Saling Mengagumi, Mahfud MD Bakal Angkat Novel Baswedan Jadi Jaksa Agung Jika Jabat Presiden

Mahfud MD kemudian bercerita mengenal baik dengan sejumlah pegawai KPK yang terancam dipecat tersebut, termasuk penyidik senior KPK Novel Baswedan.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menkopolhukam Mahfud MD mengaku bakal mengangkat Novel Baswedan menjadi Jaksa Agung, jika menjabat sebagai Presiden. 

Menurut Novel, pimpinan KPK kerap mengutarakan akan menjadikan para koruptor untuk menjadi duta anti-korupsi.

Hal ini justru berbanding terbalik dengan perlakuan yang diterima pegawai KPK.

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Bertambah Jadi 10, Paling Banyak di Sumatera

"Dalam beberapa kesempatan pimpinan KPK mengatakan menggunakan koruptor atau orang tersangka koruptor untuk terkait dengan anti korupsi."

"Kami sepertinya dibuat lebih jelek dibandingkan dia (koruptor)," kata Novel, dikutip dari tayangan Mata Najwa bertajuk 'KPK Riwayatmu Kini' dalam akun YouTube Najwa Shihab, Sabtu (29/5/2021).

Novel menuturkan, ada upaya stigma sejumlah oknum untuk menyingkirkan pegawai KPK yang berintegritas dari lembaga antirasuah.

Baca juga: Bantah Galang Dana, Kuasa Hukum Pastikan Denda Rizieq Shihab Bakal Dibayar oleh Pihak Keluarga

Caranya, membuat seolah mereka tidak berkebangsaan dan tidak Pancasilais.

Padahal, kata dia, mayoritas pegawai KPK yang tidak lolos TWK biasa melakukan tes serupa.

Mereka yang tidak lolos pun telah bertugas di lembaga antirasuah secara baik selama ini.

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Menyusut Jadi 8, di Maluku Cuma Satu

"Kami di-stigma seolah tidak berwawasan kebangsaan dan tidak Pancasilais dan sebagainya."

"Padahal kami sudah sering melakukan tes-tes serupa dan jaminan sudah menunjukkan dharma bakti sebaik baiknya dalam pelaksanaan tugas."

"Terus dibuat seolah-olah kami orang bermasalah dan beberapa dikatakan tidak bisa dibina lagi. Itu kan sangat buruk sekali," paparnya.

Baca juga: Rizieq Shihab Bisa Bebas pada Juli 2021 Jika Tak Ada Vonis Penjara pada Kasus Tes Swab di RS UMMI

Novel menilai pernyataan itu merupakan bentuk penghinaan kepada pegawai KPK yang tak lolos TWK.

"Saya pikir ini menghina dan keterlaluan."

"Saya tidak melihat ini mekanisme dan tes biasa."

Baca juga: Pernyataan Sekjen Gerindra Dinilai Memperjelas Rencana Duetkan Prabowo-Puan di Pilpres 2024, CLBK

"Dan saya melihat ini upaya menyingkirkan orang orang yang bekerja baik di KPK."

"Dan itu bahaya sekali seperti itu," bebernya. (Igman Ibrahim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved