Prakiraan Cuaca

Prakiraan Cuaca NTT Hingga Rabu 7 April 2021, BMKG: Hujan Deras Pagi, Siang, Malam Hingga Dini Hari

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG prediksi cuaca Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Rabu (7/4/2021) dilanda hujan deras.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: PanjiBaskhara
FOTO ANTARA/HO-Alfons Rianghepat
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG prediksi cuaca Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Rabu (7/4/2021) dilanda hujan deras. Foto: Banjir bandang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4/2021) WITA dini hari. (FOTO ANTARA/HO-Alfons Rianghepat) 

- Kabupaten Ende 2 orang meninggal dunia, dan

- Kabupaten Alor 11 orang meninggal dunia.

Akibat bencana alam ini, total 15 orang mengalami luka-luka, 70 orang hilang, dan 938 kepala keluarga atau 2.655 jiwa terdampak.

Raditya juga menyampaikan, kerugian materil dari bencana banjir bandang dan bencana lainnya di NTT yaitu:

- 25 unit rumah rusak berat

- 114 unit rumah rusak sedang

- 17 unit rumah hanyut

- 60 unit rumah terendam

- 743 unit rumah terdampak

- 40 titik akses jalan tertutup pohon tumbang

- 5 jembatan putus

- 1 unit fasum terdampak, dan

- 1 unit kapal tenggelam

Kemensos Salurkan Bantuan Logistik Rp 1,2 Miliar

Kementerian Sosial memastikan kebutuhan mendasar masyarakat terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tercukupi.

Untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan meringkan beban para penyintas, Kemensos telah menyalurkan bantuan sebesar Rp2.619.056.695.

Menteri Sosial Tri Rismaharini direncanakan akan  hadir untuk memastikan penyintas bencana di dua wilayah ini mendapatkan kebutuhan dasarnya.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Syafii Nasution menyatakan, Kemensos turut aktif menangani bencana banjir bandang dan longsor di Flores Timur dan Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Bersama unsur-unsur terkait Kemensos melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) ambil peran dalam penanganan bencana,” katanya di Lembata, Senin (5/4/2021).

Dalam penanganan bencana, Tagana bersinergi dengan unsur-unsur terkait.

“Termasuk tentu saja melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial di wilayah terdampak bencana tentang aktivitas penanganan dan mengamati situasi terkini,” Syafii menambahkan.

Di kawasan bencana, kata Syafii, Tagana bertugas lakukan pendataan korban, evakuasi korban ke tempat aman khususnya ke kelompok rentan yang terdiri atas lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok khusus lainnya.

Tagana juga membantu melakukan pendistribusian logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana banjir.

“Logistik bersumber dari Gudang Dinas Sosial Provinsi NTT dan Gudang Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur serta belanja langsung,” katanya.

Tidak kalah penting, Tagana juga melakukan pendataan ahli waris korban meninggal dunia dan luka-luka untuk pemberian santunan.

Kemensos akan menyalurkan santunan ahli waris kepada 76 jiwa sebsar Rp.1.140.000.000, dan santunan korban luka berat 27 jiwa dengan nilai Rp.135.000.000.

Mengutip data BPNB banjir dan longsor di NTT menelan korban meninggal 76 jiwa, luka berat 63 jiwa, luka ringan 27 jiwa, sebanyak 829 KK/256 jiwa terdampak, 93 unit rumah rusak dan 8 unit bangunan rusak.

(Wartakotalive.com/JOS/Tribunnews.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ini Alasan Pemerintah Tidak Tetapkan Banjir Bandang NTT Sebagai Bencana Nasional

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved