Syekh Ali Jaber Meninggal
USTAZ Yusuf Mansur dan Kapolres Jakpus Larang Jemaah Syekh Ali Jaber Datang ke RS dan Rumah Duka
Kapolres Jakpus Kombes Hengki Haryadi dan Ustaz Yusuf Mansur melarang jemaah datang ke RS Yarsi dan ke rumah duka Syekh Ali Jaber.
* Syekh Ali Jaber meninggal dunia Kamis (14/1/2021)
* Syekh Ali Jaber meninggal di RS Yarsi Jakpus
* Kombes Hengki Haryadi larang jemaah datang ke RS dan rumah duka
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Ustaz Yusuf Mansur dan Kapoalres Jakpus Kombes Hengki Haryadi melarang jemaah untuk mendatangi RS Yarsi dan kediaman Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber meninggal dunia Kamis (14/1/2021) sekitar pukul 08:30 WIB.
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Syekh Ali Jaber meninggal dunia di RS Islam Yarsi, Jakarta Pusat.
Melalui video yang dibagikan di akun instagramnya, Ustaz Yusuf Mansur melarang jemaah datang ke RS Yarsi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Baca juga: DIHUJAT Ramai-ramai, Raffi Ahmad Minta Maaf kepada Presiden Jokowi dan Masyarakat Indonesia
Baca juga: Syekh Ali Jaber Pernah Jenguk Ani Yudhoyono di Rumah Sakit, SBY: Selamat Jalan Sahabatku
Yusuf Mansur juga melarang jemaah datang ke rumah duka di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.
"Buat jemaah semua yang mencintai Syekh Ali. Justru karena cinta. Gak usah pergi ke rumah sakit. Gak usah kumpul di sini," ujar Yusuf Mansur, siang ini.
Dia berbicara didampingi dokter dari RS Islam Yarsi dan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi.
Yusuf Mansur menyarankan umat Islam, khususnya jemaah Syekh Ali Jaber, untuk segera lakukan salat gaib di masjid atau musola atau berdoa di rumah masing-masing.
"Saya bersama Kapolres dan pihak RS, sangat mengharapkan tidak ada kerumunan," ujar Yusuf Mansur.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Syekh Ali Jaber, Dipuji Mahfud MD sebagai Ulama Menyejukkan hingga Ditusuk di Lampung
Baca juga: Profil Lengkap Syekh Ali Jaber, Ulama Kondang Asal Madinah, Putuskan Jadi WNI pada 2012
Kapolres Jakpus Kombes Hengki Haryadi mengatakan, dirinya bersama Ustaz Yusuf Mansur sedang di berada di RS Yarsi Jakpus.
"Apa pun hasil (pemeriksaan Syekh Ali Jaber), kita harapkan tidak ada kerumunan kita taat protokol kesehatan, apalagi sekarang ada PPKM. Covid-19 sekarang sedang tinggi-tingginya," ujar Hengki.
Karena itu, Hengki meminta para jemaah untuk tetap menjaga protokol kesehatan, menghindari kerumunan, tidak usah datang ke RS maupun rumah duka Syekh Ali Jaber.
"Tidak usah datang ke RS maupun ke rumah duka. Hindari kerumunan," kata Hengki.
Yusuf Mansur menambahkan, "Kalau cintai Syekh Ali, lebih baik langsung duduk, doa, baca tahlil, yasin. nanti kalau sudah tenang, silakan ziarah ke makam."
Yusuf Mansur yakin Syekh Ali Jaber meningal dalam husnul khotimah dan sudah dibersihkan oleh Allah SWT.
"Beliau sudah dibersihkan oleh Allah. Sempat koma 19 hari," ujarnya.
Yusuf Mansur kembali mengingatkan semuanya untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer.
"Jangan sampai lepas masker. Kalau ada makan-makan, bungkus aja. Makan di rumah," ujarnya.
Syekh Ali Jaber Sempat Kena Covid-19
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, kabar duka Syekh Ali Jaber meninggal dunia di RS Islam Yarsi, Jakarta, Kamis (14/1/2021).
Kabar itu tersiar di grup WA yang mengabarkan ulama Syekh Ali Jaber meninggal pukul 08.40 WIB.
Kabar ini dibenarkan Ketua Yayasan Syekh Ali Jaber, Habib Abdurrahman Al-Habsyi, lewat telepon.
Apakah penyakit penyebab Syekh Ali Jaber wafat?
Sebelumnya Syekh Ali Jaber sempat positif Covid-19, namun sudah dinyatakan sembuh.
Syekh Ali Jaber juga dikabarkan positif covid-19.
Baca juga: Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia, Sempat Minta Dimakamkan di Lombok, ini Alasannya
Baca juga: Setelah Aa Gym, Kini Syekh Ali Jaber juga Dinyatakan Positif Covid-19, Nafas Dibantu Oksigen
Informasi itu disampaikan oleh Ustaz Yusuf Mansur melalui akun Instagram-nya @yusufmansurnew.
Dalam akunnya Yusuf Mansur mengunggah foto Syekh Ali Jaber yang tengah berada di atas tempat tidur rumah sakit.
Baca juga: Daftar 23 Tempat Wisata di Jakarta yang Tutup Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Baca juga: HOAX! Surat Telegram Sebut Pembubaran Ormas FPI, HTI, JAT, FUI, MMI, ini Penjelasan Kabaintelkam
Di foto itu tampak Syekh Ali Jaber mengenakan kaos merah dan hidungnya mengenakan oksigen.
"Ayo kawan-kawan, doain guru-guru kita. Ini bertambah lagi. Tadi Aa Gym. Nyusul Ust Syafii Antonio. Sekarang, Syeikh Ali. Mohon doain," tulis Yusuf Mansur.
Ia pun meminta agar mmasyarakat juga tidak menganggap remeh sebaran virus Covid-19 ini.
Di mana ia kembali mengingatkan untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
"Dan jangan anggep remeh prokes yaaaa... Maskeran lah di mana-ana. Dan jangan yang laen. Terus rajin-rajin cuci tangan, hindarin kerumunan bener. Kalo ga, makin panjang lagi Covidnya. Sebab ga putus-putus mata rantainya," katanya.
Tak hanya itu, Yusuf juga mengingatkan bahwa jumlah kasus covid-19 saat ini kembali meningkat.
Ia berharap agar tidak lebih tinggi jumlahnya pada Maret 2020 lalu dengan tetap disiplin.
"Rumah-rumah sakit makin penuh. Puskemas penuh. Berbagai kota, hotel-hotel disulap jadi Hotel Covid. Termasuk punya kita, Hotel Siti Bandara. Dipake buat Covid," kata Yusuf.
"Ya mau gimana lagi? Lah kalo kawan-kawan ga disiplin, sembarang, cuek, bukan hanya tempat yang ga ada. Dokter sama perawat pun bisa sangat kekurangan. Bismillaah. Kita doain Syeikh Ali dan guru-guru yang lain. Juga buat semua," katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia, Sempat Dirawat karena Terpapar Covid-19
Berniat Dimakamkan di Lombok
Di mana sebelumnya Syekh Ali Jaber dirawat di rumah sakit tersebut karena terpapar Covid-19, meskipun saat wafat sudah dalam kondisi negatif.
Syekh Ali Jaber sendiri juga pernah mengungkapkan jika dirinya wafat, agar dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dikutip dari TribunSol0, sebelumya, kondisinya sempat dikabarkan membaik beberapa waktu lalu.
Wasiatnya Kepada Keluarga Jika meninggal.
Wasiat Ulama Syekh Ali Jaber diceritakan kepada sang istri yakni Umi Nadia.
Lahir buah hati bernama Hasan hasil dari buah cinta mereka.
Ternyata, jika Syekh Ali Jaber wafat ingin dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ali Jaber beralasan, Lombok mempunyai pesan tersendiri baginya.
Hasan lahir di Lombok.
“Ketika saya di Lombok ini, saya jauh lebih merasa nyaman. Karena ada ceritanya. Pertama saya berjuang di Indonesia memang di Lombok, anak saya lahir di Lombok,” ujarnya dalam Syekh Ali Jaber di channel sasak update yang diunggah ke YouTube, 30 Desember 2020.
“Kakek saya dua-duanya kelahiran Lombok. Kakek saya meninggal mati syahid melawan penjajah Jepang di Ampenan Lombok. Saya sampaikan ke Pak Jokowi waktu ketemu, saya sebenarnya cucu pahlawan tapi belum terdaftar. Bahkan ayah dari ibu saya sendiri termasuk dia juga kelahiran Indonesia di Bumiayu dan adiknya juga kelahiran Lombok,” ujar Ali Jaber di channel sasak update.
Saat ini, Syekh Ali Jaber sedang mendapatkan perawatan insentif di sebuah rumah sakit Jakarta.
Ia mendapatkan perawatan insentif di ruang ICU.
Syekh Ali Jaber juga berkeinginan ingin dimakamkan di Madinah.
Baca juga: Polisi Duga Alfin Andrian Berencana Bunuh Syekh Ali Jaber, Terungkap dari Pisau yang Dibawa
Namun berhubung dia berada di Indonesia, dia pun berwasiat untuk dimakamkan di Pulau Seribu Masjid tersebut jika dia wafat.
“Ya Allah walaupun saya memilih, memohon meninggal di Madinah. Kalau saya ditetapkan meninggal di Indonesia, mohon saya mau dimakamkan di Lombok,” ucapnya.
Ali Jaber juga mempunyai keinginan mulia membina anak-anak diLombok menjadi calon penghafal Alquran.
“Lombok termasuk pulau kesayangan saya, makanya saya tadi sampaikan ke Pak Kanwil, Insya Allah rencana kami bersama Kapolda, untuk kita kedepan memimpin, membina anak anak Lombok menjadi calon hafidz dan hafidzah untuk acara Hafidz Indonesia di RCTI,” pungkasnya.
Kabar tersebut disampaikan langsung melalui laman Instagram resmi Yayasan Syekh Ali Jaber.
Sebelumnya ramai di media sosial, Syekh Ali Jaber kritis dan masih dirawat di intensive care unit (ICU).
Foto Ali Jaber menggunakan ventilator beredar luas di media sosial. (*)