Siasati Lonjakan Harga Cabai, Ini yang Dilakukan Pemilik Rumah Makan Ayam Penyet di Depok

Cara ini diakui sebagai upaya agar tidak tekor lantaran tingginya harga cabai namun tak dibarengi dengan dinaikannya harga jual dalam setiap menunya.

Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Dedy
Warta Kota
Cabai rawit merah yang telah membusuk akibat efek gagal panen. 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK --- Guna menyiasati lonjakan harga cabai yang menyentuh angka Rp 140.000 perkilogram di Kota Depok, pedagang pecel lele yang menjadikan sambal sebagai salah satu sajian pelengkapnya mengaku punya cara tersendiri.

Cara ini diakui sebagai upaya agar tidak tekor lantaran tingginya harga cabai namun tak dibarengi dengan dinaikannya harga jual dalam setiap menunya.

"Hargai cabainya naik tapi kan kita ngga langsung ikut naikin harga menunya, paling cara siasatinya dengan mengurangi takaran porsi sambal dari biasanya," papar Penanggung Jawab Rumah Makan Ayam Penyet Everest, Emma Ratnapuri kepada Wartakotalive.com di rumah makannya yang berada di kawasan Grand Depok City, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Kamis (4/3/2021).

Pengurangan porsi tersebut dikatakan Emma tak sampai setengahnya melainkan hanya beberapa persen saja dari biasanya.

Sebab, Emma juga menyadari bahwa menu-menu yang ditawarkan Ayam Penyet Everest salah satunya adalah sambal yang menjadi salah satu ikon dari rumah makan yang mendiami sebuah area yang cukup luas ini.

"Ya kalau di kuranginnya banyak kan ngga mungkin, kasian juga nanti pelanggannya, jadi ya cuma dikit saja dan itu ngga membuat kita juga melarang pelanggan yang ingin menambah sambal," katanya.

Selain cabai merah keriting yang digunakan Ayam Penyet Everest, rumah makan ini juga menggunakan lebih banyak cabai rawit merah atau rawit setan.

Meski tak mengurangi jumlah pembelian untuk keperluan dapur, Emma mengaku memang ada yang berbeda pada saat membeli cabai saat harga naik seperti sekarang ini.

"Kalau beli buat diolah memang ngga ada yang kita kurangin, tetap beli satu kilogram untuk setiap harinya, kita juga kan ngga nyetok karena memang yang kami pakai itu cabai segar yang setiap harinya dibeli,"

"Tapi memang cara belinya sekarang berbeda, ngga bisa memilih, langsung diambil berbarengan dalam satu kali raupan, jadi kadang yang hijau dan yang masih kuning juga ke bawa," paparnya.

Baca juga: Beli Cabai Rawit Merah di Pasar Induk Rp 105 Ribu/Kilo, Pedagang Pasar Bekasi Terpaksa Naikan Harga

Baca juga: Para Pedagang Pasar Induk Cibitung Ketakutan, Resah Dipungut Puluhan Juta Rupiah buat Kios Baru

 

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved