Berita Jakarta
Rektor Institut STIAMI Minta Mahasiswa Berpikir Inovasi Sehingga Fleksibel Saat Masuk Dunia Kerja
Rektor Institut STIAMI minta mahasiswa berpikir Inovasi sehingga fleksibel saat masuk dunia kerja.
Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
Seminar kali ini lanjutnya sengaja mengambil tema terkait Profetik dan Agile Leadership dalam Perspektif Good Governance di Era 4.0.
Tema ini sangat tepat untuk memberikan pemahaman lebih baik lagi terhadap semua lulusan Institut STIAMI. Karena sesungguhnya era 4.0 akan segera dilindas oleh era industri 5.0.
“Jadi jangan lagi hanya terpacu pada era 4.0. Kita harus segera bersiap diri menjadi bagian integral dari era 5.0,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, mengatakan, profetik dan Agile Leadership dalam perspektif good governance menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas.
Baca juga: Anies Minta Institut STIAMI Jadi Kampus Pendidikan
Melalui pembahasan ini nantinya kita bisa melihat bagaimana insiprasi dan gaya kepemimpinan kenabian (spiritual leadership) dan aqil leadership berdinamika dengan zamannya.
Sehingga bisa diadopsi atau diadaptasi oleh organisasi pemerintah, bisnis dan civil society guna menghadapi era 4.0 yang sangat kompleks.
Menurutnya, agar Indonesia sukses memasuki era industri 4.0, maka seluruh khazanah kearifan kepemimpinan yang dimiliki oleh bangsa ini baik bersumber dari kearifan lokal.
Kemudian juga kepemimpinan agama- agama, kepemimpinan adat, kepemimpinan Pancasila harus digunakan secara bersama-sama.
Namun disisi lain, para pemimpin juga harus open minded terhadap praktik baik dari teori dan praktik kepemimpinan bangsa lain yang terbukti baik seperti agil leadership, transformative leadership dan lainnya.
“Metode ini dalam khasanah NU disebut sebagai prinsip al muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah yakni memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik,” tegasnya.