Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Mantan Senior KNKT: Ada Kemiripan Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 dan Adam Air Tahun 2007
Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 ini bisa dibilang mirip dengan Adam Air KL 574 yang jatuh di Selat Makassar.
"Dari data radar, dia memang menghadapi suatu kondisi cuaca."
"Memang kalau sudah kondisi seperti itu, maka pilot harus mengambil keputusan apakah menghindar atau bisa tembus," ujar Wenas.

Ia juga menyampaikan, keputusan untuk menghindar maupun menembus cuaca buruk merupakan keputusan subjektif dari pilot.
Juga, setiap perubahan penerbangan harus dilaporkan kepada petugas pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Controller (ATC).
Kecuali, jika komunikasi tersebut tidak sempat terjadi karena kondisi darurat.
"Kalau komunikasinya tidak sempat, kita harus mencoba menganalisa kenapa tidak ada komunikasi yang normal," ungkap Wenas.
"Komunikasi meskipun tidak jelas, radar bisa mendeteksi gerakan pesawat selama kodenya sama," tambahnya.
Wenas menduga, kode yang didapat dari radar penerbangan, Sriwijaya Air ini tidak mengalami kelainan dari faktor luar seperti adanya terorisme.
Ia hanya menyebut, kru pesawat diduga mengalami kondisi darurat yang mengharuskan mengindar dari badai petir (thunderstorm) atau memasukinya.

"Dikejadian ini, kode itu tetap dipakai dengan kita dapat asumsi bahwa tidak terjadi kelainan dari luar, dalam arti ada terorisme."
"Jadi kita beranggapan kondisi saat itu masih normal, cuma kemungkinan besar kru mengambil keputusan untuk masuk atau tidak masuk ke thunderstorm," jelas Wenas.
Namun, menurut analisisnya, kesimpulan penyebab kecelakaan masih belum bisa dipastikan.
Sebab, penyebab jatuhnya pesawat harus melalui tahap investigasi lebih lanjut.
TONTON JUGA
Terlebih menganalisis FDR (flight data recorder) dan CVR (cockpit voice recorder) dari kotak hitam atau black box pesawat bila sudah ditemukan.