Harlah NU

Hari Lahir ke-95 Nahdlatul Ulama, Sekjen Partai Bulan Bintang: NU Telah Hadir dengan Islam Moderat

Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Afriansyah Noor mengucapkan selamat hari lahir ke-95 untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Editor: PanjiBaskhara
Wikipedia
Logo Nahdlatul Ulama (NU) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Hari ini menjadi hari lahir ke-95 Nahdlatul Ulama (NU), Minggu (31/1/2021).

Sejumlah tokoh mengucapkan selamat hari jadi ke-95 NU, dan salah satunya Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Afriansyah Noor.

Ucapan selamat hari ulang tahun ke-95 NU dari Afriansyah Noor tersebut, saat menghadiri kegiatan Konsolidasi PBB se-wilayah Cirebon, hari ini.

Kegiatan PBB tersebut diketahui meliputi wilayah Kabupaten dan Kota, Indramayu, Majalengka hingga Kuningan.

Baca juga: Harlah ke-95 Nahdlatul Ulama, Anies: Terus Berikan Pesan-pesan yang Meneduhkan dan Mempersatukan

Baca juga: Mahfud MD Ucapkan Hari Jadi ke-95 Nahdlatul Ulama: Bangsa Indonesia Patut Bersyukur Mempunyai NU

Baca juga: Hari Lahir ke-95 Nahdlatul Ulama, Jokowi: Santri Melek Digital Membawa Manfaat Nyata Bagi Negara

"Selamat harlah NU ke-95. Khidmah NU 'Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan'"

"NU dengan perspektif Islam Nusantara telah kokohkan budaya bangsa dan budaya umat dalam keragaman"

"Dan NU telah hadir dengan Islam Moderat yang membawa pada kemajuan,” paparnya Afriansyah Noor dalam kegiatan tersebut.

Diharapkan Afriansyah Noor, NU tetap menggerakkan semangat nasionalisme dan semangat toleransi, hingga melawan segala bentuk radikalisme dan terorisme.

Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Afriansyah Noor mengucapkan selamat hari lahir ke-95 untuk Nahdlatul Ulama (NU), saat menghadiri kegiatan Konsolidasi PBB se-wilayah Cirebon, hari ini. Minggu (31/1/2021).
Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Afriansyah Noor mengucapkan selamat hari lahir ke-95 untuk Nahdlatul Ulama (NU), saat menghadiri kegiatan Konsolidasi PBB se-wilayah Cirebon, hari ini. Minggu (31/1/2021). (Dok Partai Bulan Bintang (PBB).)

Dikatakan Afriansyah Noor, peran NU sangat signifikan dalam pembentukan identitas bangsa Indonesia.

Sejak Indonesia belum merdeka, jelas Afriansyah Noor, NU adalah organisasi yang memberikan kontribusi untuk mencapai kemerdekaan, hingga turut mengisi pembangunan negara Indonesia.

Peran strategis para kyai, santri dan pemangku kepentingan bangsa, ikut membangun masa depan Indonesia dan sangat diharapkan.

“Insya Allah NU selalu dicintai umat dan bangsa dan bersama kita semua memajukan Indonesia," singkatnya.

Mahfud MD: Bangsa Indonesia Patut Bersyukur Mempunyai NU

Hari ini, pada Minggu (31/1/2021), merupakan hari jadi ke-95 Nahdlatul Ulama (NU).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD pun berikan ucapan.

Ucapan selamat hari jadi ke-95 NU tersebut diucapkan Mahfud MD di Twitter @mohmahfudmd, subuh hari ini.

Menurut Mahfud MD, bangsa Indonesia patut bersyukur mempunyai NU.

Sebab NU, kata Mahfud MD, merupakan organisasi masyarakat Islam yang menyebarkan Islam yang ramah.

Selain itu, Mahfud MD sebut NU adalah ormas yang mempertemukan prinsip keislaman dan paham kebangsaan.

Bahkan NU dinilai telah membangun nasionalisme yang kemudian ikut mengantarkan Indonesia merdeka.

Berikut ucapan Mahfud MD untuk NU di akun Twitternya @mohmahfudmd dikutip Wartakotalive.com.

"Selamat hr jadi Nahdlatul Ulama (NU) yg ke 95. Bangsa Indonesia patut bersyukur mempunyai NU, ormas Islam yg menyebarkan Islam yg ramah, mempertemukan prinsip keislaman dan paham kebangsaan, menyemai dan membangun nasionalisme yg kemudian ikut mengantarkan INDONESIA merdeka," tulis akun @mohmahfudmd.

Mengutip Wikipedia, Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah.

Selain itu, NU sebagaimana organisasi-organisasi pribumi lain baik yang bersifat sosial, budaya atau keagamaan yang lahir di masa penjajah, pada dasarnya merupakan perlawanan terhadap penjajah.

Hal ini didasarkan, berdirinya NU dipengaruhi kondisi politik dalam dan luar negeri.

Sekaligus merupakan kebangkitan kesadaran politik yang ditampakkan dalam wujud gerakan organisasi dalam menjawab kepentingan nasional dan dunia Islam umumnya.

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis).

Karena itu sumber hukum Islam bagi NU tidak hanya al-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik.

Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu al-Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur Al Maturidi dalam bidang teologi/Tauhid/ketuhanan.

Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung mengikuti mazhab: Imam Syafi'i dan mengakui tiga madzhab yang lain:

- Imam Hanafi

- Imam Maliki, dan

- Imam Hanbali

Sebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah.

Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Syeikh Juneid al-Bagdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran ahlussunnah wal jamaah.

Serta, merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial.

Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara.

Gerakan tersebut berhasil kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.

NU dan Politik

Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955.

NU cukup berhasil dengan meraih 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante.

Pada masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal sebagai partai yang mendukung Soekarno, dan bergabung dalam NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis).

Nasionalis diwakili Partai Nasional Indonesia (PNI), Murba (Musyawarah Rakyat Banyak), dan lain-lain.

Agama diwakili Partai Nahdhatul Ulama, Masyumi, Partai Katolik, Parkindo (Partai Kristen Indonesia), dan lain-lain.

Dan Komunis diwakili oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 5 Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP.

Pada muktamar NU di Situbondo, NU menyatakan diri untuk 'Kembali ke Khittah 1926' yaitu untuk tidak berpolitik praktis lagi.

Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU.

Yang terpenting adalah Partai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan oleh Abdurrahman Wahid.

Pada pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR.

Bahkan bisa mengantarkan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI.

Pada pemilu 2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR. (CC/Wartakotalive.com/Wikipedia)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved