Kisah Kampung Mati di Ponorogo, Ada Pesantren Tua dan Ditinggalkan Penghuninya Bukan Karena Mistis
Misteri kampung mati di Ponorogo yang hangat dibicarakan terjawab. Kampung itu ditinggalkan penghuni bukan karena persoalan mistis.
Namun Ipin membantah bila warga meninggalkan kampung itu karena persoalan mistis.
Ia meyakini seluruh tempat pasti memiliki cerita mistis masing-masing.
Begitu pula Ponorogo yang terkenal akan kesenian reog-nya.
Menurut Ipin, warga banyak meninggalkan kampung tersebut karena kondisinya memang sepi.
"Dulunya banyak penghuninya. Karena tempatnya tidak ramai ada yang sudah nikah ikut pasangannya. Kemudian, ada juga yang punya anak ikut anaknya," kata Ipin.
Baca juga: Hawa Mistik di Kamar Bung Karno
Ipin mendapatkan informasi lingkungan itu awalnya ditinggali sekitar 30 kepala keluarga.
Bahkan, kampung itu ramai dikunjungi orang karena menjadi tempat menimba ilmu agama warga di Desa Plalang.
Namun, lambat laun, warga yang tinggal di kampung itu memilih pindah mengikuti keluarga di lokasi yang lain.
Baca juga: Muncul Suara Mistis, Video Klip Samuel Christ Siap Tuk Pergi Viral di Youtube
Meski tidak berpenghuni, masih terdapat mushala tua yang masih dipakai warga untuk menjalankan ibadah shalat zuhur dan asar.
Warga yang memanfaatkan mushala itu rata-rata petani yang memiliki sawah di dekat lingkungan tersebut.
“Mushala masih sering dipakai untuk beribadah. Dan selalu dibersihkan setiap hari,” kata Iping.
Ipin mengatakan, sampai saat ini, belum ada satupun keluarga yang ingin kembali ke kampung mati tersebut.
Sebab, warga yang pernah tinggal di lingkungan itu banyak yang sudah memiliki rumah sendiri.
Meski ditinggalkan, keluarga yang memiliki aset tanah dan rumah sesekali datang ke kampung mati.
Biasanya mereka menggelar acara peringatan hari wafatnya pendahulu warga yang meninggal di kampung tersebut.
Ahli waris pemilik tanah dan rumah di kampung mati menolak tawaran dari pengembang untuk dijadikan komplek perumahan.
"Namun, bila dibeli untuk pembangunan pesantren ahli waris menerimanya," ujar Ipin. Setelah viral di media sosial, banyak yang datang ke kampung mati karena penasaran.
Meski area kampung mati luas, kepemilikan tanah hanya dikuasai beberapa ahli waris.
Pondok pesantren