Siapa Dewi Tanjung? Yang Minta Wanita Bercadar dan Pria Bercelana Cingkrang Keluar dari Indonesia

Dewi Tanjung yang merupakan Politikus PDI Perjuangan itu membuat pernyataan kontroversial, yaitu mengaku geli meligat pria dengan celana cingkrang.

Editor: Mohamad Yusuf
TRIBUNNEWS/IGMAN IBRAHIM
Dewi Tanjung yang merupakan Politikus PDI Perjuangan itu membuat pernyataan kontroversial, yaitu mengaku geli meligat pria dengan celana cingkrang. 

Tidak Boleh Menyakiti

KH Zaitun Rasmin pun menyampaikan, selain sebagai Wakil Sekretaris jenderal MUI, dirinya juga merupakan Ketua Umum Wahdah Islamiyah Indonesia.

Dalam organisasi Islam tersebut, banyak anggotanya yang mengenakan cadar dan celana cungkring, padahal diungkapkannya ketentuan memakai cadar adalah sunnah.

"Banyak yang pakai cadar, tetapi tidak satu pun, Alhamdulillah yang berpikiran ekstrim, kita menyanyikan Indonesia Raya, kita juga sangat bergaul, ppandangan kami kepada non muslim jelas sekali berdasarkan Alquran. Jangankan, jangankan, kita tidak boleh menyakiti mereka, berbuat baik pada orang kafir, orang non muslim, itu adalah  sesuatu yang dibenarkan, walaupun dalam istilah 'kafir' bagi kami juga jelas dari Al Quran dan orang-orang yang berlebihan saja yang melarang-larang," jelas KH Zaitun Rasmin.

"Istilah kafir itu tidak satu pun saya temukan di Indonesia yang pernah memanggil non muslim, 'kafir', belum pernah, sepanjang saya hidup. Bahkan dalam pertemuan ya bang Karni, kalau ada pertemuan non muslim-muslim.

Belum ada satu pun yang bilang, 'bapak-bapak, ibu-ibu selain kita di sini orang muslim ada orang kafir'. Tidak, tidak ada. pasti menyebut, 'bapak-bapak, di sini ada muslim, di sini juga ada saudara kita orang hindu, ada sodara kita orang nasrani, dan seterusnya'," tambahnya.

KH Zaitun Rasmin berharap agar pemerintah tidak membesarkan masalah, khususnya larangan pemakaiana cadar dan celana cingkrang.

Dirinya justru mempertanyakan jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memakai cadar atau celana cingkrang di Kementerian Agama atau Kementerian lainnya yang menurutnya sangat sedikit atau tidak ada sama sekali.

"Nah ini juga hal yang patut kita garisbawahi, dan masalah keagamaan adalah hal yang sangat-sangat sakral di negeri kita ini. Dan umat pasti akan selalu berusaha mengamalkan yang terbaik.

Saya juga ingin menyampaikan tidak usah terlalu khawatir, Indonesia ini, dengan perkembangan cadar tidak akan berubah menjadi mayoritas pakai cadar, sama dengan jilbab, sampai sekarang masih boleh dikatakan 50:50 yang pakai jilbab dengan yang tidak pakai jilbab," tutupnya. (Yuliyana/KompasTv)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved