Vaksinasi Covid19

Moeldoko: Orang Lain Masih Bingung Mencari, Jokowi Sudah Berpikir Tentukan Vaksin

Moeldoko menilai saat ini vaksin bukan lagi persoalan obat, melainkan sudah menjadi persoalan geopolitik dan geostrategi.

TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO
Moeldoko menilai saat ini vaksin Covid-19 bukan lagi persoalan obat, melainkan sudah menjadi persoalan geopolitik dan geostrategi. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menilai saat ini vaksin bukan lagi persoalan obat, melainkan sudah menjadi persoalan geopolitik dan geostrategi.

Menurutnya, saat ini meski memiliki uang, tidak semua negara bisa membeli vaksin tersebut.

Moeldoko mengatakan hal tersebut ketika menjawab pertanyaan peserta acara bertajuk Satu Jam Bersama Moeldoko yang digelar secara virtual, Selasa (23/3/2021), tentang mengapa Indonoseia memilih vaksin Sinovac meskipun ada vaksin lainnya.

Baca juga: Tak Ada Ventilasi di Selnya, Nurhadi Minta Dipindahkan ke Rutan Polres Jaksel, KPK Bilang Berlebihan

"Karena Sinovac itu paling pertama dan ini hebatnya Pak Jokowi."

"Orang lain masih bingung mencari vaksin, semuanya masih berpikir, Presiden Jokowi sudah berpikir menentukan vaksin."

"Vaksin sekarang ini bukan lagi persoalan obat, tapi persoalan geopolitik dan geostrategi."

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 Indonesia 22 Maret 2021: 5.567.280 Dosis Pertama, 2.312.601 Suntikan Kedua

"Jadi siapa yang kuat, siapa yang menguasai."

"Belum tentu kita punya duit kita bisa membeli," kata mantan Panglima TNI  itu.

Moeldoko menjelaskan sejumlah pertimbangan yang diambil pemerintah ketika memilih vaksin Sinovac untuk didistribusikan kepada masyarakat.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 22 Maret 2021: 5.744 Pasien Baru, 7.177 Orang Sembuh, 161 Wafat

Pertama, kata Moeldoko, vaksin Sinovac yang lebih dahulu membuka diri untuk melakukan uji klinis ketiga di Indonesia.

Uji klinis itu pun, kata Moeldoko, dilakukan oleh orang Indonesia, dengan kondisi yang ada di Indonesia.

Oleh karena itu, kata Moeldoko, vaksin tersebut dinilai lebih valid.

Baca juga: Densus 88 Kembali Ciduk 22 Teroris, Kali Ini dari Jakarta, Sumbar, dan Sumut

Pertimbangan kedua, kata dia, adalah pertimbangan perlakuan.

Perlakuan vaksin Sinovac, kata dia, jauh lebih mudah dibandingkan dengan yang lain.

"Karena cold chain-nya lebih mudah antara 2 sampai 8 derajat, sedangkan cold chain vaksin yang lain itu cukup menyulitkan."

Baca juga: Vaksin Covid-19 AstraZeneca Sudah Didistribusikan, Dipakai untuk Lansia dan Pelayan Publik

"Apalagi kita dalam posisi negara kepulauan, distribusi tidak mudah."

"Apalagi nanti harus dibarengi oleh cool box yang mahal harganya, dan itu akan semakin sulit dan tidak efisien," ucap Moeldoko.

Namun, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, maka kebutuhan akan vaksin juga menjadi tinggi, karena setiap orang harus disuntik vaksin sebanyak dua kali.

Baca juga: Wamenkes: Kasus Kekentalan Darah Usai Divaksin Covid-19 AstraZeneca 30 dari 5 Juta Suntikan

Untuk itu, kata Moeldoko, pemerintah saat ini tengah menyiapkan alternatif vaksin lainnya, di antaranya AstraZeneca, dan Pfizer.

"Dan harapan kita juga nanti vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara itu juga bisa digunakan," cetus Moeldoko.

Update Vaksinasi

Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 5.567.280 (11,99%) penduduk hingga Senin (22/3/2021).

Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 2.312.601 (4,83%) orang.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun.

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Sisa 10, Terbanyak di Kalimantan Tengah dan Bali

Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).

Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.

Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).

Baca juga: Penelitian Terbaru: 64 Persen Orang Terinfeksi B117 Kemungkinan Meninggal, Vaksin Pfizer Efektif

Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 21 Maret 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 370.582 (25.9%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 239.951 (14.4%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 164.392 (11.6%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 136.689 (10.0%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 61.577 (4.0%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 59.022 (4.3%)

BALI

Jumlah Kasus: 37.961 (2.5%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 34.600 (2.2%)

RIAU

Jumlah Kasus: 33.499 (2.5%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 31.452 (2.1%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 30.793 (2.3%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 26.545 (1.9%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 25.616 (1.6%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 18.943 (1.3%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 16.928 (1.2%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 16.029 (1.0%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 15.265 (1.2%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 13.577 (0.9%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 11.669 (0.6%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 10.834 (0.8%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 10.724 (0.7%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 10.220 (0.8%)

ACEH

Jumlah Kasus: 9.743 (0.8%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 9.244 (0.7%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 8.960 (0.7%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 8.626 (0.5%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 8.095 (0.6%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 7.232 (0.6%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 5.914 (0.4%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 5.566 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 5.355 (0.4%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 5.255 (0.4%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 5.039 (0.4%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 4.267 (0.3%). (Gita Irawan)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved