Berita Nasional

Polarisasi Makin Kuat, Kerukunan Masyarakat Terkikis, SBY Prihatin dan Khawatirkan Masa Depan Bangsa

SBY menilai, ada pihak menganggap mereka yang tidak sama identitasnya terkait agama, partai politik dan juga ideologinya akan dianggap sebaga lawan.

Editor: Feryanto Hadi
Tribunnews.com
Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 

SBY menilai kehidupan demokrasi akan tidak sehat jika polarisasi antar kubu politik sangat tajam. 

Untuk memilih kandidat dan calon-calon pemimpin, baik di pusat maupun daerah, akan sangat dipengaruhi dan ditentukan dengan latar identitas, paham ideologi dan politik yang sama.

Soal pertimbangan utama dalam memilih pemimpin seperti faktor integritas, kapasitas dan kesiapan untuk memimpin, suda dianggap tak lagi penting. 

Baca juga: Listyo Prabowo Bisa Pecahkan Rekor Tito Karnavian Jadi Kapolri Termuda, Sama-sama Lewati 4 Angkatan

SBY tak bisa membayangkan masa depan negeri ini jika hal tersebut makin ekstrem terjadi dari tahun ke tahun.

Karena itu, SBY meminta para pemimpin dan semua elemen bangsa menyadari bahwa ada sesuatu yag harus dilaksanakan. 

"Mumpung belum terlalu jauh divisi dan polarisasi sosial serta politik di negeri kita. Pembiaran dan inaction adalah dosa dan kesalahan besar," ucapnya.

Ia pun mengingatkan, jangan ada pihak yang justru menginginkan atau memelihara polarisasi sosial-politik yang tajam ini untuk kepentingan pribadi dan politiknya.

Baca juga: Awalnya Minta Publik Tak Ributkan Aksi Blusukan Risma, Iwan Fals Kaget setelah Ada Deklarasi Relawan

Baca juga: Giliran Dewi Tanjung Akan Ikut Polisikan Fadli Zon karena Sempat Menyukai Akun Berisi Konten Porno

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono persembahkan lagu
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono persembahkan lagu "Seruling di Lembah Sunyi" untuk kenang almarhum istrinya, Ani Yudhoyono yang wafat 1 Juni 2019 silam. (youtube)

Menurutnya, kalau ada pihak-pihak yang berpikiran dan bertindak seperti itu, mereka bukan hanya tidak bertanggung jawab, tetapi juga tidak bermoral. 

"Sejarah menunjukkan bahwa bangsa yang sudah benar-benar terbelah dan terpolarisasi secara tajam, sangat tidak mudah untuk menyatukannya kembali," ujarnya.

Baca juga: Hinca Pandjaitan Kritik Jokowi yang Ajak Masyarakat Bersyukur Indonesia Bisa Kelola Pandemi Covid-19

Lebih lanjut, SBY meminta maaf jika ada pihak-pihak yang tak berkenan dengan apa yang disampaikannya.

Dia mengatakan, pandangan atau pendapat yang disampaikan niatnya baik.

Tak ada keinginan untuk menggurui siapa pun.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved