Vaksinasi Covid19
Lansia Mengalami Bengkak dan Gatal Setelah Vaksin Covid dari Johnson & Johnsons, Ini Penjelasannya
Seorang pria lansia asal Virginia mengalami ruam merah setelah mendapatkan vaksin COVID-19 satu dosis dari Johnson & Johnson.
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
Richard Terrell, 74, mendapat vaksin COVID-19 Johnson & Johnson pada 6 Maret 2021
Empat hari kemudian, dia mengalami gatal-gatal di bawah lengannya yang segera menjadi ruam di seluruh tubuhnya
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Seorang pria lansia asal Virginia mengalami ruam merah setelah mendapatkan vaksin COVID-19 satu dosis dari Johnson & Johnson.
Apa yang dimulai sebagai sedikit 'ketidaknyamanan' di bawah lengan Richard Terrell (74) empat hari setelah vaksinasi dengan cepat meningkat menjadi rasa gatal, bengkak yang menutupi sebagian besar tubuhnya..
'Itu semua terjadi begitu cepat. Kulit saya terkelupas,'' kata Terrell kepada WRIC yang dikutip Wartakotalive.com dari dailymail, Rabu (31/3/2021).
Pada 19 Maret, dia mencari pertolongan dokter kulit, dan dokter mengirimnya ke ruang gawat darurat.
Baca juga: Banyak Lansia di Kabupaten Bekasi Tak Mau Vaksin Covid-19, Dinkes akan Jemput Bola
Baca juga: Kemenkes: Stok Vaksin Covid-19 untuk Bulan April Masih Tersedia
Dokternya di UGD akhirnya memutuskan bahwa kondisi kulit Terrell yang menakutkan memang merupakan efek samping yang sangat langka dari vaksin tersebut, yang disebabkan oleh aktivasi sistem kekebalannya yang gila-gilaan.
Reaksi Terrell dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan, setelah lima hari di rumah sakit, dia pulih dan bisa pulang.

Terlepas dari reaksi yang mengerikan, Terrell tidak menyesali vaksinasi mereka dan mendorong semua orang untuk mendapatkan vaksinasi mereka.
Reaksi Terrell tidak berbeda dengan ruam 'lengan Covid' yang terlihat pada beberapa penerima vaksin Moderna.
Tetapi bercak biasanya merupakan respons yang tidak berbahaya dari sistem kekebalan terhadap suntikan yang menghilang dalam waktu seminggu.
Istilah resmi yang digunakan oleh ahli kulit dan ahli alergi untuk menggambarkan efek sampingnya adalah 'hipersensitivitas kulit tertunda'.
Kulit berarti mempengaruhi kulit, hipersensitivitas berarti reaksi yang tidak diinginkan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan dan tertunda karena biasanya terjadi beberapa hari setelah suntikan diberikan.
Ruam biasanya berwarna merah dan bengkak, dan terkadang terasa nyeri saat disentuh, dan selalu muncul di lengan tempat vaksin diberikan.
Reaksi serupa juga ditemukan pada orang yang pernah menerima vaksin tetanus, vaksin cacar air, dan vaksin MMR (campak, gondok, rubella).
Tapi reaksi Terrell lebih dari ringan, melewati iritasi.