Berita Jakarta

Rektor Institut STIAMI Nyatakan Pertumbuhan Ekonomi di Pandemi Covid-19 Bergantung pada Pemerintah

Rektor Institut STIAMI nyatakan pertumbuhan ekonomi di P=pandemi Covid-19 bergantung pada pemerintah.

Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
Wartakotalive.com/Dodi Hasanuddin
Rektor Institut STIAMI nyatakan pertumbuhan ekonomi di P=pandemi Covid-19 bergantung pada pemerintah. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Rektor Institut STIAMI menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di masa pandemi Covid-19 bergantung pada pemerintah.

Saat ini, Indonesia diambang resesi ekonomi. Beberapa pakar ekonomi malah menyebutkan Indonesia sudah dalam keadaan resesi.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum kunjung mereda, kesiapan pemerintah dalam menyusun langkah pemulihan menjadi sangat krusial.

Dampak pandemi Covid-19 pada perekonomian memang sangat luar biasa. Banyak usaha industri dan jasa menutup usahanya, bahkan berangsur-angsur melumpuhkan sistem ekonomi dunia.

IMF memprediksi kondisi ekonomi global akan mengalami penurunan pertumbuhan hingga ke angka -3%.

Padahal selama ini beberapa tahun terakhir nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4-5%. Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan ekonomi negara kita berada di zona negatif.

Demikian persoalan yang mengemuka dalam Seminar Nasional Online “Strategi Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Resesi Ekonomi”, Sabtu (6/2/2021).

Seminar ini diadakan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut STIAMI.

Rektor Institut STIAMI Prof Dr Ir Wahyudin Latunreng, saat membuka seminar mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bergantung pada upaya pemerintah dalam menyalurkan stimulus pemulihan ekonomi nasional.

Para pengusaha pun harus mulai menyiapkan strategi guna mempertahankan bisnisnya di tengah kelesuan ekonomi.

Salah Kaprah Cara Hidup Sehat di Tengah Pandemi Covid-19, Dikira Cukup Konsumsi Vitamin Mahal

Karena itu, pemerintah harus segera mempersiapkan langkah pemulihan, agar dampaknya tidak menjadi semakin parah dan menimbulkan kepanikan.

Dan, seminar ini untuk memberikan masukan kepada pemerintah terkait kebijakan strategis yang bagaimana untuk menghadapi resesi ekonomi selama pandemi.

Mengutip pamdangan para ahli, rektor menyampaikan, dalam ekonomi makro, para ahli menyatakan resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk domestik bruto (PDB) menurun, atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Bisa juga dipahami krisis ekonomi sebagai adanya shock pada sistem perekonomian di suatu negara. Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan.

Rektor Institut STIAMI Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng
Rektor Institut STIAMI Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng (Istimewa)

Menurutnya, jika resesi ekonomi berlangsung dalam waktu yang lama, maka akan masuk ke fase depresi ekonomi.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved