Klaster Lebaran

Ditlantas Polda Metro Tracing Pemudik di Kampung Tangguh Jaya, Khawatir Klaster Lebaran

Ditlantas Polda Metro Jaya mengantisipasi munculnya klaster Lebaran, karena banyak pemudik yang sudah kembali.

Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Valentino Verry
TMC Polda Metro Jaya
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo meningkatkan tracing kepada pemudik yang baru tiba di Jakarta. Tracing dilakukan di Kampung Tangguh Jaya, Makassar, Jakarta Timur. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Klaster Lebaran yakni pemudik yang kembali ke Jakarta dan terpapar Covid-19 serta menulari warga lainnya mulai bermunculan.

Bahkan di salah satu wilayah di Jakarta Timur sudah menerapkan lockdown lokal, mencegah penyebaran Covid-19 dan meluasnya klaster Lebaran.

Mengantisipasi hal tersebut Kampung Tangguh Jaya binaan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro di Kampung Makasar, Jakarta Timur, masif melakukan tracing terhadap pemudik yang kembali ke Jakarta. 

Metode tracing dilakukan dengan mendatangi warga dan menempelkan stiker di rumah pemudik, baik yang sudah kembali dan dites swab antigen serta yang belum kembali.

Baca juga: Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Melonjak, Klaster Pemudik Bermunculan, 1 RT Sampai 80 Orang

Baca juga: Kapolda Metro Jaya Sebut Jakarta Belum Aman Minta Jajaran Polsek Data Pemudik Lalu Tes Rapid Antigen

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo yang mengunjungi langsung Kampung Tangguh Jaya,  Jumat (21/5/2021), meminta masyarakat Kampung Makasar, agar bisa mendeteksi lebih dini jika ada warga di sana yang terpapar virus corona atau diduga terpapar.

"Kalaupun ada yang terpapar kita harus mampu dengan segera memisahkan atau mendatakan mereka," ujarnya.

"Ini bagian melaksanakan tracing dan treatment kepada para pemudik yang terpapar Covid-19," imbuhnya.

"Sehingga kemudian jangan sampai mereka keburu berinteraksi dengan tetangga atau warga lain dan memaparkan Covid-19, baru kemudian diketahui," lanjut  Sambodo.

Sambodo menjelaskan bagi warga mudik yang belum kembali ke Jakarta, rumahnya akan ditempeli stiker warna kuning. 

"Di dalam stiker itu ada instruksi kepada warga tersebut agar segera menghubungi nomor Satgas Covid-19 yang tertera di stiker setelah tiba di Jakarta, guna dilakukan tes kesehatan," ujarnya.

Sementara, pemudik yang kembali dan sudah dites swab antigen dan dinyatakan negatif, maka rumahnya akan ditempeli stiker warna hijau. 

"Kemudian rumah warga yang positif Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri, maka rumahnya akan ditandai dengan stiker merah," katanya.

Sambodo mengatakan, pihaknya akan terus berusaha melakukan tracing dengan cara melakukan penyekatan dan swab antigen ke para pemudik yang kembali ke Jakarta.

Baca juga: Pemudik Asal Cianjur di Terminal Kampung Rambutan Dibawa ke Wisma Atlet karena Positif Virus Corona

Baca juga: Kapolda Metro Jaya Ungkap 267 Pemudik Terkonfirmasi Covid-19 setelah Menjalani Tes Antigen

"Pemeriksaan kepada pemudik yang kembali ke Jakarta dilaksanakan berlapis-lapis. Lapis pertama di titik keberangkatan. Jadi sejak awal kita Polda Metro dan Kodam Jaya sudah mengimbau pemudik yang kembali ke Jakarta harus membawa surat bebas Covid-19. Saringan keduanya adalah di pintu masuk Jakarta," kata Sambodo.

Lalu filterisasi terakhir kata dia adalah seperti apa yang dilakukan jajarannya.

"Yang dengan berbasis komunitas, mendatangi langsung rumah warga untuk pendataan," katanya.

Seperti diketahui, sebanyak 1.780 pemudik terdata sudah tiba di Jakarta Pusat pasca mudik lebaran, data ini diperoleh berdasarkan input data melalui aplikasi data warga.

Pelaksana Tugas Harian (Plh) Kepala Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Fredi Prasetia mengatakan dari ribuan pemudik yang tiba di Jakarta Pusat itu, 805 diantaranya berKTP non DKI.

"Sampai pukul 09.00 WIB tadi, sudah ada 1.780 diantaranya 975 warga DKI Jakarta, 805 warga berKTP non DKI Jakarta," kata Fredi.

Kendati demikian, Fredi menyebut tidak tahu secara pastikan apakah 805 warga BerKTP non DKI itu merupakan  pendatang baru ataupun warga yang memang sudah menetap di Jakarta, hanya saja identitasnya masih di luar DKI.

"Kalo itu saya tidak tahu. Karena kan kita kan data langsung dari RT RW melalui data warga. Jadi data yang kami terima seperti itu," katanya.

Menurut Fredi, dari ribuan pemudik yang tiba di Jakarta Pusat pasca mudik itu tersebar di delapan Kecamatan di Jakarta Pusat.

Nantinya data-data ini digunakan mendata warga yang pulang mudik untuk selanjutnya menjalani tes Covid-19 di posko yang telah disediakan.

Dari delapan Kecamatan di Jakarta Pusat, terdata paling tinggi pemudik yang tiba di Jakarta Pusat pasca mudik berada di Kecamatan Johar Baru, yaitu sebanyak 425 pemudik terbagi 342 berKTP DKI, 83 non DKI. 

Kemudian di susul Kecamatan Kemayoran dengan jumlah 264, 174 berKTP DKI dan 149 bukan berKTP DKI.

Kecamatan Sawah Besar mencapai 230 pemudik, 54 berKTP DKI dan 176 berKTP non DKI.

Baca juga: Tiba di Jakarta 136 Pemudik Warga Kalibaru Didata dan Dijemput Satpol PP ke Posko Rapid Test Antigen

Baca juga: Berpotensi Terpapar Covid-19 dari Kampung Puluhan Pemudik Digiring ke Kantor Polsek Jalani Rapid Tes

Sedangkan Kecamatan Gambir saat ini baru berjumlah 202 warga, 97 merupakan ber KTP DKI dan 105 berKTP non DKI 

Kecamatan Menteng ada 191, terdiri 79 ber KTP DKI, 112 non DKI. 

Kecamatan Senen, terdata ada 174 pemudik, 75 berKTP DKI, dan 95 non KTP DKI. Kecamatan Tanah Abang ada 164 pemudik, 72 berKTP DKI dan 92 non DKI.

Dan yang terakhir Kecamatan Cempaka Putih dengan total 132 pemudik, 75 berKTP DKI dan 54 non KTP DKI.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved