Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Mantan Senior KNKT: Ada Kemiripan Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 dan Adam Air Tahun 2007

Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 ini bisa dibilang mirip dengan Adam Air KL 574 yang jatuh di Selat Makassar.

Kolase foto Wartakotalive.com/IntisariGrid.Id
Menurut analisa KNKT Ada kemiripan antara kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 dengan Adam Air KL 574 

"Dari data radar, dia memang menghadapi suatu kondisi cuaca."

"Memang kalau sudah kondisi seperti itu, maka pilot harus mengambil keputusan apakah menghindar atau bisa tembus," ujar Wenas.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) indetifikasi korban hasil pencarian TIM SAR di JICT, Tanjungpriuk, Jakarta Utara, Senin (11/1/2021).Total, Sejumlah korban meninggal dan 53 properti berupa pakaian korban, serpihan maupun pelampung milik pesawat SJ-182 berhasil ditemukan. (WARTAKOTA/Henry Lopulalan)
Tim Disaster Victim Identification (DVI) indetifikasi korban hasil pencarian TIM SAR di JICT, Tanjungpriuk, Jakarta Utara, Senin (11/1/2021).Total, Sejumlah korban meninggal dan 53 properti berupa pakaian korban, serpihan maupun pelampung milik pesawat SJ-182 berhasil ditemukan. (WARTAKOTA/Henry Lopulalan) (WARTAKOTA/Henry Lopulalan)

Ia juga menyampaikan, keputusan untuk menghindar maupun menembus cuaca buruk merupakan keputusan subjektif dari pilot.

Juga, setiap perubahan penerbangan harus dilaporkan kepada petugas pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Controller (ATC).

Kecuali, jika komunikasi tersebut tidak sempat terjadi karena kondisi darurat.

"Kalau komunikasinya tidak sempat, kita harus mencoba menganalisa kenapa tidak ada komunikasi yang normal," ungkap Wenas.

"Komunikasi meskipun tidak jelas, radar bisa mendeteksi gerakan pesawat selama kodenya sama," tambahnya.

Wenas menduga, kode yang didapat dari radar penerbangan, Sriwijaya Air ini tidak mengalami kelainan dari faktor luar seperti adanya terorisme.

Ia hanya menyebut, kru pesawat diduga mengalami kondisi darurat yang mengharuskan mengindar dari badai petir (thunderstorm) atau memasukinya.

Petugas memeriksa kantong jenazah berisi bagian tubuh korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta Utara, Senin (11/1/2021). Tim SAR gabungan pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hingga Senin (11/1/2021) sore telah berhasil membawa 14 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban. Tribunnews/Irwan Rismawan
Petugas memeriksa kantong jenazah berisi bagian tubuh korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta Utara, Senin (11/1/2021). Tim SAR gabungan pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hingga Senin (11/1/2021) sore telah berhasil membawa 14 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

"Dikejadian ini, kode itu tetap dipakai dengan kita dapat asumsi bahwa tidak terjadi kelainan dari luar, dalam arti ada terorisme."

"Jadi kita beranggapan kondisi saat itu masih normal, cuma kemungkinan besar kru mengambil keputusan untuk masuk atau tidak masuk ke thunderstorm," jelas Wenas.

Namun, menurut analisisnya, kesimpulan penyebab kecelakaan masih belum bisa dipastikan.

Sebab, penyebab jatuhnya pesawat harus melalui tahap investigasi lebih lanjut.

TONTON JUGA 

Terlebih menganalisis FDR (flight data recorder) dan CVR (cockpit voice recorder) dari kotak hitam atau black box pesawat bila sudah ditemukan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved