Investasi
Terus Menguat, JPMorgan Prediksi Harga Mata Uang Kripto Bitcoin Bisa Tembus Rp 2 Miliar
Salah satu bank investasi terbesar di AS, JPMorgan, memperkirakan harga bitcoin bisa mencapai 146.000 dolar AS atau sekitar Rp 2,02 miliar.
Kapitalisasi pasar bitcoin tersebut bakal meningkat 4,6 kali lipat untuk bisa mengimbangi investasi di emas di sektor swasta yang sekitar 2,7 triliun dolar AS.
WARTAKOTALIVE.COM, NEW YORK - Mata uang kripto bitcoin membuka tahun 2021 dengan mencatat rekor nilai tertingginya seharga Rp 483,54 juta per 1 Bitcoin pada Minggu (3/1/2021), setelah sebelumnya mencapai kisaran 30.000 dolar AS atau sekitar Rp 417 juta.
Diproyeksi, kinerja mata uang kripto bitcoin masih bisa menguat hingga beberapa waktu ke depan.
Bahkan, salah satu bank investasi terbesar di Amerika Serikat, JPMorgan, memperkirakan harga bitcoin bisa mencapai 146.000 dolar AS atau sekitar Rp 2,02 miliar.
Harga mata uang kripto tersebut bersaing dengan emas yang selama pandemi menjadi alternatif investasi yang diminati investor.
Baca juga: Harga Aset Bitcoin Terus Meningkat, Ini 6 Cara Aman Investasi bagi Calon Trader Aset Kripto
Baca juga: Pandemi Covid-19 Bukan Halangan, Investor Justru Melihat Peluang Investasi Produk Multilateral ICDX
Meningkat 4,6 kali lipat
Kapitalisasi pasar bitcoin saat ini, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (6/1/2021), berada di kisaran 575 miliar dolar AS.
Nilai tersebut dihitung dari mengalikan harga dari total jumlah koin yang saat ini beredar.
Menurut JPMorgan, kapitalisasi pasar tersebut bakal meningkat 4,6 kali lipat untuk bisa mengimbangi investasi di emas di sektor swasta yang sekitar 2,7 triliun dolar AS.
Agar bitcoin bisa mencapai level tersebut, mata uang kripto itu harus bisa menjaga tingkat volatilitas harga agar bsia menarik kepercayaan investor institusional yang bakal melakukan invesasi dengan nilai besar.
Pasalnya selama ini bitcoin dikenal dengan volatilitas yang sangat tinggi.
Baca juga: Tahun 2021, Emas Tetap Menjanjikan Untuk Investasi
Pada perdagangan Senin (4/1/2021) harga bitcoin merosot di bawah level 30.000 dollar AS setelah mencapai titik puncak tersebut pada beberapa waktu lalu.
Namun demikian, harga bitcoin kembali naik 1 persen dalam waktu 24 jam, diperdagangkan di kisaran 31.720 dolar AS.
"Keuntungan jangka panjang ini berdasarkan penyamaan kapitalisasi pasar bitcoin dengan emas untuk tujuan investasi dan bergantung pada volatilitas (kecenderungan mudah berubah-red) bitcoin dibandingkan dengan emas dalam jangka panjang," tulis JPMorgan.
Lebih lanjut dijelaskan, "Alasannya adalah, bagi sebagian besar investor institusional, tingkat volatilitas penting untuk melakukan manajemen risiko portofolio dan semakin tinggi tingkat volatilitas, semakin tinggi risiko modal yang dikonsumsi oleh jenis aset tersebut."
Kepercayaan investor
Sementara itu, Crypto Bulls mengatakan, reli bitcoin baru-baru ini sangat berbeda dari gelembung atau bubble yang sempat terjadi pada tahun 2017 yang membuatnya mendekati 20.000 dolar AS per koin dan meletus menjadi hanya 3.122 dolar AS di tahun berikutnya.
Hal itu disebabkan oleh kepercayaan investor yang mulai membeli aset tersebut dan dipandang sebagai salah satu pendorong kepercayaan yang penting bagi aset digital.
Namun demikian, pihak yang skeptis akan melihat reli bitcoin sepanjang tahun 2020 seperti kejadian tahun 2017 lalu.
Pihak yang skeptis memandang bitcoin sebagai aset spekulatif tanpa nilai intrinsik dan memiliki kemungkinan menjadi gelembung yang meletus pada satu titik tertentu.
Baca juga: Aplikasi Pluang Luncurkan Produk Aset Kripto, Ini Keunggulannya, Risikonya?
Baca juga: Menangkap Peluang Ledakan Harga Aset Kripto Bitcoin
Salah satu pilihan investasi
Soal kepercayaan investor ini juga diungkapkan oleh COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda.
Tren positif kenaikan Bitcoin secara berturut-turut di awal tahun ini menjadi bukti meningkatnya kepercayaan publik atas aset kripto sebagai salah satu pilihan investasi yang menjanjikan, khususnya di masa pandemi ini.
Hal ini juga ditegaskan dengan harganya yang terus naik lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2020 di tengah pandemi.
Terbaru, mata uang tersebut berhasil mencatat rekor tertingginya dengan nilai Rp 483,54 juta per 1 Bitcoin pada Minggu (3/1/2021).
“Momen ini pun menjadi kesempatan bagi masyarakat luas yang ingin memulai investasi dalam trading aset kripto tanpa perlu khawatir secara berlebih,” ujar Teguh, Selasa (5/1/2021).
Baca juga: Tokocrypto Luncurkan Aplikasi Perdagangan Aset Kripto
Baca juga: Tokocrypto dan Jagartha Advisors Beri Edukasi Aset Kripto ke Investor Pasar Modal
Meski begitu, lanjut Teguh, Aset kripto memang tergolong instrumen investasi baru dan masih diperlukan edukasi secara menyeluruh bagi market Indonesia terkait trading aset kripto yang aman dan terpercaya.
Indonesia sendiri telah mengatur regulasi jual beli aset kripto melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Hal ini guna memastikan bahwa aset kripto yang kian berkembang ini telah diakui secara legal dan dapat diperjualbelikan melalui beberapa media exchange yang telah terdaftar secara resmi.
Baca juga: Ini Jadwal Pre-order Samsung Galaxy S21 di Indonesia, Simak Varian, Keunggulan, dan Spesifikasinya
Baca juga: Ini Harga, Varian, dan Spesifikasi Lengkap Samsung Galaxy A02s Triple Camera di Tanah Air
Tips bagi calon trader
Nah, bagi Anda yang ingin menjadi calon trader aset kripto, ada baiknya perhatikan terlebih dahulu beberapa hal yang perlu dipahami berikut ini:
1. Memastikan Legalitas Exchange
Saat menentukan untuk terjun di investasi aset kripto, pemilihan media exchange untuk melakukan transaksi menjadi penting demi memastikan keamanan investasi aset.
Pastikan exchange yang dipilih legal dan terdaftar resmi di Bappebti.
Di Indonesia sendiri, ada 13 exchange yang terdaftar resmi seperti Tokocrypto, Indodax, Pintu, Luno, Rekeningku dan lainnya.
Baca juga: Dukung UMKM dengan Kemudahan Kredit, Maybank Indonesia Raih Penghargaan dari Bank Indonesia
2. Mempelajari Jenis Aset Kripto yang Diminati
Sebelum mulai berinvestasi, trader perlu memahami jenis-jenis mata uang kripto yang beredar di pasaran.
Bitcoin (BTC) memang menjadi favorit, namun masih ada Ethereum (ETH), Ripple (XRP), Tether (USDT), dan lainnya.
Dengan memahami jenis koin tersebut, calon trader bisa mengecek ketersediaannya di exchange yang diminati.
Misalnya Tokocrypto menyediakan 34 jenis koin dan Indodax memiliki 110 jenis koin.
Namun perlu diingat oleh trader untuk berhati-hati memilih koin dalam investasi ini, karena banyak jenis yang belum populer dan pergerakan harganya sangat agresif.
Baca juga: Awas Spionase, Ketua DPD RI: Usut Pemilik Drone Bawah Laut di Selayar dan Evaluasi Sistem Pertahanan
3. Besaran Biaya Layanan
Dalam melakukan transaksi perdagangan aset kripto, ada skema biaya layanan yang dibebankan pada trader yakni biaya pembelian dan penarikan.
Perlu diingat ada beberapa exchange di Indonesia seperti Tokocrypto, Pintu, dan Luno yang memberikan flat rate untuk biaya penarikan.
Namun, ada juga yang menggunakan skema persentase sesuai nominal penarikan seperti Indodax.
Tentunya skema flat rate akan lebih menguntungkan bagi para trader.
Tidak hanya itu, ada pula biaya transaksi sebagai market taker yang akan dikenakan kepada para trader.
Biaya market taker merupakan potongan biaya jika trader melakukan transaksi dengan ikut pada antrian harga yang sudah ada.
Misalnya, trader membeli Bitcoin seharga Rp10 juta melalui Tokocrypto maka dikenakan biaya potong sebesar 0,1 persen yakni Rp10 ribu atau jika membeli melalui Indodax dikenakan biaya 0,3 persen yakni Rp 30 ribu.
4. Perhatikan Spread Harga
Seperti membeli emas, ada spread harga atau selisih harga jual dan beli yang harus diperhatikan oleh trader.
Selisih harga beli dan jual yang tidak terlalu besar, akan memperluas ruang gerak trader dalam membuat keputusan atas aset kripto yang dimiliki.
Seperti Tokocrypto misalnya sempat memiliki spread harga hanya Rp 1 saja jika dibandingkan dengan exchange lain yang spread harganya lebih lebar.
5. Kelengkapan Fitur Trading yang Dimiliki
Setiap exchange pasti memiliki fitur trading unggulan yang ditawarkan kepada trader untuk mendukung aktivitas transaksinya.
Namun, ada beberapa fitur yang penting dan bermanfaat bagi trader seperti fitur chart harga untuk melakukan analisis, fitur cut loss yang bisa membantu trader membatasi kerugian harga tertentu, dan fitur short selling untuk memastikan trader tetap mendapatkan untung meskipun harga aset kripto yang dimiliki sedang mengalami penurunan.
Pastikan exchange yang dipilih oleh trader bisa memenuhi kebutuhan fitur ini, seperti yang ditawarkan Tokocrypto.
6. Teknologi Keamanan yang Diterapkan
Hal terakhir yang penting diperhatikan oleh trader adalah penggunaan teknologi untuk menjamin keamanan transaksi di exchange yang dipilih.
Mayoritas exchange di Indonesia telah menggunakan standar keamanan seperti Two Factor Authenticator (2FA) dan konfirmasi lewat email dan sms.
Namun, trader bisa lebih memastikan keamanan exchange tersebut dari website yang mendokumentasikan tes keamanan exchange seluruh dunia seperti coingecko atau cer live.
Tokocrypto misalnya mendapatkan support teknologi Binance Cloud yang teruji sebagai salah satu exchange dengan rating (9,35), memastikan keamanan berlapis yang terjamin jika trader melakukan transaksi.
Selain itu, dengan memiliki exchange yang terdaftar di BAPPEBTI, maka hampir dipastikan mereka juga telah memiliki sertifikasi ISO 27001 tentang Sistem Keamanan Informasi dan telah pula terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "JPMorgan Proyeksi Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp 2 Miliar" Penulis: Mutia Fauzia