Pembelajaran Tatap Muka

Ombudsman Jakarta Ingatkan Ada 1,7 Juta Warga Usia Sekolah yang Berpotensi Jadi Carrier saat PTM

Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya mengingatkan pemerintah, ada sekitar 1,7 juta penduduk Ibu Kota berusia sekolah yang berpotensi menjadi carrier.

Warta Kota/Muhammad Azzam
Ilustrasi pembelajaran tatap muka (PTM). Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya mengingatkan pemerintah, ada sekitar 1,7 juta penduduk Ibu Kota berusia sekolah yang berpotensi menjadi carrier (penular) Covid-19. Angka sebanyak itu merupakan 16,5 persen dari tingkat populasi di Jakarta mencapai 10.560.000 jiwa. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya mengingatkan pemerintah, ada sekitar 1,7 juta penduduk Ibu Kota berusia sekolah yang berpotensi menjadi carrier (penular) Covid-19.

Angka sebanyak itu merupakan 16,5 persen dari tingkat populasi di Jakarta mencapai 10.560.000 jiwa.

“Mereka berpotensi tinggi menjadi carrier Covid-19 selama PTM (pembelajaran tatap muka) karena belum ada vaksin bagi mereka, dan mereka terlibat dalam kegiatan di dalam serta di luar ruang selama PTM tersebut,” kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya, Teguh P Nugroho, Sabtu (3/4/2021).

Hal itu dikatakan Teguh untuk menanggapi adanya rencana PTM pada Juli 2021 yang disepakati empat menteri melalui surat keputusan bersama (SKB).

Keempat menteri itu adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Menteri Agama RI, Menteri Kesehatan RI, dan Menteri Dalam Negeri RI.

Baca juga: Belajar Tatap Muka Terbatas Jadi Prioritas Utama, Karena Itu Vaksinasi Guru Dikebut

Baca juga: Tak Perlu Tunggu Sampai Juli, Sekolah Sudah Boleh Gelar Belajar Tatap Muka Terbatas

Namun, Pemprov DKI Jakarta berencana menggelar PTM secara terbatas mulai 7-29 April 2021.

Hal itu diputuskan setelah DKI melakukan kajian yang mendalam dari bulan Feburari-Maret 2021 lalu.

Atas dasar itulah, Teguh berharap Pemerintah Pusat dapat mengubah strategi vaksinasi Covid-19 dari pendekatan tahapan seperti yang selama ini berjalan, menjadi pendekatan regional wilayah epicentrum Covid-19.

Hal ini berkaca pada kesuksesan vaksin Measles (M) dan Rubella (R) di tahun 2017 yang memfokuskan pada vaksinasi di wilayah Jawa, sehingga mencapai target 95 persen sesuai waktu yang direncanakan.

“Saran ini kami sampaikan setelah kami melakukan kajian terhadap program vaksinasi di Jakarta yang tidak mencapai angka kecepatan seperti yang diharapkan. Usulan ini juga disampaikan untuk mempercepat vaksinasi dan mencapai herd immunity,” jelasnya.

Menurutnya, target total vaksinasi untuk Jakarta mencapai 8.815.157 orang yang dibagi dalam empat tahapan.

Pada tahap pertama dan kedua, Jakarta ditargetkan menyelenggarakan vaksinasi sebanyak tiga juta orang yang harus tercapai dari bulan Januari sampai dengan April 2021.

Baca juga: VIDEO Sekolah Dibuka Usai Vaksinasi, Pemkab Bogor Uji Coba Belajar Tatap Muka

Baca juga: Vaksinasi Guru Ditargetkan Rampung Akhir Juni Agar Belajar Tatap Muka Terbatas Bisa Digelar Juli

Sementara yang terlaksana saat ini, untuk tahap 1 telah tervaksin sebanyak 122.199 nakes dan tenaga penunjang dari target 112.301 atau mencapai 108,8 persen.

Pada tahap II untuk Lansia; dari target 911.631 baru terealisasi 337.760 (37,1 persen) dan Pelayan Publik dari target 1.976.757 baru terealisasi 465.428 (23,5 persen), kemudian jika ditotal sebesar 915.489 atau 30,8 persen setelah berjalan hampir dua bulan.

“Jadi untuk mengejar target vaksinasi tahap I dan II sebesar 3 juta, Jakarta harus melakukan vaksinasi kepada hampir 2.084.511 orang,” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved