Banjir Kalimantan Selatan

Sering Diledek Suka Dangdutan, Banser Buktikan Hadir ke Lokasi Bencana untuk Membantu Warga

Sejumlah anggota Banser pun membagikan kegiatan kemanusiaan yang dilakukan di lokasi bencana menjawab tudingan warganet

Editor: Feryanto Hadi
Twitter @9itmr
Banser turut membantu warga yang terkena musibah banjir di Kalimantan Selatan 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Badan Otonom Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda Ansor mengerahkan anggotanya untuk menjadi relawan kemanusiaan dalam sejumlah musibah yang terjadi di Indonesia baru-baru ini.

Di sosial media, tersebar aksi anggota Ansor-Banser yang turut memberikan sumbangan maupun mengevakuasi warga di sejumlah lokasi bencana, salah satunya banjir di Kalimantan Selatan.

Bahkan, frasa Banser sempat menjadi trending topik di Twitter Indonesia.

Seperti diketahui, selama ini Ansor-Banser banyak mendapatkan ledekan dari warganet.

Warganet membanding-bandingkan Banser dengan Front Pembela Islam yang kini sudah bubar. 

Baca juga: Meski Tanpa Atribut, FPI Buka Posko Dapur Umum dan Bantu Evakuasi Korban Banjir di Kalsel

Sejumlah ledekan terhadap Banser di antaranya desakan untuk pergi ke Papua, 'ormas jaga gereja' atau 'jaga dangdutan'.  Meme yang menyudutkan Ansor-Banser sudah sering tersebar di media sosial.

Sejumlah anggota Banser pun membagikan kegiatan kemanusiaan yang dilakukan di lokasi banjir, sekaligus menjawab tudingan maupun pembandingan dengan FPI yang senantiasa berada di lokasi bencana sebagai relawan.

"Dari kemarin masih siaga di hari ke-3 "SEJAK" Banjir Bandang. Dari evakuasi, bangun dapur umum, bikin posko, standby 24 jam, hingga membantu warga terdampak. Satsus Balakar dan Bagana Satkorwil Banser Kalimantan Selatan. Masih nanya Banser dimana?" tulis @Ch_Chotlmah.

Baca juga: UPDATE Banjir Kalsel, 5 Orang Meninggal, Ratusan Ribu Warga Mengungsi, Jalur Trans-Kalimantan Putus

Baca juga: Greenpeace: Lebih dari Separuh Hutan Hujan di Kalsel Berganti Jadi Tambang Batubara dan Pekebunan

Chotimah tampaknya geram dengan pertanyaan-pertanyaan dari warganet yang mencari keberadaan Ansor-Banser di lokasi bencana.

"Nanya Banser dimana, tuduh Banser hilang saat bencana, tapi saat dikasih video dan foto Banser sdh ada membantu sejak beberapa hari yang lalu, langsung ngamuk2," imbuhnya

Meski demikian, tetap saja ada warganet yang membully aksi Banser yang turun ke lokasi bencana dengan memberikan komentar-komentar meledek.

Bahkan, ada yang menganggap Banser tidak konsisten lantaran selama ini sejumlah oknum anggotanya menuding FPI melakukan pencitraan dengan menyebarkan foto ketika mereka sedang membantu di lokasi bencana.

Menanggapi hal itu, pengurus Ansor Pusat, Rifqi angkat bicara.

"Banser jaga greja dibully, ada bencana Banser juga dibully. Banser dididik menjaga NKRI lahirbathin sejak dalam pikiran, dibully apa bae yo tetap wae berkiprah di tengah Masyarakat," tulis Wasekjen Pimpinan Pusat GP Ansor @elmoerif

Banser saat mendistribusikan bantuan bagi korban bencana
Banser saat mendistribusikan bantuan bagi korban bencana (Twitter @elmoerif)

Update banjir Kalsel

Musibah banjir di Provinsi Kalimantan Selatan sudah berlangsung selama beberapa hari, menyebabkan sebagian akses tertutup.

Hingga Minggu (17/1/2021) banjir masih belum juga surut di sejumlah titik

Curah hujan yang tak kunjung menurun mengakibatkan banjir di Kalimantan Selatan semakin meluas.

Banyak warga mengharapkan bantuan segera datang.

Distribusi bantuan terkendala akibat banjir memutus Jalan Nasional Trans-Kalimantan di dua lokasi berbeda.

Jalur pertama yang terputus berada di Desa Gunung Raja, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Jalur ini sudah terputus sejak beberapa hari lalu.

Jalur kedua berada di Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, setelah jembatan penghubung ambles diterjang banjir pada, Kamis (14/1/2021) dini hari. Kedua jalur ini menghubungkan Provinsi Kalsel dengan Kalimantan Timur (Kaltim).

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNBP) menyampaikan, banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan mengakibatkan 5 orang meninggal dunia hingga Sabtu (16/1/2021).

Baca juga: Bela Raffi Ahmad dan Ahok, Abu Janda Minta Anies Baswedan Diproses Hukum karena Temui Habib Rizieq

Sementara itu, sebanyak 27.111 rumah terendam dan 112.709 warga mengungsi.

"Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 5 meninggal dunia," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (16/1/2021).

Radit mengatakan, terdapat tujuh kabupaten yang terdampak banjir di Kalimantan Selatan yakni Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kota Tanah Laut.

Baca juga: Kapal China Cuma Diusir saat Tepergok di Selat Sunda, Roy Suryo:Harusnya Ditenggelamkan di Mile 50

Ia mengatakan, selain lima orang meninggal dunia, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 11.200 warga mengungsi dan 64.400 jiwa terdampak.

Kemudian, di Kabupaten Banjar terdapat 51.362 orang terdampak dan mengungsi dengan 14.791 rumah terendam banjir.

Sementara itu, di Kabupaten Tanah Laut terdapat 27.024 orang terdampak dan mengungsi dengan 8.249 rumah terendam.

Lalu, di Kabupaten Balangan terdapat 11.816 orang terdampak dan mengungsi dengan 3.571 rumah terendam.

Kabupaten Tapin sebanyak 1.777 warga terdampak dan mengungsi dengan 112 rumah terendam banjir.

Tak hanya itu, di Kabupaten Banjar Baru terdapat 622 warga juga terdampak dan mengungsi dengan 296 rumah terendam banjir.

Lalu, di Kabupaten Tabalong terdapat 180 warga terdampak dan mengunsi dengan 92 rumah terendam banjir.

Lebih lanjut, Radit mengatakan, BNPB telah menyerahkan dana bantuan siap pakai senilai total Rp 3,5 miliar untuk penanganan banjir di Kalimantan Selatan.

Selain itu, BNBP mendirikan lima tenda pengungsian, 100 bed, satu unit perahu lipat sepanjang 10 meter dengan mesin, pelampung, dan 100 paket makan siap saji serta makanan tambahan dan masker.

"Dana siap pakai dari BNPB untuk Provinsi Kalimantan Selatan telah disalurkan Rp 1 miliar , Kabupaten Banjar Rp 500 juta, Kabupaten Tanah Laut Rp 500 juta, Kabupaten Barito Kuala Rp 500 juta, Kabupaten Hulu Sungai Tengah Rp 500 juta serta Kabupaten Balangan Rp 500 juta," ujar Raditya.

Diberitakan, banjir melanda hampir seluruh wilayah Kalimantan Selatan akibat tingginya intensitas hujan selama beberapa hari terakhir. Gubernur Kalimantan Selatan pun telah menaikkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat.

"Sehubungan hal tersebut, saya atas nama Pemerintah Provinsi Kalsel dengan ini menyatakan bahwa kejadian yang dimaksud bencana alam menerapkan status siaga," ujar Sahbirin Noor dalam keterangan yang diterima, Jumat.

"Untuk darurat bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gelombang pasang menjadi status tanggap darurat," tambah dia.

Dapat sorotan organisasi lingkungan

Sementara itu sejumlah organisasi pemerhati lingkungan hidup menyoroti banjir kali ini disebabkan oleh rusaknya ekologi di Kalsel akibat ulah manusia.

Greenpeace Indonesia melalui @GreenpeaceID menerangkan bahwa lebih dari separuh hutan hujan Kalimantan hilang dalam 50 tahun terakhir, berganti dengan perkebunan monokultur dan lubang tambang batubara.

"Kini meningkatnya suhu bumi yang disebabkan pembakaran batubara dan hilangnya hutan, membawa bencana Krisis Iklim ke tanah Borneo," tulis @GreenpeaceID pada Sabtu (16/1/2021).

Baca juga: Meski Tanpa Atribut, FPI Buka Posko Dapur Umum dan Bantu Evakuasi Korban Banjir di Kalsel

Greenpeace Indonesia menyebut bahwa kerusakan ekologi yang belum juga menjadi perhatian serius pemerintah @jokowi, mengantar pada bencana yang kembali mengawali awal pergantian tahun.

"Banjir Kalsel di awal tahun ini bukanlah yang pertama terjadi, tapi justru menimbulkan dampak yang kian parah."

Greenpeace Indonesia juga menyoroti tingginya curah hujan yang dijadikan alasan utama atas banjir yang terjadi. 

Baca juga: Bela Raffi Ahmad dan Ahok, Abu Janda Minta Anies Baswedan Diproses Hukum karena Temui Habib Rizieq

Padahal, faktor yang tidak kalah penting yakni adanya kerusakan lingkungan yang telah terjadi.

"Tingginya curah hujan masih dijunjung sebagai faktor. Padahal, laju #krisisiklim yang terus diperparah oleh ketimpangan lingkungan hidup atas kepentingan lahan industri menjadi penyebab utama."

"Perlu selalu kita sadari bahwa keseimbangan ekologi bukan hanya perihal pelestarian lingkungan ataupun ekosistem alam di luar sana, tapi juga soal hajat hidup yang dekat dengan kita semua. Soal bencana yang semakin marak mengancam nyawa.

Baca juga: Kapal China Cuma Diusir saat Tepergok di Selat Sunda, Roy Suryo:Harusnya Ditenggelamkan di Mile 50

Waktunya tanamkan kepedulian untuk bersama mendorong upaya pemulihan lingkungan menuju normal baru yang berkelanjutan, demi meredam ancaman bencana yang berulang. Semoga saudara-saudara kita selalu berada dalam keselamatan."

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved