Berita Nasional

Tanpa Takut, di Depan Anggota DPR Buwas Bongkar Dua Sosok Menteri yang Instruksikan Impor Beras

Perum Bulog menyatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan impor satu juta ton beras.

Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Arie Puji Waluyo
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso 

Mestinya, kata Enny, kalau memang pemerintah mau menyelesaikan problem harga, harus ada efisiensi di pertanian, bukan dengan cara impor.

"Meski pemerintah sudah anggarkan subsidi pupuk dan benih, ternyata hanya teori dan asumsi. Karena realitasnya petani Indonesia tidak mendapatkan itu," jelas Enny.

Baca juga: VIDEO Nikita Mirzani Tak Akan Berdamai dengan Pelaku Penghina Anak-Anaknya

Baca juga: Temuan Ular Sanca Melingkar di Atas Gapura di Pamulang Barat, Sebelumnya Sembunyi di Got

Ia juga meminta pemerintah jeli melihat stok, karena ketersediaan beras terbesar bukan di Bulog. "Ketersediaan itu harus diukur dengan jumlah stok nasional, produksi nasional, bukan hanya yang dikuasai Bulog saja. Kalau Bulog dengan stok 2,5 juta sampai 3 juta ton itu sudah cukup,” jelasnya

Enny berpendapat, masalah stok di Indonesia adalah masalah distribusi produk pertanian. Beberapa daerah menjadi lumbung padi, sementara daerah lain tidak menghasilkan.

"Secara natural, harga dipengaruhi demand and supply. Tapi di Indonesia, khususnya beras, harga tidak satu-satunya indikator keseimbangan supply dan demand, ada perburuan rente, yakni penguasaan cadangan yang terkonsentrasi di pihak-pihak tertentu. Ketidakmerataan produksi dan distribusi inilah yang harus diselesaikan,” tuturnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved