Warganet Dukung Dugaan Oknum Satpol PP Minta Duit ke Pengusaha Pelanggar PSBB Diusut Tuntas
"Saya tahu, saya sudah baca. Terima kasih atas masukannya. Saya juga lagi cari, ini dimana," kata Agus kepada Wartakotalive.com
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dedy
WARTAKOTALIVE.COM, CIBINONG --- Sejumlah warganet memberikan tanggapan beragam perihal cuitan politisi PDIP Dewi Tanjung tentang oknum Satpol PP Kabupaten Bogor yang minta duit ke pengusaha yang melanggar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dewi Tanjung menyampaikan informasi ini melalui akun twitter-nya @DTanjung15.
"Siapa kepala Satpol PP kab Bogor. Ksh tau anak BuahMu Jangan Suka Minta Uang sama Pengusaha Kecil alasan PSBB. Tempat usaha orang diSegel, endingnya Minta uang Rp 10 JT. Jngn suka memanfaatkan jabatan & Baju dinas untuk memeras Rakyat kecil. Mau jd apa negara ini aparatnya tukang Palak," cuit Dewi pada Selasa (2/3/2021) lalu.
Cuitan ini mendapat tanggapan beragam dari berbagai warganet.
Mereka mendukung agar kasus ini diusut tuntas.
Kasatpol PP Kabupaten Bogor Agus Ridho mengaku sudah mengetahui informasi itu.
"Saya tahu, saya sudah baca. Terima kasih atas masukannya. Saya juga lagi cari, ini dimana," kata Agus kepada Wartakotalive.com, Kamis (4/3/2021).
"Kalau ada namanya, rumah makannya apa, oknumnya siapa, buktinya apa, saya bisa langsung tindak," tambahnya.
Agus menambahkan jika oknum tersebut berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka akan ditindak sesuai aturan PNS.
Tetapi kalau non-PNS maka dia akan langsung pecat.
Namun dia khawatir masalah ini hanya salah persepsi dari pengusaha bersangkutan karena pelanggaran PSBB memang dikenakan denda.
"Setiap rumah makan, kafe, dan resto yang melanggar PSBB kan memang dikenakan denda kalau melanggar aturan PSBB. Ada yang Rp 20 juta, Rp 10 juta, Rp 5 juta, dan Rp 2,5 juta, tergantung tingkat pelanggarannya," jelas Agus.
Dia menduga ini adalah denda PSBB yang memang akan disetor ke negara.
"Kalau uangnya diberikan ke Satpol PP, nanti disetorkan ke Bank Jabar buat kas negara," papar Agus.
Kejadian salah persepsi ini pernah terjadi di salah satu rumah makan di Sentul beberapa waktu lalu.