Berita Nasional
Kapal China Cuma Diusir saat Tepergok di Selat Sunda, Roy Suryo:Harusnya Ditenggelamkan di 'Mile 50'
Harusnya, tulis Roy di media sosial Twitter, kapal itu tidak hanya digiring keluar dari zona teritorial, namun perlu ada langkah tegas.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Mantan politisi Partai Demokrat, Roy Suryo turut menyoroti keberadaan kapal survei milik China Xiang Yang Hong ke perairan Indonesia di Selat Sunda.
Masuknya kapal tersebut jauh dari batas teritorial menjadi pertanyaan sekaligus evaluasi bagi sistem pertahanan Indonesia dalam mengantisipasi penyusupan kapal-kapal asing.
Terlebih, beberapa waktu lalu, ada temuan Seaglider yang justru ditemukan oleh nelayan.
Diketahui, kapal survei milik China Xiang Yang Hong bisa masuk jauh ke perairan Indonesia tanpa diketahui setelah tiga kali mematikan Automatic Identification System (AIS).
Sebelumnya diberitakan, badan Keamanan Laut ( Bakamla) berhasil mengintersep kapal survei China, Xiang Yang Hong 03 yang terbukti mematikan Automatic Identification System (AIS) ketika melintasi perairan Selat Sunda pada Rabu (13/1/2021) malam.
Baca juga: Meski Tanpa Atribut, FPI Buka Posko Dapur Umum dan Bantu Evakuasi Korban Banjir di Kalsel
Baca juga: Syekh Ali Jaber Tak Pernah Berniat Balik ke Madinah,Telanjur Cinta Indonesia, Siap Mati di Indonesia
"Bakamla RI berhasil mengintersep kapal survei China (Xiang Yang Hong 03) di Selat Sunda pada Rabu (13/1/2021)," ujar Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita dalam keterangan tertulis, Kamis (14/1/2021).
Adapun AIS sendiri merupakan sistem tracking kapal otomatis yang memberikan informasi tentang keadaan kapal.
Baik posisi, waktu, haluan, dan kecepatannya untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
Baca juga: Denny Darko Bikin Geger, Ramalkan Sosok Satrio Piningit Akan Muncul di Jakarta pada 2021
Baca juga: Bikin Geger hingga Diancam Dipolisikan, Mbak You Revisi Ramalannya, 2021 Jokowi Tidak Jadi Lengser

Wisnu menjelaskan, intersep kapal China ini bermula ketika Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) Bakamla mendeteksi Xiang Yang Hong 03 tengah berlayar di perairan Selat Sunda.
Saat itu, kapal terdeteksi tengah melaju dengan kecepatan 10,9 knot dan haluan ke barat daya.
Berdasarkan pantauan, kapal tersebut telah mematikan AIS sebanyak tiga kali selama melintasi Alur Laut Kepulauan Indonesia–I (ALKI-I).
Baca juga: Raffi dan Ahok Didesak Diproses Hukum, Mustofa Nahra Nyindir: Pasti Hukumannya Lebih Berat dari HRS
Ketiganya ketika melintasi Laut Natuna Utara, Laut Natuna Selatan, dan Selat Karimata.
Menerima informasi tersebut, Direktur Operasi Laut Bakamla, Laksamana Pertama Bakamla Suwito yang sedang memimpin tim SAR Bakamla mengevakuasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu langsung berkoordinasi dengan komandan SAR gabungan.
Ia kemudian memerintahkan komandan kapal KN Pulau Nipah 321, Letkol Bakamla Anto Hartanto untuk segera bertolak menuju selat sunda mendekati kapal tersebut.
Baca juga: Profil Lengkap Syekh Ali Jaber, Ulama Kondang Asal Madinah, Putuskan Jadi WNI pada 2012
Sekitar pukul 09.30 WIB, KN Pulau Nipah 321 segera bertolak menuju Selat sunda.
Kapal kemudian tiba di lokasi sekitar pukul 13.40 WIB dan mendeteksi kapal survei China berada pada jarak 40 Nm dengan kecepatan 9 knot dan arah haluan ke selatan.
KN Pulau Nipah lalu meningkatkan kecepatan hingga 20 knot untuk mendekati kapal tersebut.
"Sekitar pukul 20.00 WIB, Kapal Xiang Yang Hong 03 terdeteksi pada jarak 10 Nm dari kapal Bakamla. KN Pulau Nipah 321 membuka komunikasi melalui radio marine band di channel 16 dan mendapat respon dari kapal survei China tersebut," kata Wisnu.
Baca juga: Satrio Piningit yang Muncul di Tahun 2021 Menurut Denny Darko Berdarah Jawa dan Bukan dari Militer
Berdasarkan hasil komunikasi dan identifikasi, diketahui bahwa kapal ini memang bertolak dari China menuju Samudera Hindia dan melewati perairan Indonesia menggunakan Hak Lintas Alur Kepulauan sesuai dengan UNCLOS.
Dari keterangan yang diberikan, penyebab tidak terdeteksinya AIS dalam tiga periode waktu disebabkan karena adanya kerusakan pada sistem tersebut.
Merujuk Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis bagi Kapal yang berlayar di Wilayah Perairan Indonesia tertanggal 20 Februari 2019, dseibutkan setiap kapal berbendera Indonesia dan kapal asing yang berlayar di wilayah perairan Indonesia wajib memasang dan mengaktifkan AIS.
Baca juga: Syekh Ali Jaber Ajak Fadli Zon Berdoa Agar Indonesia Dihindarkan dari Penjajah yang Serakah
Baca juga: Muannas Alaidid Minta Polisi Tangkap Mbak You soal Ramalan Kerusuhan Hingga Ganti Presiden pada 2021
Setelah itu, KN Pulau NIpah 321 terus membayangi kapal survei China hingga keluar dari Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Sekitar pukul 21.00 WIB, kapal sasaran telah keluar dari ZEEI.
Selanjutnya, KN Pulau Nipah 321 putar arah kembali ke daerah operasi SAR.
"Kamis pagi, sekitar pukul 08.00 KN Pulau Nipah 321 tiba di daerah SAR dan bergabung kembali dengan tim SAR gabungan pesawat Sriwijaya Air SJ 182," imbuh Wisnu.
Baca juga: John Kei Didakwa Pasal Pembunuhan Berencana, Kuasa Hukum Sebut GodFather of Jakarta Itu Sudah Tobat
Prabowo dikiritik
'Penyusupan' kapal China itu membuat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi sorotan.
Prabowo dianggap telah 'kecolongan'.
Pegiat media sosial, Said Didu, bahkan menyebot bahwa pertahanan Indonesia sudah jebol lantaran kapal China itu dipergoki secara tidak sengaja saat sudah masuk begitu jauh ke perairan Indonesia.
Baca juga: Tagar KalselJugaIndonesia Tembus Ratusan Ribu, Warga Kalsel Memohon Diberikan Bantuan Logistik
Baca juga: Meski Tanpa Atribut, FPI Buka Posko Dapur Umum dan Bantu Evakuasi Korban Banjir di Kalsel
Apalagi, posisi kapal itu sudah cukup dengan dengan Jakarta sebagai ibukota negara.
Bapak Menhan @prabowo yth, kalau ini benar berarti pertahanan kita sudah jebol. Sudah berapa miles kapal tersebut memasuki wilayah laut kita tapi tidak "terdeteksi" dan sudah berada dekat Ibu Kota Jakarta," tulis Said Didu melalui akun Twitternya, Jumat (15/1/2021).
Selain Said Didu, sejumlah warganet juga protes lantaran tidak ada penindakan tegas terhadap kapal China yang terbukti melanggar teritorial dan kedaulatan RI itu.
Sementara itu, Roy Suryo pun turut berkomentar terhadap aksi kapal milik China itu.
Roy juga menyayangkan tidak ada tindakan tegas terhadap kapal itu.
Harusnya, tulis Roy di media sosial Twitter, kapal itu tidak hanya digiring keluar dari zona teritorial, namun perlu ada langkah tegas.
Baca juga: Dianggap Hina Presiden hingga Provokasi karena Menolak Vaksinasi, Ribka Tjiptaning Akan Dipolisikan
"Tweeps, KEPERGOK ? Berarti kalau pas tidak ada SAR besar2an SJ-182 yg melibatkan Kapal2 kita, Kapal Tiongkok yg (sengaja) 3x mematikan AIS / Automatic Identification System ini akan "lolos" spt Puluhan SeaGlider lainnya? Harusnya jangan cuma digiring, Tapi Tenggelamkan di Mile 50!," tulis Roy Suryo.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bakamla Berhasil Intersep Kapal Survei China di Selat Sunda, Giring Hingga Keluar ZEEI"