Aksi OPM

TNI-Polri Bikin KKB Kocar-Kacir, Terus Dikejar Sampai 1,6 Kilometer, Hingga Baku Tembak Selama 8 Jam

Para anggota kelompok kriminal bersenjata atau KKB dibikin kocar-kacir TNI-Polri di Kampung Maki, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.

Editor: PanjiBaskhara
Facebook
Ilustrasi: Para anggota kelompok kriminal bersenjata atau KKB dibikin kocar-kacir TNI-Polri di Kampung Maki, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Para anggota kelompok kriminal bersenjata atau KKB dibikin kocar-kacir TNI-Polri.

Diketahui, terjadi kontak senjata antara TNI-Polri dengan KKB Papua di Kampung Maki, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.

Insiden TNI-Polri baku tembak dengan KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen ini diketahui berlangsung lama di Kampung Maki.

Kontak senjata tersebut terjadi lantaran aparat keamanan di lokasi terus melakukan pengejaran terhadap KKB yang dipimpin Lekagak Telenggen.

Baca juga: IPW tak Yakin TNI-Polri Mampu Bersihkan dan Tangkap Seluruh Anggota KKB di Papua

Baca juga: TNI-Polri Serbu Markas KKB Papua di Kampung Maki, 5 KKB Tewas dan Sisanya Kabur

Baca juga: BREAKING NEWS: Baku Tembak dengan KKB di Ilaga Papua, Dua Anggota Polri Terluka, Satu Gugur

Hal ini diungkapkan Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal.

"Kontak senjata cukup panjang, dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore, sekitar 8 jam"

"Personel kami terus mengejar hingga jarak 1,6 kilometer," paparnya Kamal, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (27/4/2021).

Ia memastikan, aparat keamanan akan tetap mengejar KKB yang terus melakukan aksi kriminal bersenjata dan telah membuat jatuhnya korban jiwa cukup banyak.

Menurut dia, kini KKB akan terus terdesak karena diyakini logistik mereka akan segera habis.

Kamal menyebut, saat proses evakuasi tiga personel Brimob yang terkena tembakan di lokasi kejadian, KKB sempat berusaha menembaki helikopter.

"Iya, mereka sempat tembak (helikopter), saya belum bisa pastikan kena atau tidak, tapi evakuasi akhirnya berhasil dilakukan," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, kontak senjata terjadi antara KKB dan anggota Brimob di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (27/4/2021) pagi.

Kejadian itu menyebabkan seorang anggota Brimob, Bharada Komang gugur dan dua rekannya mengalami luka tembak.

"Iya, ada kontak tembak tadi pagi di Ilaga. Tiga orang korban, satu meninggal Bharada Komang"

"Semua korban sudah dievakuasi ke Timika," ujar Kapolda Papua, Irjen Mathius Fakhiri, di Jayapura, Selasa.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal menyebut, dari kontak senjata tersebut, lima anggota KKB dipastikan tewas tertembak.

IPW tak Yakin TNI-Polri Mampu Bersihkan dan Tangkap Seluruh Anggota KKB di Papua

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan pihaknya tidak yakin bahwa aparatur TNI Polri akan berhasil membersihkan dan menangkap seluruh anggota KKB, seperti yang diperintahkan Presiden Jokowi.

"Ada tiga alasan bagi IPW, kenapa aparatur TNI Polri tidak akan mampu menangkap seluruh anggota KKB atau Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua," kata Neta kepada Warta Kota, Rabu (28/4/2021).

Pertama, katanya, kasus pembakaran gereja dan pembunuhan satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang diduga dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) hingga kini pelakunya belum juga tertangkap. 

"Padahal kasus itu sudah terjadi enam bulan lalu, tepatnya Jumat 27 November 2020 pagi. MIT pimpinan Ali Kalora hanya beranggota 14 orang. Tapi aparat keamanan seperti tak berdaya menghadapinya," kata Neta.

Kedua, katanya kasus terbunuhnya anggota Brimob Bratu Yohanes Samuel Biet dan lukanya anggota Kopassus Serda Donatus Boyau di dekat MY Bar, Blok M, Jakarta Selatab pada 18 April, hingga kini belum juga terungkap dan pelakunya belum tertangkap. 

"Padahal Kasad Jenderal Andika Perkasa mengatakan, pihaknya sudah menurunkan empat jenderal TNI AD untuk mengawal pengusutan kasus ini," tambah Neta.

Ketiga, kata Neta, selama April setidaknya ada lima peristiwa penembakan yang dilakukan KKB Papua.

"Empat terhadap masyarakat sipil. Satu penembakan yang menyebabkan Kabinda Papua Brigjen TNI IGP Danny Nugraha Karya gugur. Dan seluruh pelakunya belum tertangkap," ujar Neta.

Dari ketiga kasus ini IPW menyimpulkan bahwa aparatur keamanan belum bekerja profesional. 

"Jika tidak profesional bagaimana bisa menghabisi dan menangkap seluruh anggota KKB yang bersembunyi di dalam hutan"

"Wong menangkap pelaku penusukan Brimob dan anggota Kopassus yang terjadi di Jakarta saja tak kunjung mampu," ujarnya.

Padahal jika KKB Papua terbiarkan terus beraksi, maka masyarakat dan aparatur akan terus menerus jadi bulan-bulanan. 

IPW berharap Kapolri dan Panglima TNI membuat konsep yang jelas untuk memberantas KKB dan memberi jaminan keamanan di Papua

"Namun, sebelum memberantas KKB, Polri bersama TNI harus menunjukkan terlebih dulu kemampuannya"

"untuk menangkap pelaku pembunuhan anggota Brimob dan penusukan anggota Kopassus di Blok M," katanya. 

Setelah itu, kata dia, Polri bersama TNI menangkap kelompok MIT Ali Kolara.

Sehingga penangkapan ini bisa menjadi kekuatan moral bagi para personil TNI dan Polri untuk menangkap dan menghabisi KKB di Papua.

"Untuk itu Kapolri diharapkan bisa segera melakukan konsolidasi di internal Polri dan mengajak TNI bersatu padu untuk menangkap semua anggota KKB"

"Dengan soliditas ini tentunya akan lebih fokus lagi untuk menuntaskan KKB," tegasnya.

(TribunPapua.com/Wartakotalive.com/BUM)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul "Kronologi TNI-Polri Kejar KKB Sejauh 1,6 Kilometer dan Baku Tembak Selama 8 Jam"

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved