Berita internasional

Kamp Pengungsi Al Hawl di Suriah, Sarang ISIS yang Jadi Bom Waktu Bagi Dunia

Kamp Al Hawl saat ini menampung puluhan ribu orang dari berbagai negara. Sekitar 60 ribu di antaranya eks ISIS dan keluarga termasuk anak mereka

Warta Kota/Andika Panduwinata
Ilustrasi - Sebanyak 18 WNI mantan pendukung ISIS di Suriah langsung dibawa Tim Densus 88 saat tiba di Gate 3 Terminal 2D Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (12/8/2017) sore. 

Pengungsi ada yang menganut agama Yazidi. Kelompok ini dianggap bukan muslim, sehingga jadi sasaran hukuman mati ala ISIS.

Ancaman ISIS terhadap orang-orang di dalam kamp bukanlah omong kosong. Tercatat sudah ada 34 pembunuhan hanya tercatat selama tiga bulan pertama 2021.

Tidak hanya pembunuhan yang mengancam kamp. Memburuknya kondisi kehidupan dan ketidakamanan, kamp kini dalam keadaan kacau dan terancam.

Penduduk menderita baik dari ISIS atau dari kondisi kehidupan yang sulit seperti kelaparan dan kedinginan.

Pada 2019, seorang gadis meninggal akibat flu parah dan perawatan kesehatan yang buruk. Ini hanya satu di antara banyak kecelakaan kematian anak akibat memburuknya kondisi kesehatan dan cuaca.

Inilah yang memaksa UNICEF menyerukan pemulangan anak-anak dan perempuan yang pernah menjadi warga negara barat dan Eropa, ke negara asalnya.

Pada saat yang sama pemerintah negara-negara tersebut menolak menerima mereka kembali karena takut akan penyebaran ideologi ekstremis di negara mereka.

Apalagi setelah muncul ketakutan anak-anak keluarga ini mulai memeluk ide Wahabi ISIS, dan mereka terdengar meneriakkan slogan ISIS di kamp.

Banyak remaja kamp menjadi ekstremis yang mungkin menjadi ancaman bagi negara kebangsaan mereka. .

Wakil Menteri Pertahanan AS Michael Mallory mengatakan dalam wawancaranya dengan Council on Foreign Relations banyak anak kamp mempelajari ideologi dan kepercayaan ISIS.

Kini mereka menghuni kamp dan hanya memiliki satu sudut pandang dan satu filosofi ala ISIS.

Mallory mengklaim jika komunitas internasional tidak menemukan cara merehabilitasi dan mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat, maka generasi penerus mereka adalah ISIS baru.

Baru-baru ini SDF telah mengumumkan peningkapan lebih dari 100 anggota ISIS, termasuk mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan di kamp.

Para ekstremis militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kini praktis menguasai separuh wilayah Suriah dan sekaligus jalur luas yang membentang sampai Irak utara dan tengah.
Para ekstremis militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) saat mereka berjaya di sebagian wilayah Suriah. (Reuters/bbc.co.uuk)

Pernyataan disampaikan Ali Al-Hassan, juru bicara resmi pasukan keamanan SDF selama konferensi pers di markas besarnya di kota Al-Hawl.

Pada 4 April, 125 militan ditangkap, yang melakukan lebih dari 47 pembunuhan di dalam kamp sejak awal 2021.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved