Viral Media Sosial

Orasi Kebangsaan Gus Miftah Picu Polemik, BJ Habibie Sebut Gereja Tempat Menenangkan Ketika Bersedih

Orasi Kebangsaan Gus Miftah Picu Polemik, BJ Habibie Justru Sebut Gereja Tempat Menenangkan Ketika Dirinya Tengah Bersedih

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
Twitter @muannas_alaidid
BJ Habibie 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Orasi kebangsaan yang disampaikan Gus Miftah dalam peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara pada Kamis (29/4/2021) viral di media sosial. 

Kehadirannya di gereja bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun memicu polemik di masyarakat. 

Namun jauh dari peristiwa tersebut, tokoh nasional, Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie rupanya memiliki pengalaman tersendiri mengenai gereja

Gereja yang senyatanya tempat ibadah umat kristiani itu justru disebutnya sebagai tempat mengadu kepada Tuhan ketika dirinya tengah berada di perantauan. 

Tempat yang menurutnya menenangkan ketika tengah merasa kesepian, sedih ataupun kangen orangtua.

Hal tersebut disampaikan BJ Habibie dalam sebuah wawancara yang direkam dan diunggah ulang oleh akun twitter @muannas_alaidid; pada Kamis (6/5/2021). 

Dalam video berdurasi kurang dari semenit itu, BJ Habibie menceritakan pengalamannya ketika tengah menyelesaikan pendidikannya di Jerman. 

Baca juga: Bedah Foto Jokowi Tinjau Para Ibu Tanam Padi Sendirian, Roy Suryo : Bocor di Belakang

Tidak diketahui waktu dan lokasi kejadian, BJ Habibie dalam video mengungkapkan gereja sebagai tempatnya mengadu serta beribadah di kala merasa kesepian.

"Saya ini pendidikan Islamnya kuat sekali, di tempat saya belajar (Jerman), itu tidak ada masjid, itu daerah katolik," ungkap BJ Habibie pada awal video.

"Ada kalanya saya dalam keadaan yang sedih, kedinginan, winter (musim dingin), kalau saya sedang merindukan orangtua, saya masuk ke gereja," kenangnya.

Sesaat sebelum memasuki gereja, BJ Habibie bercerita sempat terdiam dan berbicara di dalam hati. 

Dirinya meminta izin kepada Tuhan untuk dapat diperkenankan masuk ke dalam gereja dan berdoa.

Baca juga: Beda Narasi Ketika Musrenbangnas Desember 2019, Jokowi Kini Sebut Pandemi Ubah Rencana Pembangunan

"Di depan gereja saya bilang, 'Tuhan, gedung ini dibuat oleh manusia yang cinta pada-Mu, saya juga cinta pada-Mu, dan saya yakin hanya ada satu Tuhan yang maha esa, perkenankanlah saya masuk ke ruangan ini dan berdoa untuk kamu'," ungkap BJ Habibie.

"Ada lilin, ada musik, nggak apa-apa. Saya (duduk) di bangku terakhir," tambahnya.

"Allahuakbar," ujar Habibie seraya mengangkat kedua tangannya memeragakan takbiratul Ihram di akhir video.

Postingan tersebut pun disambut baik masyarakat.

Beragam pendapat positif pun dituliskan dalam kolom komentar.

Klarifikasi Gus Miftah

Pendakwah Gus Miftah memberikan klarifikasi atas viralnya video dirinya ketika sedang berceramah di sebuah gereja.

Pasalnya, tidak sedikit yang menyayangkan aksi Gus Miftah tersebut lantaran dianggap tidak perlu mencampuri urusan agama lain.

Gus Miftah pun memberikan informasi, meluruskan kabar yang beredar secara simpang siur itu.

Baca juga: Bedah Foto Jokowi Tinjau Para Ibu Tanam Padi Sendirian, Roy Suryo : Bocor di Belakang

Gus Miftah melalui sebuah rekaman video membenarkan memang dirinya berceramah di gereja tepatnya di sebuah gereja di Jakarta Utara.

Namun, ia mengatakan bahwa kehadiran dirinya atas undangan dari pihak gereja.

Itu pun dia datang bersama beberapa tokoh lain, termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca juga: Ustaz Adi Hidayat Ungkap Asal Usul Hari Minggu, Berasal dari Santo Dominggo-Seorang Imam Katolik

"Setelah beredarnya orasi kebangsaan saya di sebuah gereja di Jakarta Utara, tepatnya di GBI Penjaringan atas undangan panitia," ungkap Gus Miftah dalam video yang dilihat Senin (3/5/2021).

Gus Miftah menerangkan, dirinya saat itu diundang bersama dengan para tokoh lain.

Termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Adapun ia menegaskan dalam pidatonya ia hanya berorasi tentang kebangsaan, bukan mengenai peribadatan.

Baca juga: Closing Statement Gus Miftah di GBI Amanat Agung Bikin Bergetar, Beda Keyakinan Namun Tetap Mencinta

"Saat itu saya hadir besama Gbernur DKI Jakarta Mas Anies Baswedan, Sekjen PBNU Gus Helmi dan beberapa tokoh agama, ada FKUB lah di sana. Dan itu atas undangan mereka.

Acara yang diberikan kepada saya pun judulnya orasi kebangsaan dalam  rangka peresmian GBI, bukan dalam rangka peribadatan," imbuhnya.

Gus Miftah pun tak masalah jika ada yang menuding kegiatannya itu salah.

Bahkan, Gus Miftah menyebut, ia telah dianggap sesat oleh sebagian warganet.

Baca juga: Sandingkan Potret Jokowi dan Soeharto Ketika Tinjau Petani, Denny Siregar : Ga Ada Kemajuan

"Gara-gara itu juga, banyak netizen mengatakan Miftah sesat, Miftah kafir, syahadatnya batal dan lain sebagainya. Saya malah bersyukur, alhamdulillah," imbuhnya.

Closing statemen viral

Diberitakan sebelumnya, closing statement atau pernyataan akhir yang disampaikan Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) dalam peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara pada Kamis (29/4/2021) membuat bergetar.

Pesan tersebut seperti yang diunggahnya lewat akun instagramnya, @gusmiftah; pada Jumat (30/4/2021).

Mengenakan blangkon hitam yang dipadankan dengan kemeja putih serta sarung berwana hitam, Gus Miftah menyampaikan narasi yang kuat serta pesan yang sangat mendalam tentang persatuan.

Menurutnya, walau umat Islam dan Nasrani berbeda keyakinan, semua umat beragama katanya diungkapkannya sejatinya bersaudara.

Mereka tetap mencinta walaupun berbeda tujuan.

Hal tersebut dibuktikannya lewat harmonisnya umat beragama yang beribadah di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Gambir, Jakarta Pusat.

Kedua tempat ibadah itu katanya mampu berdiri saling berhadapan, menghilangkan perbedaan.

Berikut closing statement Gus Miftah selengkapnya:

Di saat aku menggenggam tasbihku dan kamu menggenggam Salibmu.

Disaat aku beribadah ke Istiqlal, namun engkau ke Katederal.

Di saat Bioku tertulis Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Biomu tertulis Yesus Kristus

Di saat aku mengucapkan Assalamualaikum dan kamu mengucapkan Salom.

Di saat aku mengeja Al-Quran dan kamu mengeja Al-Kitabmu.

Kita berbeda saat memanggil nama Tuhan

Tentang aku yang menengadahkan tangan dan kau yang melipatkan tangan saat berdoa.

Aku, kamu, kita.

Bukan Istiqlal dan Katederal yang ditakdirkan berdiri berhadapan dengan perbedaan, namun tetap harmonis.

Andai saja mereka bernyawa, apa tidak mungkin mereka saling mencintai dan menghormati antara satu dan yang lainnya.

Terima kasih, Assalamualaikum, Salom

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved