Vaksin Covid19
Diduga Satpam Sekolah di Kota Tangsel Meninggal Dunia Setelah Divaksinasi Covid-19, Ini Kata Dinkes
Diduga, pria berinisial S, seorang satpam sekolah Kota Tangsel meninggal dunia setelah divaksin Covid-19.
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Pria inisial S, seorang satpam SMPN 11 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diduga meninggal dunia setelah divaksinasi Covid-19.
Kabar satpam sekolah Kota Tangsel meninggal dunia setelah divaksin Covid-19, sempat membuat heboh warga setempat.
Dugaan kuat satpam sekolah meninggal dunia setelah divaksin Covid-19 tersebut terjadi pada Senin (29/3/2021) lalu.
Diketahui S bekerja sebagai satpam SMPN 11, Jalan Buana Kencana, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Baca juga: Polisi Sebut Hoaks Soal Beredar Informasi Pria Tewas di Kembangan Usai Vaksin Covid-19
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 Indonesia 1 April 2021: Dosis Pertama 8.291.164, Suntikan Kedua 3.830.675
Baca juga: Lansia Mengalami Bengkak dan Gatal Setelah Vaksin Covid dari Johnson & Johnsons, Ini Penjelasannya
Satpam tersebut meninggal dunia di RSU Kota Tangsel.
Meninggalnya S sempat mengundang pro kontra akibat kabar almarhum meninggal usai melakoni penyuntikan dosis pertama vaksinasi covid-19 pada 3 Maret 2021.
Wartakotalive.com mencoba menelusuri kebenaran meninggalnya korban yang berkaitan dengan pentuntikan dosis vaksinasi covid-19.
Awal mula Wartakotalive.com menelusuri kebenaran terssbut dari sang istri yang berinisi I saat di kediamannya yang beralamat di kawasan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.
"Sebelum divaksin itu benar dia tidak sakit. Tapi memang dia punya penyakit dalam penyakit prostat"
"cuman yang namanya mau divaksin intinya harus sehat," kata I saat ditemui di kediamannya, Serpong, Kota Tangsel, Kamis (1/4/2021).
Menanggapai hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar mencari riwayat pelaksanaan vaksin dari almarhum.
Allin mengatakan S baru melakoni penyuntikan dosis pertama vaksinasi pada 3 Maret 2021 lalu.

"Yang bersangkutan divaksin dosis satu itu pada tanggal 3 Maret (2021). Jadi memang seharusnya dosis kedua itu jika dihitung 14 hari"
"jadi pada tanggal 17 Maret 2021 dan beliau memang tidak kembali untuk dosis kedua tersebut, " ucap Allin saat ditemui di Kantor Dinkes Kota Tangsel, Serpong, Kamis (1/4/2021).
Allin menjelaskan pada saat melakoni penyuntikan dosis pertama, petugas medis telah melakukan screening sebelum penyuntikan dilakukan.
Dari informasi petugas medis, kata Allin, S mengaku tidak memiliki riwayat penyakit disertai hasil screening yang menyatakan ia dapat disuntik vaksin covid-19.
"Screening itu begitu ketat, tapi ini adalah tergantung peserta vaksin itu. Jadi di sini memang dituntut kejujuran ya," jelas Allin.
"Pada saat peserta vaksin itu tidak menjawab jujur atau bahkan mereka bum pernah periksa (riwayat penyakit-red) itu yang membuat kita tidak tahu"
"Jadi kita anggap dia lolos screening sehingga divaksin," lanjutnya.
Ia pun menuturkan seusai melakoni vaksinasi covid-19, pihaknya tak menjamin sebuah individu dapat terhindar dari infeksi covid-19 ataupun penyakit penyerta lainnya.
Sebab, pelaksanaan vaksinasi covid-19 bersifat meningkatkan daya tahan tubuh di tengah masifnya penularan dan penyebaran infeksi covid-19.
"Selalu saya sampaikan bahwa setelah divaksin bukan berarti kita menjadi orang yang kuat"
"Artinya kita masih bisa terinfeksi covid, karena pada saat kita divaksin itu baru memabngkitkan antibodi kita"
"Jadi ada kemungkinan pada saat setelah divaksin itu kemudian kita tidak menjaga protokol kesehatan dengan baik itu bisa saja kita terkena covid"
"Jadi asumsinya test PCR-nya beliau positif covid-19," pungkasnya.
Update Vaksinasi Covid-19 Indonesia 1 April 2021
Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 8.291.164 (20,55%) penduduk hingga Kamis (1/4/2021).
Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 3.830.675 (9,49%) orang.
Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun.
Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).
Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.
Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.
Berikut sebaran kasus Covid-19 di Indonesia dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 381.090 (25.8%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 249.307 (8.9%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 168.313 (8.4%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 139.245 (12.7%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 63.463 (3.5%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 59.536 (4.4%)
BALI
Jumlah Kasus: 39.484 (2.8%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 36.809 (2.3%)
RIAU
Jumlah Kasus: 34.592 (3.6%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 33.200 (0.9%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 31.602 (3.6%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 27.615 (2.8%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 27.263 (3.2%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 19.531 (2.2%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 17.625 (1.9%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 17.072 (1.1%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 15.361 (1.3%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 13.990 (0.5%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 12.325 (0.2%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 11.181 (0.2%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 11.107 (0.2%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 10.260 (1.2%)
ACEH
Jumlah Kasus: 9.862 (1.8%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 9.552 (1.0%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 9.296 (0.1%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 9.162 (1.0%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 8.290 (1.0%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 7.352 (0.9%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 6.198 (0.3%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 5.489 (0.4%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 5.426 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 5.364 (0.2%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 5.131 (0.7%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 4.322 (0.5%)
(Wartakotalive.com/M23/PEN)