Hari Perempuan

MEMILIH untuk Melawan, Tema Peringatan Hari Perempuan Internasional Senin 8 Maret 2021

Setiap 8 Maret Hari Perempuan Internasional diperingati di seluruh dunia untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya, dan politik perempuan.

Warta Kota/Henry Lopulalan
Setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day atau IWD. Foto dok: Gabungan sejumlah organisasi melakukan aksi memperingati Hari Perempuan Internasional di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara Kamis (8/3). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day atau IWD.

Untuk tahun 2021 ini, peringatan Hari Perempuan Internasional jatuh pada hari Senin (8/3/2021) besok.

Hari Perempuan Internasional diselenggarakan di seluruh dunia untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya, dan politik perempuan.

Video: Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono Press Statement

Hari Perempuan Internasional, mengutip laman IWD, juga dirayakan sebagai kampanye untuk mempercepat tercapainya kesetaraan gender.

Pada perayaan Hari Perempuan Internasional tahun 2021, tema yang diusung adalah .

'Choose to Challenge' atau 'Memilih untuk Menantang' adalah tema yang diangkat untuk peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini.

Baca juga: Pegiat Extreme Sports 76 Rider Dukung Konser Virtual Beauteous 8 Peringati Hari Perempuan Dunia

Baca juga: LPP Kelas IIA Tangerang Gelar Beragam Kegiatan Pada Peringatan Hari Perempuan Internasional

Memilih untuk Menantang bermakna sebagai seruan kepada semua pihak untuk menantang dan menyerukan tentang bias dan ketidaksetaraan gender, serta merayakan pencapaian perempuan.

Latar belakang

Melansir NBC News, 8 Maret 2019, KaeLyn Rich, penulis buku Girls Resist! A Guide to Activism, Leadership and Starting a Revolution, mengatakan, cikal bakal perayaan Hari Perempuan Internasional dapat ditelusuri hingga tahun 1900-an.

"Saya rasa banyak orang melihat IWD sebagai bagian dari Women's History Month, atau bagian dari perayaan umum pencapaian perempuan dan pemahaman mereka berhenti di situ," kata Rich.

Baca juga: Peluncuran Film Captain Marvel Bertepatan Hari Perempuan Internasional Tembus Rp 2,2 Triliun

"Pada awalnya, IWD adalah hari protes massa dan aksi kolektif yang diorganisasi oleh dan untuk perempuan," kata dia.

Berdasarkan catatan IWD, sejarah Hari Perempuan Internasional dapat dilacak hingga awal 1900-an, ketika dunia sedang bergejolak dengan industrialisasi.

Pada waktu itu, dunia tengah dihadapkan dengan ledakan populasi manusia serta kebangkitan ideologi radikal.

Gerakan kolektif perempuan bermula dari keresahan dan perdebatan kritis yang terjadi di antara perempuan. 

Baca juga: Hari Perempuan Sedunia, Google Jumat 8 Maret Sajikan Penyemangat untuk Wanita di Seluruh Dunia

Penindasan dan ketimpangan yang mereka alami, memacu perempuan untuk lebih vokal dan aktif mengampanyekan perubahan.

Hari Perempuan Internasional pertama diusulkan Pada tahun 1908, 15.000 wanita berunjuk rasa di New York City, Amerika Serikat, menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak mengikuti pemilu.

Lalu, sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional (NWD) pertama diperingati di seluruh Amerika Serikat pada 28 Februari 1909.

Perempuan di Amerika Serikat terus merayakan NWD pada Minggu terakhir Februari, hingga tahun 1913.

Baca juga: VIDEO: Dialog Caleg Perempuan Jelang Hari Perempuan Internasional Bahas RUU PKS hingga Disabilitas

Pada 1910, Konferensi Buruh Wanita Internasional jilid dua diadakan di Kopenhagen, Denmark.

Seorang perempuan bernama Clara Zetkin, pemimpin 'Kantor Perempuan' untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman, mengajukan gagasan tentang Hari Perempuan Internasional.

Dia mengusulkan bahwa setiap tahun di setiap negara harus ada perayaan pada hari yang sama untuk menyuarakan tuntutan kolektif perempuan.

Konferensi yang dihadriri lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, mewakili serikat pekerja, dan partai sosialis itu menyambut saran Zetkin dengan persetujuan bulat, dan dengan demikian Hari Perempuan Internasional disetujui.

Baca juga: Seminar Hari Perempuan di DPR, Bamsoet Puji Presiden Jokowi dan SBY

Perayaan pertama Hari Perempuan Internasional

Menyusul keputusan yang disepakati di Kopenhagen, Denmark pada tahun 1910, Hari Perempuan Internasional dirayakan untuk pertama kalinya di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss, pada 19 Maret 1911.

Lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri demonstrasi perdana IWD yang mengampanyekan hak perempuan untuk bekerja, mengikuti pemilu, mendapat pelatihan, memegang jabatan publik dan mengakhiri diskriminasi.

Akan tetapi, pada 25 Maret 1911, 'Kebakaran Segitiga' yang tragis di New York City merenggut nyawa lebih dari 140 wanita pekerja, kebanyakan dari mereka adalah imigran Italia dan Yahudi.

Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Ibas Harap Perempuan Indonesia Memiliki Pendidikan Tinggi

Insiden memilukan tersebut menarik perhatian yang signifikan terhadap kondisi kerja dan undang-undang ketenagakerjaan di Amerika Serikat, yang kemudian menjadi fokus acara Hari Perempuan Internasional pada tahun berikutnya. 

Hari Perempuan Internasional sekarang

Di masa sekarang, gagasan dan konsep tentang kesetaraan gender kini bukan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan.

Kini, perempuan memiliki kesempatan untuk berada di pemerintahan, kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif, dan apresiasi terhadap pencapaian mereka di berbagai bidang.

Akan tetapi, masih terdapat seju

Baca juga: BERITA FOTO: Wanita Peringati Hari Perempuan Internasional dengan Demo Istana

mlah benang kusut permasalahan perempuan yang belum terpecahkan, seperti masih adanya ketidaksetaraan upah antara perempuan dan laki-laki, juga kasus-kasus kekerasan domestik yang lebih dominan dialami perempuan.

Meski demikian perbaikan besar telah dilakukan.

Perempuan kini bisa menjadi astronot, perdana menteri, memperoleh pendidikan tinggi, bebas untuk bekerja dan memiliki keluarga, serta memiliki kebebasan untuk memilih tujuan hidupnya.

Hari Perempuan Internasional juga ditetapkan sebagai hari libur resmi di banyak negara, seperti Afghanistan, Armenia, Azerbaijan, Belarus, Burkina Faso, Kamboja, China (khusus perempuan), Kuba, Georgia, Guinea-Bissau, Eritrea, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Madagaskar (khusus perempuan), Moldova, Mongolia, Montenegro, Nepal (khusus perempuan), Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Uganda, Ukraina, Uzbekistan, Vietnam, dan Zambia.

Baca juga: VIDEO: Hari Perempuan Internasional, Anies Bicara Soal Jam Kerja Perempuan Jakarta

Di beberapa negara, Hari Perempuan Internasional juga dipandang setara dengan Hari Ibu.

Pada hari itu, anak-anak akan memberikan hadiah kecil kepada ibu dan neneknya. ( Jawahir Gustav Rizal)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Mengapa Ada Peringatan Hari Perempuan Internasional 8 Maret?

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved