Wawancara Eksklusif
Rustam Effendi, Ketua PMI DKI Jakarta: Tolong Pasien Covid-19 via Terapi Plasma Darah Konvalesen (2)
Donor darah plasma konvalesen sedang ramai diperbincangkan, karena dipercaya bisa mengurangi waktu perawatan di rumah sakit untuk pasien Covid-19.
Penulis: Eko Priyono | Editor: Lucky Oktaviano
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Donor darah plasma konvalesen sedang ramai diperbincangkan. Langkah ini dipercaya bisa mengurangi waktu perawatan di rumah sakit dan tingkat kematian pasien Covid-19.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bahkan meminta para kepala daerah ikut menyosialisasikan gerakan donor darah plasma konvalesen.
Sebetulnya apa itu donor darah plasma konvalesen? Kepada tim Warta Kota, Ketua PMI DKI Jakarta Rustam Effendi menjelaskan perihal gerakan tersebut.
Berikut kutipan lengkap wawancara eksklusif dengan Ketua PMI DKI Jakarta:
Bisa dijelaskan apa yang dimaksud donor plasma darah konvalesen?
Sebenarnya plasma konvalesen sudah dikenal sejak lama sebagai metode terapi. Pada berbagai situasi termasuk pandemi Covid-19 seperti sekarang, virus atau penyakit ini kan belum banyak dikenal.
Maka dilakukan terapi dengan plasma konvalesen. Nah untuk donor darah plasma konvalesen, bisa dilakukan oleh seseorang yang terdiagnosa Covid-19 dan sudah 14 hari dinyatakan sembuh dengan menunjukan hasil pemeriksaan Swab PCR Negatif sebanyak dua kali.
Orang tadi itu bersedia menyumbangkan plasmanya secara sukarela. Ini berpijak terhadap pemahaman bahwa seorang penyintas infeksi setelah sembuh akan membentuk antibodi dalam tubuhnya.
Antibodi itu kemudian digunakan untuk membantu orang yang sedang kena infeksi tetapi belum punya antibodi. Jadi plasma dari orang yang sembuh dari suatu infeksi tadi, istilahnya penyintas penyakit, diberikan ke orang sakit dengan harapan membantu terbentuknya antibodi.
Baca juga: Rustam Effendi Ketua PMI DKI Jakarta: Jemput Bola Demi Pastikan Stok Darah Cukup (1)
Bisa dijelaskan cara kerja pengambilan darah dari pendonor darah konvalesen?
Metode terapi plasma darah konvalesen sejatinya memberikan antibodi penyintas Covid-19 kepada pasien yang masih menderita Covid-19.
Antibodi ini diambil dari darah penyintas Covid-19 yang memiliki rentang waktu dua minggu hingga tiga bulan sejak terpapar Covid-19.
Darah ini kemudian disaring oleh sebuah mesin apheresis di mana nantinya mesin itu akan menyaring darah dengan plasma.
Nantinya mesin hanya mengambil plasma darah yang berwarna kekuningan kemudian mengembalikan darah merah ke pendonor.
Jadi prosesnya seperti donor darah tapi memakai mesin. Darah pendonor dimasukan ke mesin kemudian disaring oleh mesin dan plasma masuk ke tabung sementara darah merah kembali ke pasien.