Berita Duka
Berjarak dengan Megawati, SBY Akrab dengan Rachmawati, Simak Cerita SBY Tentang Sosok Bu Rachma
Melalui laman Facebook, SBY memberikan tulisan panjang mengiring kepergian Rachmawati Soekarnoputri.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Meninggalnya salah satu putri Bung Karno, Diah Permana Rachmawati Sukarno alias Rachmawati Soekarnoputri menjadi duka mendalam bagi orang-orang terdekatnya.
Rachmawati meninggal dunia pada Sabtu (3/7/2021) pagi di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Bu Rachma sebelumnya dikabarkan terpapar Covid-19.
Jenazah Rachmawati Soekarnoputri di makamkan di TPU Karet Bivak Blok AA1, Tanah Abang Jakarta Pusat, di hari yang sama.
Pemakaman pun dilakukan dengan prokes ketat.
Keluarga memakamkan almarhumah Rachmawati Soekarnoputri tepat di samping makam ibunya yaitu Fatmawati Soekarno.
Sejumlah tokoh nasional menyampaikan duka-cita dan atas kepergian sosok yang dikenal cukup kritis itu.
Baca juga: Jenazah Rachmawati Soekarnoputri Dimakamkan di Karet Bivak, Keluarga: Disamping Makam Ibu Fatmawati
Baca juga: Kenang Rachmawati Soekarnoputri, Yusril: Beliau Sosok Kritis, Nasionalis Sejati, Tidak Kejar Jabatan
Tanpa terkecuali presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.
Tidak banyak orang tahu kedekatan antara SBY dan Rachmawati.
Yang banyak terekspos, adalah hubungan antara SBY dan Megawati Soekarnoputri yang diketahui sempat renggang usai SBY menjadi presiden.
Melalui laman Facebook, SBY memberikan tulisan panjang mengiring kepergian Rachmawati Soekarnoputri.
Pada pembuka tulisannya, SBY mengaku terkejut mendengar kabar wafatnya Rachmawati.
Selanjutnya, SBY menceritakan awal-awal perkenalannya dengan Rachmawati hingga akhirnya bisa menjalin relasi dekat.
Baca juga: Sebelum Meninggal Dunia, Rachmawati Soekarnoputri Sempat Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar
Bahkan, ketika dirinya terpilih menjadi presiden, SBY menunjuk Rachmawati sebagai salah satu Dewan Pertimbangan Presiden.

Berikut tulisan lengkap SBY yang ditulis diFacebook pribadinya
Hari ini, kita semua terkejut atas berpulangnya Ibu Rachmawati Soekarnoputri ke Rahmatullah karena menderita Covid-19. Semoga almarhumah diterima oleh Allah Swt serta ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya.
Sungguhpun Ibu Rachmawati adalah manusia biasa, seperti kita semua, banyak yang telah diperbuat untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Saya yakin Allah akan menimbang segala ibadah, amal dan kebaikan almarhumah selama hidup di dunia.
Sebagai seorang sahabat, secara pribadi saya punya banyak kenangan dengan Ibu Rachmawati.
Melalui mimbar ini, beberapa di antaranya ingin saya sampaikan kepada khalayak semua, sungguhpun rasa duka dan kehilangan masih menyelimuti keluarga dan sahabat-sahabat beliau di hari kewafatannya ini.
Baca juga: Presiden Jokowi Sampaikan Duka Cita Atas Meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri
Pertama kali saya mengenal Ibu Rachmawati (secara pribadi) pada akhir Mei 2001. Waktu itu beliau meminta saya (dalam kapasitas saya sebagai Menko Polkam) untuk menyampaikan "keynote speech" pada acara haul Bung Karno yang ke seratus tahun.
Secara khusus saya diminta untuk berbicara tentang Tri Sakti Bung Karno.
Tentu dengan senang hati permintaan itu saya penuhi mengingat dahulu kala, ketika masih menjadi remaja, saya aktif dan senang mengikuti pikiran dan pidato-pidato Bung Karno.
Di hadapan peserta acara haul yang cukup representatif, saya kemukakan pandangan saya tentang Tri Sakti Bung Karno tersebut. Tentu bukan kata-kata harfiahnya, tetapi bagaimana Tri Sakti tersebut diaktualisasikan menjawab tantangan kehidupan bangsa yang terus berkembang dari satu dekade ke dekade yang lain.
Kenangan lain yang perlu saya kemukakan adalah ketika Ibu Rachmawati saya berikan kepercayaan, tugas dan kehormatan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Kepercayaan dan amanah yang diberikan oleh negara itu beliau jalankan dengan serius dan penuh rasa tanggung jawab. Beliau melibatkan diri secara aktif, dengan antara lain memberikan pandangan, masukan dan usulan kepada saya selaku Presiden.
Tentu semuanya demi kepentingan dan kebaikan rakyat Indonesia.
Jika materi yang disampaikan cukup sensitif dan kalau disampaikan di hadapan hadirin yang lain bisa menimbulkan kontroversi dan misinterpretasi, beliau sampaikan secara langsung kepada saya dengan didampingi staf beliau.
Terhadap sejumlah isu nasional nampak kalau Ibu Rachmawati memiliki kepedulian yang tinggi, serta nampak pula bahwa beliau ingin menjadi bagian dari solusi.
Memang bukan hanya Ibu Rachmawati yang memilih bicara dengan saya "one on one" terhadap isu-isu yang kritikal, karena dinilai lebih efektif dan bahkan beliau-beliau itu bisa berdiskusi secara mendalam dengan saya.
Kedua mantan Ketua Wantimpres di era kepresidenan saya, yaitu Bapak Ali Alatas (alm) dan Bapak Emil Salim, yang terkenal kritis (termasuk kepada saya), juga kerap memilih cara-cara pertemuan langsung tersebut.
Selama mengemban tugas bersama di lembaga kepresidenan (lingkup besar) itulah saya mengenal sosok Ibu Rachmawati, termasuk karakter, pikiran dan idealismenya yang sedikit banyak mewarisi pikiran-pikiran besar ayahandanya, Sang Proklamator, pejuang bangsa dan Presiden Republik Indonesia pertama.
Dalam kaitan ini, khususnya apa yang dilakukan oleh Ibu Rachmawati sebagai anggota Wantimpres, secara tulus saya mengucapkan terima kasih, rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Pertemuan terakhir saya dengan Ibu Rachmawati adalah ketika beliau berkunjung ke rumah saya di Cikeas pada 11 Maret 2021 (tiga setengah bulan yang lalu).
Waktu itu beliau sengaja menemui saya sebagai wujud kepedulian serta simpati dan empati yang diberikan kepada keluarga besar Partai Demokrat, yang tengah menghadapi cobaan dan ujian sejarah.
Tentu saya sangat terharu ketika masih ada yang mau dan berani bertemu dengan saya kala itu.
Sebenarnya saat itu, di samping beliau, tak terhitung pula para tokoh dan sahabat yang secara diam-diam datang menemui saya.
Mereka juga ingin menyampaikan simpati dan empatinya.
Itulah antara lain kenangan saya bersama almarhumah Ibu Rachmawati Soekarnoputri.
Selamat jalan Ibu Rachmawati, menuju ke haribaan Sang Khaliq. Semoga Ibu hidup dengan teduh dan tenang di sisi Allah, serta dalam pengampunan dan kasih sayang-Nya. Amin.