoko menjenguk Soeharto di RSPP dan menjadi pertemuan yang terakhir sebelum Soeharto meninggal.

Baca juga: Muhammad Toha Bek Persita Tangerang Prediksi Brasil dan Argentina Bertemu di Laga Final

Setelah tumbangnya Orde Baru (Orba) dan lahirnya Era Reformasi nama Harmoko tak muncul lagi dalam aktivitas politik.

Tak lama muncul, Harmoko mulai aktif kembali dengan dunia lamanya yakni tulis menulis.

Harmoko sesekali menulis di kolom Ngopi Pos Kota. Pada tahun 2016, Harmoko mengalami penurunan kesehatan karena kerusakan saraf motorik otak belakang.

Harmoko berjuang untuk memulihkan kesehatannya yang memasuki usianya ke-77 tahun.

Jejak karir Harmoko:

Wartawan dan Kartunis Harian Merdeka (1960)

Wartawan Harian Angkatan Bersenjata (1964)

Wartawan Harian API (1965)

Pemred Harian Merdiko (1965)

Pendiri Harian Pos Kota (1970)

Pemimpin dan Penanggung Jawab Harian Mimbar Kita (1966-1968)

Menteri Penerangan Indonesia (1983-1997)

Ketua Umum Golkar (1993-1998)

Ketua DPR RI (1997-1999)

Ketua MPR RI (1997-1999)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved