Program Kewirausahaan Sosial (ProKus) Berdayakan KPM PKH

Lewat program Kewirausahaan Sosial (Prokus) para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak hanya dapat bantuan modal usaha, namun juga mentoring.

Editor: Ichwan Chasani
Dok. Humas Kemensos
Kementerian Sosial meluncurkan program Kewirausahaan Sosial atau Prokus, demi terwujudnya kemandirian ekonomi di keluarga. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Kementerian Sosial meluncurkan program Kewirausahaan Sosial atau Prokus, demi terwujudnya kemandirian ekonomi di keluarga. Dalam upaya pemberdayaan sosial ini, Prokus hadir di DKI Jakarta, dan Majalengka.

Dirjen Pemberdayaan Sosial Edi Suharto menjelaskan, bagaimana Prokus ini hadir untuk memberdayakan.

“Prokus itu yang menjadi sasaran adalah Program Keluarga Harapan (PKH) graduasi, dimana artinya mereka-mereka yang sudah lulus dari program PKH. Sehingga, ini dapat menjembatani PKH graduasi yang memiliki rintisan usaha agar mereka dapat lebih berkembang,” ungkap Edi Suharto dalam pernyataan resminya, Jumat (29/1/2021).

Ia menambahkan, para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak hanya dapat bantuan modal usaha, namun juga mentoring.

“Mereka akan dapat terhubung dengan lembaga-lembaga permodalan seperti koperasi. Dalam pelakasanaannya, tidak hanya Bantuan Sosial Insentif Modal Usaha (BSiMU) namun juga adanya pendamping Inkubasi Mentoring Bisnis (IMB) dimana itu adalah cara Kementerian Sosial hadir dan membuat mereka mandiri secara ekonomi,” tambahnya.

Program Kewirausahaan Sosial (Prokus), sudah dirasakan manfaatnya oleh Wiwi, KPM yang berada di Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka.

“Alhamdulillah ada perkembangan, omset naik, usaha yang saya jalani itu kue basah, seperti donat. Sebelum dapat bantuan usaha dari Kementerian Sosial, paling dijual di lingkungan sekitar, tapi setelah dapat bantuan, sekarang bisa sampai ke pasar-pasar,” jelasnya.

Manfaat yang sama juga dirasakan oleh Ida, penjual makanan kering, salah satunya camilan gapit.

Bantuan itu sudah diterima dan dipakai untuk menambah modal usaha dan membantu meringkankan masalah di keluarga.

“Terima kasih sebesar-besarnya untuk Kemensos. Saya sangat terbantu, memperingankan beban dan penghasilan saya meningkat dari sebelumnya,” ujarnya.

Pandemi yang masih terus berlanjut, membuat beberapa pelaku usaha berhenti untuk produksi, karena omset yang menurun. Namun, dengan adanya Prokus membuat para usaha bangkit karena adanya modal usaha dari Kementerian Sosial.

“Bantuan Prokus ini sangat-sangat membantu KPM sekali, apalagi untuk usaha yang terhenti karena pandemi, jadi bisa memulai lagi,” kata Pipit, mentor Prokus yang mendampingi 30 KPM.  

“Omset sebelum dapat bantuan 0 rupiah, setelah menerima Prokus, sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup dan memulai kembali usahanya. Perhari bisa dapat untung,” tambah Pipit.

Di tahun 2021, Prokus sendiri memiliki target 7.000 KPM, dengan bantuan modal 2 juta per KPM. Dan proses pemberdayaan ini tetap dilakukan sama, dengan pemberian bantuan sosial insentif modal usaha, inkubasi dan mentoring bisnis dan pendampingan sosial.

Selain dari dana APBN, Prokus juga akan didukung Hibah Langsung Dalam Negeri (HLDN) kepada Penerima Manfaat non PKH. Dengan skema yang lebih fleksibel sesuai karakteristik dan kebutuhan PM, Prokus akan diterapkan kepada pilar-pilar sosial, seperti Karang Taruna atau Lembaga Kesejahteraan Sosial yang telah memiliki rintisan usaha yang berhasil.

Selain itu, dapat dijadikan model praktik terbaik (best practice), juga bisa direplikasi di tempat lain. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved