KLB Demokrat
Dualisme Kepemipinan Partai Demokrat Jadi Ujian dan Pembuktian Bagi AHY
Dualisme kepemimpinan Partai Demokrat saat ini menjadi perbincangan khalayak publik.
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Dualisme kepemimpinan Partai Demokrat saat ini menjadi perbincangan khalayak publik.
Terlebih saat sejumlah kelompok yang mengatas namakan Demokrat menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara pada akhir pekan ini.
Dalam KLB itu Moeldoko ditetapkan sebagai Ketua Umum.
Pengamat politik, Adib Miftahul pun menyebut ini merupakan ujian serius bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Saya kira momentum ini menjadi ujian bagi AHY. Kalau bisa mengondisikan semua ini, saya kira dia (AHY) bukan tokoh kaleng - kaleng lagi. Ini ajang pembuktian," ujar Adib kepada Warta Kota di Tangerang, Minggu (7/3/2021).
AHY selaku Ketua Umum Partai Demokrat sempat memberikan reaksi terhadap KLB Deli Serdang ini. Menurutnya kegiatan tersebut telah melanggar hukum.
"Dalam arti nanti, AHY tokoh yang tidak bisa disetir termasuk oleh bapaknya sendiri yakni SBY (Susilo Bambang Yudhoyono," ucap Adib yang juga merupakan Direktur Kajian Politik Nasional (KPN).
Baca juga: VIDEO Pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Tangrang Tegaskan Tolak KLB dan Tetap Mendukung AHY
Baca juga: Buntut KLB Deli Serdang, DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Bakal Pecat Kader yang Membelot
Baca juga: Tetap Dukung AHY, DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Gelar Aksi Cap Jempol Darah
Baca juga: LONCENG Kematian Partai Demokrat dan Hancurnya Partai Oposisi seusai KSP Moeldoko Jadi Ketum di KLB
Sehingga menurut Adib, jika AHY lolos dari ujian ini setidaknya membantah anggapan publik yang selama ini underestimate. Oleh karena itu AHY harus bisa memberikan pembuktian yakni lulus dengan mengonsolidasikan kekuatan yang nantinya bahwa dia adalah tokoh hebat dan potensial.
"Kata kuncinya ketika Demokrat ini bisa melalui ujian dan solid dan tetap dia bisa menjadi Ketua Umum bisa merangkul dari semua kepentingan - kepentingan politik," kata Adib.
"Saya kira AHY akan menjadi kuda hitam yanh menurut saya patut diperhitungkan di 2024," sambung pria yang menjadi dosen di UNIS Tangerang itu.
Adib juga menambahkan dugaan pembelahan Partai Demokrat apalagi yang menjadi Ketum versi Deli Serdang adalah Moeldoko orang dari lingkaran kekuasaan.
Dirinya mengungkapkan wajar saja kalau publik menilai itu.
"Isu ini bisa steril atau anggapan itu tidak ada, kalau nanti pemerintah lewat Kemenkumham tidak mengesahkan KLB versi Deli Serdang," ungkap Adib.