Hari Raya Idul Fitri

Dites Acak, 4.123 Pemudik Dinyatakan Positif Covid-19

Terdapat 4.123 orang pemudik yang dinyatakan positif Covid-19, dari 6.742 pemudik yang dites secara random.

Warta Kota/Muh Azzam
Ribuan pemudik yang mengendarai sepeda motor berhasil menjebol barikade penyekatan di Jalur Pantura Kedungwaringin, perbatasan Kabupaten Bekasi- Karawang, pada Minggu (9/05/2021) pukul 22.40 WIB. 

Oleh sebab itu, harus disampaikan terus mengenai larangan mudik ini agar bisa berkurang lagi.

Yang paling penting bagaimana kita menekankan sekali lagi mengenai disiplin, disiplin yang ketat terhadap protokol kesehatan, kuncinya ada di situ, kuncinya ada di situ.

Disiplinkan masyarakat secara ketat mengenai protokol kesehatan.

Saya betul-betul masih khawatir mengenai mudik di Hari Raya Idul Fitri yang akan datang.

Tapi saya meyakini apabila pemerintah daerah dibantu oleh Forkopimda, semuanya bergerak mengatur, mengendalikan mengenai disiplin protokol kesehatan, saya yakin kenaikannya tidak seperti tahun lalu 93 persen.

Kemudian, yang kedua mengenai vaksinasi. Saya titip terus vaksinasi massal,vaksinasi di daerah, jangan sampai ada yang berhenti.

Tugas pemerintah pusat, tugas saya adalah bagaimana menyiapkan vaksinnya, tapi kalau ada vaksin, jangan sampai ada yang distok. Stok itu cukup 5 persen.

Segera disuntikkan ke masyarakat, segera disuntikkan kepada target-target prioritas yang sudah beberapa kali saya sampaikan.

Karena sampai 27 April (2021), yang kita suntikkan baru kurang lebih 19 juta dosis (vaksin) dan harus kita kejar terus, agar target kita di Bulan Juli nanti bisa mencapai kurang lebih 70 juta orang.

Siapa yang harus disuntik dahulu? Saya kira, saya sudah berkali-kali saya sampaikan dan tidak perlu saya ulang.

Kemudian, yang berkaitan dengan ekonomi. Dengan kondisi yang sekarang kita kerjakan, bisa menekan laju penyebaran Covid-19, kasus harian Covid-19 bisa kita tekan.

Bulan Maret, April ini sudah kelihatan. Ekonomi sudah hampir menuju pada posisi normal, sehingga target kita secara nasional di tahun 2021 ini, target pertumbuhan kita 4,5 sampai 5,5 persen itu bisa kita capai.

Itu dimulai sangat tergantung sekali pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021. Artinya apa? April, Mei, Juni ini sangat-sangat menentukan.

Kalau kita bisa menekan Covid-19-nya tanpa membuat goncangan di ekonomi, inilah keberhasilan.

Target kita kurang lebih 7 persen harus tercapai. Kalau itu bisa tercapai, insyaallah kita pada kuartal berikutnya akan lebih memudahkan.

Kenapa kita optimis? Karena sudah kelihatan sekarang pabrik, industri, manufaktur, sudah bergerak.

Itu tercermin di dalam yang namanya Purchasing Managers Index (PMI), yang pada sebelum pandemi itu berada di angka 51 persen, sekarang justru sudah di atas kenormalan sebelum pandemi, yaitu sudah di angka 53,2 persen, sebelum pandemi itu di angka 51 persen.

Kemudian konsumsi listrik, sudah terjadi pertumbuhan. Konsumsi listrik sudah berada di angka naik, yang biasa negatif, negatif, negatif.

Ini sudah naik kurang lebih 3,3 persen, baik itu di industri, di rumah tangga, di pemerintahan, semuanya konsumsinya naik. Ini juga patut kita syukuri.

Kemudian, impor barang modal. Ini supaya kita semuanya juga tahu, impor itu penting, tetapi harus barang modal bukan barang konsumsi, itu sudah meningkat 33,7 persen, yang sebelumnya negatif. Sudah tumbuh 33,7 persen.

Kemudian indeks keyakinan konsumen juga naik. Yang sebelumnya 84,9 persen, 85,8 persen, ini sudah 93 persen. Ini juga patut kita syukuri. Artinya kita harus optimis.

Kemudian, indeks penjualan retail meningkat sampai 182,3 persen di Bulan Maret, artinya ada demand di situ, ada permintaan di situ, ada belanja di situ, ada konsumsi, kelihatan di indeks penjualan retail. Angka-angka seperti ini perlu kita ketahui semuanya.

Oleh sebab itu, saya mengajak kepada seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, segerakan yang namanya belanja pemda, belanja APBD segerakan.

Karena angka-angka yang saya lihat, yang tinggi itu baru belanja pegawai, tapi juga baru di angka 63 persen.

Belanja modal per akhir Maret kemarin, belanja modalnya baru 5,3 persen, baru 5 persen, 5,3 persen, baru 5 persen.

Padahal yang namanya perputaran uang di sebuah daerah itu sangat menentukan pertumbuhan ekonomi.

Jadi transfer dari pusat ke daerah itu tidak dibelanjakan, tapi ditaruh di bank. Ini yang menyebabkan nanti mengerem laju pertumbuhan ekonomi, ya di sini, hati-hati.

Akhir Maret saya lihat di perbankan daerah ada Rp 182 triliun, tidak semakin turun, semakin naik, naik 11,2 persen. Artinya, tidak segera dibelanjakan.

Bagaimana pertumbuhan ekonomi di daerah mau naik, kalau uangnya disimpan di bank?

Hati-hati, saya sudah sampaikan bolak-balik ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk mengingatkan semua daerah agar segera menyegerakan belanja, belanja APBD, baik belanja aparatur maupun belanja modal.

Tapi yang paling penting, belanja modal ini disegerakan, sehingga terjadi peredaran uang yang ada di daerah.

Hati-hati Rp182 triliun, ini uang yang gede sekali. Ini kalau segera dibelanjakan itu uang berputar di masyarakat akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang tidak kecil.

Bansos, bantuan UMKM, BLT Desa, segera dorong agar ini bisa diterima oleh masyarakat, tersampaikan kepada masyarakat, sehingga mereka bisa belanja.

Kalau ada belanja, artinya ada permintaan. Kalau ada permintaan, berarti akan ada pertumbuhan ekonomi di daerah itu.

Jadi segera cairkan BLT Desa, karena yang saya lihat per April kemarin yang sudah tersalurkan baru 32 persen, masih kecil sekali 32 persen, baru Rp1,5 triliun.

Angka-angka seperti ini selalu saya ikuti. Sehingga sore hari ini saya ingatkan kembali, karena itu penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Kalau daerah ada pertumbuhan ekonomi, kemudian secara agregat akan menjadi pertumbuhan ekonomi nasional.

Yang juga perlu saya ingatkan, yang terakhir mengenai investasi. Ini juga berulang-ulang kali saya sampaikan agar kemudahan pelayanan, kecepatan pelayanan itu diberikan oleh daerah, terutama yang berkaitan dengan perizinan.

Ini saya ulang-ulang terus, karena masih banyak saya dengar urusan perizinan terhambat dan lama, sehingga investasi baik dari yang kecil maupun yang menengah maupun yang besar, terhambat gara-gara perizinan yang tidak cepat.

Undang-undang Cipta Kerja mengamanatkan kita untuk cepat melayani perizinan.

Sekali lagi, kunci pertumbuhan ekonomi kita, ekonomi nasional kita, ekonomi daerah itu sangat tergantung sekali kepada investasi, karena APBN itu tidak bisa tumbuh signifikan.

APBD coba dilihat year-on-year (YoY)-nya juga tidak tumbuh secara signifikan.

Artinya, yang kita butuhkan adalah investasi dari swasta.

Investasi dari swasta itu akan muncul kalau pelayanan perizinan, kecepatan kita melayani mereka, bisa kita lakukan.

Kuncinya ada di situ, kunci pertumbuhan ekonomi nasional kita ada di investasi.

Kalau ada investasi, artinya akan ada tambahan peredaran uang yang ada di daerah maupun secara nasional.

Kalau ada investasi artinya income pajak kita akan naik. Kalau ada investasi di sebuah daerah, artinya akan terbuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada sore hari ini.

Saya tutup.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved