Kabar Duka
Pendeta SAE Nababan Meninggal Dunia, Djarot Saiful Hidayat Ucapkan Duka: Selamat Jalan Bapak
Pendeta SAE Nababan meninggal dunia, mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat ucapkan duka mendalam.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kabar Pendeta Dr SAE Nababan meninggal dunia mencengangkan dunia maya, Sabtu (8/5/2021).
Kabar soal Pendeta SAE Nababan meninggal dunia ini, juga didengar mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.
Wartakotalive.com mengutip akun Instagram @djarotsaifulhidayat, pernyataan duka mendalam untuk Pendeta SAE Nababan, terucap oleh Djarot Syaiful Hidayat.
Bahkan, Djarot Saiful Hidayat yang juga merupakan seorang politisi ini mengungkap sosok Pendeta SAE Nababan semasa hidup.
Baca juga: Ini Alasan Djarot Saiful Hidayat Usung Bobby Nasution, Menantu Presiden Jokowi di Pilkada Medan
Baca juga: Polisi Pastikan Kasus Ambroncius Nababan Bakal Sampai Pengadilan, Tak Diselesaikan Lewat Mediasi
Baca juga: Usai Ambroncius Nababan, Abu Janda Dilaporkan ke Bareskrim Soal Ujaran Rasis kepada Natalius Pigai
"Selamat jalan Bapak. Pdt. DR. S.A.E. Nababan. Mantan Ephorus (Pemimpin Tertinggi) Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan).
Beliau juga pernah memimpin Dewan Gereja-Gereja se-Asia dan tingkat dunia, Ketua Gereja Lutheran sedunia dan Ketua Umum PGI.
Beliau seorang Pendeta Pemikir, seorang senior yang sangat dihormati terutama pada masa-masa pertarungan melawan rezim otoriter Soeharto di awal 90-an.
Konflik yang memakan sejumlah korban, kehancuran banyak gedung gereja dan terbelahnya masyarakat Batak itu melahirkan aktivis yg kemudian terlibat dalam penggulingan Soeharto di akhir 90-an.
Semoga damai bersama Tuhan di Surga dan semoga semua buah pikiran mu tetap hidup melintasi jaman" tulis akun @djarotsyaifulhidayat.
Tentang Pendeta SAE Nababan
Mengutip Wikipedia, Dr Soritua AE Nababan, LlD ialah seorang pendeta dan tokoh gereja di Indonesia. Nababan dilahirkan pada 1933.
Ia menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan lulus pada 1956 dengan gelar Sarjana Theologia.
Ia mendapat beasiswa dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Heidelberg dan lulus dengan gelar Doktor Theologia pada 1963.
Pada 1987-1998 ia menjabat sebagai Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), sebuah gereja beraliran Lutheran di Indonesia.
Pada masa kepemimpinannya terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh HKBP (1992-1998).
Jabatan-jabatan lain yang pernah dipegangnya Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia pada 1967-1984 dan kemudian Ketua Umum dari lembaga yang sama pada 1984-1987.
Nababan banyak terlibat dalam organisasi gereja di tingkat dunia.
Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pemuda Dewan Gereja-gereja Asia (1963-1967) dan belakangan Presiden dari lembaga yang sama (1990-1995), Wakil Ketua dari Komite Sentral Dewan Gereja-gereja se-Dunia (1983-1998), Wakil Presiden Federasi Lutheran se-Dunia dan anggota Komite Eksekutif dari lembaga yang sama.
Nababan juga menjabat sebagai Ketua pertama dari Vereinte Evangelische Mission (United Evangelical Mission), sebuah lembaga misi internasional yang terdiri atas 34 gereja anggota yang tersebar di Afrika, Asia, dan Jerman.
Dalam Sidang Raya ke-9 Dewan Gereja-gereja se-Dunia di Porto Alegre, Brasil pada tahun 2006, Nababan terpilih menjadi salah seorang Presiden dari lembaga persekutuan gereja-gereja sedunia itu yang beranggotakan gereja-gereja Protestan dan Ortodoks.
Keluarga
Nababan menikah dan mempunyai dua orang anak laki-laki, seorang anak perempuan serta dua orang cucu.
Dua orang dari saudara-saudara kandungnya adalah Panda Nababan, anggota DPR Republik Indonesia dari PDI-P dan Asmara Nababan, tokoh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
Putranya, Hotasi Nababan adalah Alumni ITB dan MIT serta pernah menjabat sebagai CEO Merpati Nusantara dan GE Indonesia.
Tokoh Gerakan Oikumene
Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pdt Dr Robinson Butarbutar memberikan ucapan dukacita terhadap mantan Ephorus HKBP Pdt Dr Soritua Nababan.
Pendeta yang akrab disapa SAE Nababan ini tutup usia di umur 88 tahun, hari ini Sabtu (8/5/2021) di RS Medistra Jakarta.
Almarhum lahir pada 24 Mei 1933.

Pendeta SAE Nababan. (SAENababan.com)
Robinson menyebutkan dalam pernyataan belasungkawa atas nama Seluruh warga, pelayan dan Pimpinan HKBP di pusat, distrik, resort dan jemaat maupun lembaga HKBP di Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung.
"Kita, HKBP dan Gerakan Oikumene sedunia bersyukur kepada Tuhan atas hidup, karya dan perjuangan hambaNya"
"Pdt Dr Soritua Nababan yang baru saja meninggal dunia hampir berusia 88 tahun," ungkapnya kepada Tribunmedan.com, Sabtu (8/5/2021).
Ephorus Robinson menegaskan, almarhum Pdt Soritua merupakan satu di antara tokoh gerakan oikumene yang sangat berpengaruh di seluruh dunia.

Pendeta SAE Nababan saat masih muda.
"Di tengah bangsa kita ia merupakan teolog keadilan dan kemerataan, juga pemimpin gerakan oikumene paling berpengaruh sesudah Alm T.B Simatupang"
"Bagi para pejuang keadilan dan perdamaian ia aktivis, inspirator dan penopang," tutur Robinson.
Ia menyebutkan bahwa bagi banyak pendeta di dalam kekristenan, Pendeta SAE Nababan merupakan teolog yang tidak bisa diam melihat ketidakadilan.
"Bagi saya secara pribadi ia merupakan guru tentang pentingnya gereja berubah dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan firman Allah dan kehendak Allah Tritunggal"
"Walaupun harus dengan resiko dan konsekuensi yang dapat mengancam jiwa sendiri," beber Ephorus Robinson.
Ia juga menyebutkan biarlah Tuhan memberkati segala karya hambaNya ini untuk kehidupan dan karya gereja Tuhan di dunia ini, khususnya HKBP.
"Serta memelihara kehidupan keluarga yang ditinggalkannya dan para pejuang yang mengikuti jejak-jejaknya," pungkas Robinson.
(Wartakotalive.com/CC/Tribunnews.com)