Bulan Suci Ramadan

MINUM Jamu di Bulan Ramadan Itu Baik Tapi Hati-hati Jangan Asal Minum, Ini Nasihat Ketua PDPOTJI

Pakar kesehatan tak melarang Anda mengonsumsi jamu saat Ramadan, baik itu usai berbuka puasa atau sahur.

Istimewa
Ketua Umum PDPOTJI, Dr Inggrid Tania mengatakan, bagi mereka yang mengalami masalah lambung sebaiknya mengonsumsi jamu setelah makan berbuka puasa. Foto ilustrasi: Jamu-jamuan termasuk tumbuhan obat khas Indonesia bisa menjadi pilihan membantu memelihara daya tahan tubuh, yang salah satunya berperan melindungi dari berbagai penyakit. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Untuk menjaga kebudagaran tubuh selama menjalankan ibadah puasa Ramadan, selain mengonsumsi menu makanan yang sehat dan kaya serat, tidur yang cukup, juga olahraga ringan.

Lalu, bagaimana dengan mereka yang biasa minum jamu tradisional? Apakah di bulan Ramadan dibolehkan?

Kemudian, kapan waktu terbaik untuk minum jamu tradisional: saat berbuka atau saat sahur?

Video: Jalur Puncak Bogor Macet Jelang Puasa Ramadan

Pakar kesehatan tak melarang Anda mengonsumsi jamu saat Ramadan, baik itu usai berbuka puasa atau sahur.

Namun, ada kondisi tertentu yang perlu Anda perhatikan terutama yang menderita penyakit gangguan lambung.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr Inggrid Tania mengatakan, bagi mereka yang mengalami masalah lambung sebaiknya mengonsumsi jamu setelah makan berbuka puasa.

Baca juga: PANDUAN Memilih Menu Buka Puasa dan Sahur Agar Badan Tetap Sehat Selama Bulan Suci Ramadan

Baca juga: Agar Tubuh Tetap Fit, Ini 5 Jenis Olahraga yang Bisa Anda Lakukan Disaat Menunggu Berbuka Puasa

"Selama puasa kita bisa minum dua kali yakni saat sahur dan berbuka puasa. Kalau ada keluhan nyeri lambung sebaiknya minuman jamu diminum setelah makan, kecuali saat sahur tidak ada keluhan lambung bisa diminum duluan sebelum makan," kata dia dalam diskusi via daring, Selasa (28/4/2020).

Menurut Tania, saat berbuka sebaiknya konsumsi dulu air putih untuk mencegah dehidrasi selama berpuasa berjam-jam.

Setelah itu, lalu asupan glukosa misalnya dari kurma, diikuti hidangan takjil namun tak berlebihan.

Setelah itu, baru Anda bisa mengonsumsi jamu.

Baca juga: JIC Gelar Rukyat Hilal 1 Ramadhan 1442 H di Pulau Karya, Diperkirakan Besok Puasa

Asupan jamu setelah takjil bagus untuk tubuh karena bisa membantu mengurangi kandungan lemak yang berlebihan saat Anda mengonsumsi hidangan takjil semisal gorengan dan makanan yang digoreng lainnya.

"Saya anjurkan minum jamu setelah takjil misalnya. Saat berbuka kan air putih dulu karena kita dianggap sedang dehidrasi, setelah itu asupan glukosa misalnya kurma, lalu takjil lain tak berlebihan setelah itu jamu," tutur Tania.

Khusus untuk penderita gangguan lambung misalnya GERD, konsumsi jamu setelah makan bertujuan agar lambung aman, tidak teriritasi zat-zat dari jamu yang mungkin bisa membuat lambung yang sudah teriritasi itu menjadi semakin terititasi.

Tania mengatakan, sebenarnya ada herbal yang berpotensi meredakan GERD, tetapi ini belum uji klinik namun hasil testimoni pasien dan penelitian pra kilnis menunjukkan hal positif.

Baca juga: Niat Shalat Tarawih Sendirian di Rumah atau Berjamaah di Masjid, Dilengkapi dengan Salat Witir

"Misalnya daun ketumbar, bisa membantu mengurangi keluhan pasien GERD. Saya anjurkan dijadikan salad atau dimakan mentah, mengurangi aliran balik asam lambung. Tetapi ini belum uji klinis," ujar dia. (Antaranews)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved