Banjir Bandang di NTT

UPDATE Banjir Bandang di NTT, BNPB: 128 Orang Meninggal, Dampak Cuaca Ekstrem Siklon Tropis Seroja

BNPB mencatat, setidaknya 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur.

Syafika Lamawuran untuk Pos Kupang
Kondisi banjir bandang di kecamatan Adonara Timur dan Ile Boleng Flores Timur. Banyak rumah roboh termasuk mobil tanki terguling. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Flores Timur sungguh mengagetkan banyak pihak.

Jatuhnya korban jiwa, baik yang meninggal dunia, hilang tersapu banjir bandang hingga luka-luka jumlahnya sungguh mencengangkan.

Derita warga Kabupaten Flores Timur bertambah berat manakala sejumlah daerah belum masuk bantuan akibat daerah tersebut terisolasi akibat jalan atau akses lainnya terputus akibat dahsyatnya terjangan air bah banjir bandang.

Video: Detik-detik Pengendara Motor Terseret Arus Banjir Bandang di Flores Timur NTT

Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, setidaknya 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Bencana alam tersebut, kata BPNB, sebagai dampak cuaca ekstrem yang ditandai munculnya Siklon Tropis Seroja.

"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati di Jakarta, Selasa (6/4/2021).

Baca juga: Prakiraan Cuaca NTT Hingga Rabu 7 April 2021, BMKG: Hujan Deras Pagi, Siang, Malam Hingga Dini Hari

Baca juga: Dampak Banjir Bandang NTT, Masih Ada Daerah Terisolir, BNPB Kerahkan Helikopter Bantu Suplai Bantuan

Ia merinci para korban meninggal dunia dari Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12, sedangkan total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB, sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak.

"Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256," ujar Raditya.

Cuaca ekstrem dampak Siklon Tropis Seroja masih berpotensi terjadi di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari ke depan.

Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Tidak Tetapkan Banjir Bandang NTT Sebagai Bencana Nasional

Siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.

Bencana alam dampak cuaca ekstrem di beberapa wilayah itu, juga mengakibatkan sejumlah kerugian.

Antara lain 1.962 rumah terdampak, 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, dan 34 rumah rusak ringan.

Sedangkan fasilitas umum 14 rusak berat, satu rusak ringan, dan 84 unit lain terdampak.

Baca juga: Libatkan BPBD dan PMI Jateng, Ganjar Siap Beri Bantuan Korban Bencana Banjir Bandang NTT

Terkait dengan pascabencana, BPBD kabupaten dan kota dibantu berbagai pihak masih terus melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik, maupun pembukaan akses ke wilayah terisolasi.

Kementerian dan lembaga di bawah kendali BNPB juga memberikan dukungan kepada pemerintah daerah terdampak siklon tropis tersebut. (Antaranews)

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved