All England 2021
Didepak dari All England 2021, Ketum PBSI Agung Firman Sampurna Tak Ingiin Indonesia Didiskriminasi
Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna, tidak ingin tim bulu tangkis Indonesia tak alami hal diskriminasi di Inggris.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tim bulu tangkis Indonesia yang dipaksa mundur dari perhelatan All England 2021.
Hal itu membuat Ketua Umum (Ketum) PP PBSI, Agung Firman Sampurna, geram.
Pasalnya, alasan seorang penumpang yang terpapar Covid-19 berinteraksi dengan tim Indonesia saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham, Sabtu (13/3/2021) dianggap tidak jelas.
Agung menjelaskan bahwa hingga saat ini, PBSI belum diberitahu siapa dan kapan interaksi tersebut terjadi.
Pasalnya, saat tiba di Birmingham, Inggris, dan sebelum uji lapangan dua hari lalu, seluruh kontingen Indonesia dinyatakan negatif dari Covid-19 usai jalani swab test .
Baca juga: Agung Firman Sampurna Ketum PP PBSI Beberkan Kejanggalan yang Terjadi Tim Indonesia Dipaksa Mundur
Baca juga: Kurniahu Gideon Sindir BWF Terkait Pengunduran Paksa Kontingen Indonesia dari All England 2021
Baca juga: Alhamdulillah Propinsi Banten Saat Ini Ada di Zona Kuning Covid19 Rendah Resiko
National Healthy Service (NHS) yang mengurusi kesehatan di Inggris juga tidak bisa transparan dalam menjelaskan soal hal itu.
Justru, NHS mewajibkan tim bulu tangkis Indonesia jalani isolasi mandiri selama 10 hari.
Yang mengejutkan, salah seorang atlet dari negara lain yang sepenerbangan dengan tim Indonesia masih bisa bermain hingga saat ini.
"Tim dalam kondisi sehat dan sudah divaksin. Tetapi yang perlu mereka jelaskan adalah transparansi terkait hal ini," kata Agung kepada media, Kamis (18/3/2021).
"Siapa orang itu, kapan dan bagaimana. Kan protokol kesehatan yang dibahas saat ini. Kaidah ilmiahnya yang diterapkan, sakit atau tidak. Ini tim kondisi sehat. Ini persoalannya," ujar Agung,
Agung menjelaskan bahwa tim Indonesia dikalahkan dengan cara-cara yang tidak adil, namun dia berharap agar tim tidak patah arang.
"Fakta-fakta di sana telah jelas. Kami menunggu informasi alasan tim tidak bisa bertanding, karena interaksi dengan seseorang yang Covid-19, namun itu siapa dan kapan," jelas Agung.
"Transparansi itu yang kami minta. Selain itu, saya juga meminta kepada Menteri Luar Negeri untuk memfasilitasi langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan membantu tim," terangnya.
Agung mengucapkan bahwa pendepakan Indonesia bukanlah kebijakan dari BWF dan tidak ada masalah dengan BWF.
"Mereka sudah profesional dan melakukan semua yang diperlakukan. Masalahnya ada pada kebijakan otoritas setempat (NHS), bukan pada BWF-nya," ucap Agung.
Kecewa Berat
Dipaksa pulangnya tum bulu tangkis Indonesia membuat Agung kecewa berat.
Selain dipaksa mundur, seluruh pemain, pelatih, dan tenaga pendukung dipaksa isolasi di hotel selama 10 hari.
Keputusan NHS itu membuat BWF tidak bisa berbuat apa-apa dan tim Indonesia terpaksa tak bisa melanjutkan perjalanannya di All England 2021.
Keputusan ini muncul mendadak setelah dua wakil Inggris di All England ditundukkan oleh pasangan ganda putra Indonesia.
Kevin Sanjaya-Marcus Fernaldi yang juga mengkandaskan ganda putra Inggris, Mattew Clare-Ethan Van Leeuwen, lewat rubber game.
Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan juga mengalahkan ganda putra Inggris, Ben Lane-Sean Vendy, lewat rubber game.
"Saya sudah komunikasi dengan teman-teman PBSI di sana, Kedubes, dan menteri luar negeri agar membantu. Paling tidak, tim tak mengalami diskriminasi di sana," kata Agung.
Meski kecewa, Agung menjelaskan dirinya akan membuat keputusan positif yang tidak mengganggu hubungan antar lembaga antar negara.
Namun, ia meminta fakta-fakta dimunculkan nantinya.
"Pertama kali tim Indonesia dinyatakan tidak bisa bertanding karena saat dipenerbangan dari Istanbul ke Birmingham, ada penumpang yang terkena Covid-19, namun kami tidak diberitahu siapa penumpang yang katanya berinteraksi dengan 24 orang di tim. Dari info yang kami terima, ada pemain dan pelatih dari negara lain yang satu pesawat dengan tim namun tetap bisa lanjut bertanding," tutur Agung.
Selain itu Agung menjelaskan bahwa tim Indonesia bersiap dengan baik, begitu juga dengan protokol kesehatan, lewat PCR dan vaksinasi.
Agung juga menyinggung fakta laga Hendra-Ahsan yang mengalahkan wakil Inggris dimana hakim garisnya berasal dari Inggris.
Seharusnys, hal itu tidak boleh terjadi, karena Inggris adalah tuan rumah.
"Dengan persiapan saat ini, Indonesia adalah kandidat juara yang paling kuat. Itulah fakta-faktanya. Saya tetap menjalin komunikasi hingga saat ini. Bagaimana mungkin tim Indonesia diperlakukan seperti ini. Padahal, mereka sudah divaksin dan negatif justru harus isolasi 10 hari, mengapa tidak di cek saja," terang Agung.
Satu sisi, Agung menjelaskan kekuatan tim Indonesia yang potensi meraih juara disinyalir pula menjadi ancaman sehingga didepak.
"Kami akan terus berjuang. Kami juga telah melakukan komunikasi agar ini transparan. Apalagi dugaan seorang terpapar Covid-19 dan berinteraksi dengan tim Indonesia. Semua harus transparan. Kami terus melakukan upaya-upaya dan akan memperjuangkan ini," pungkas Agung.