Virus Corona Jabodetabek

KISAH Awak Bus Sekolah Evakuasi Pasien Covid-19, Dehidrasi dan Kurang Oksigen karena Pakai APD

Selama mengevakuasi pasien Covid-19, mereka harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap berupa hazmat, untuk melindungi diri.

Penulis: Junianto Hamonangan |
Warta Kota/Desy Selviany
Pasien positif virus corona atau Covid-19 di Puskesmas Sawah Besar, Jakarta Pusat, dibawa menggunakan bus sekolah ke RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Sabtu (26/9/2020). 

WARTAKOTALIVE, KRAMATJATI - Awak bus sekolah dari Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menjadi salah satu petugas di garda terdepan penanganan pasien Covid-19.

Selama mengevakuasi pasien Covid-19, mereka harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap berupa hazmat, untuk melindungi diri supaya tidak terpapar Covid-19.

Namun, penggunaan APD berupa hazmat tersebut membuat awak bus sekolah jauh dari kata nyaman.

Baca juga: 53 Oknum Diduga Terlibat 80 Transaksi Mencurigakan APBD dan Otsus Papua, Negara Rugi Triliunan

Sebab, mereka harus menahan lapar dan haus hingga keringat saat pakai APD.

Seorang awak bus sekolah, Agus Ramlan (34), menceritakan dirinya tidak nyaman memakai hazmat, saat bertugas mengevakuasi pasien Covid-19 menuju tempat rujukan.

“Kalau dibilang enggak nyaman, ya enggak nyaman."

Baca juga: Pantun Ketua DPRD DKI untuk Anies: Boleh Saja Punya Cita-cita, tapi Selesaikan Dulu Masalah Jakarta

"Apalagi berkendara kan perlu fokus, stamina juga harus fit,” ungkap Agus, Rabu (23/6/2021).

Agus menceritakan, tubuhnya harus terbungkus rapat saat memakai hazmat.

Selama itu pula dirinya harus menahan haus yang terkadang membuat konsentrasinya menjadi berkurang.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Masyarakat Umum Dimulai Bulan Depan, Target 141,5 Juta Orang

“Kalau udah begitu, kan kita jadinya dehidrasi."

"Belum lagi pandangan jadi terbatas, yang pake goggle jadinya berembun dari masker. Repot,” sambungnya.

Dengan kondisi tersebut, Agus harus memakai hazmat hingga lebih dari lima jam untuk proses evakuasi pasien Covid-19, yang belakangan mengalami peningkatan jumlah kasus.

Baca juga: SnackVideo Bawa Muazin Muda Ini Tampil di Televisi Bareng Band Ternama

“Saya paling lama (pakai hazmat) dari jam 11 (siang), tiga titik sampe sini jam 7 (malam)."

"Satu titik tiga kali jemput tanpa lepas hazmat,” bebernya.

Padahal, sebelum kasus Covid-19 di DKI Jakarta melonjak, dirinya paling lama memakai hazmat tidak lebih dari lima jam.

Baca juga: Anggota DPR yang Positif Covid-19 Tambah Jadi 17, Total 105 Orang di Kompleks Parlemen Terpapar

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved